✦ -❥ ; Mancing Udang ✿'

62 68 55
                                    

Langit Senja : part 10
•••

Hay guys



Kalian pada umur berapa nih?



Selamat membaca ❤️

•••

Sudah hampir satu setengah jam lamanya siswa-siswi SMA Gardenia berbaris dilapangan tetapi sang kepala sekolah belum juga mengakhiri ceramahnya. Sinar matahari sudah semakin terik dan menyengat kulit yang membuat murid grasak-grusuk karena kepanasan.

Begitu juga dengan Senja yang sedari tadi sudah merasa tidak nyaman karena kepalanya tambah sakit dan merasa pusing. Keringat dingin bercucuran di pelipisnya. Ia mencengkram kuat rok abu-abu nya.

Duh tuh guru kapan selesai ceramahnya sih. Batin Senja.

"Lu gapapa?" tanya Langit dengan raut wajah khawatir.

Langit yang berbaris disebelah Senja sedari tadi terus memperhatikan gerak-gerik cewek itu.

"Gue gapapa kok." sahut Senja memaksakan senyumnya agar Langit percaya.

Langit kembali menghadap kedepan dan sesekali melirik Senja yang terlihat semakin tidak tenang.

Senja mencengkram roknya semakin kuat karena rasa pusingnya semakin bertambah dan akhirnya tubuhnya oleng. Dengan sigap Langit menangkap tubuh Senja yang hampir jatuh ketanah.

"Kita ke UKS aja ya?" tawar Langit sembari memegangi tubuh Senja.

"Gue gapapa kok ini juga udah mau selesai kan." Senja kembali menegakkan tubuhnya.

Akhirnya sang kepala sekolah sudah menyelesaikan ceramahnya yang membuat para murid bernafas lega termasuk Senja. Upacara pun berakhir dan seluruh siswa dibubarkan.

Senja berjalan sedikit sempoyongan karena masih sangat pusing. Langit yang melihat itu berjalan mendekati cewek itu dan merangkulnya untuk berjaga-jaga jikalau saja dia pingsan.

Senja yang terkejut langsung menoleh kearah Langit.

"Kalo sakit nggak usah dipaksa mending istirahat." ucap Langit yang masih setia merangkulnya.

Senja hanya tersenyum kecil dan melanjutkan langkahnya.

"Main rangkul-rangkul anak orang aja lu." ucap Samudra yang datang menghampiri mereka bersama Arvino dan kelima teman Senja.

"Gua cuma bantu dia, tadi hampir pingsan pas dibarisan." jelas Langit tanpa melepas rangkulannya.

"Udah gua bilangin nggak usah ikut kalo lu beneran pingsan gua makin khawatir jadinya." ujar Arvino dengan nada sedikit marah.

"Lu gapapa kan? Kita ke UKS aja yuk." ucap Mutiara dengan nada khawatir.

"Udah gue bilang gue gapapa." ucap Senja tersenyum simpul agar menghilangkan kekhawatiran teman-temannya.

"Dari dulu nggak pernah berubah." cibir Arvino.

"Ya kan emang bener gue gapapa cuma pusing doang. Dari dulu kan emang sering gini." ucap Senja.

"Iya gapapa karena udah dirangkul ama Langit. Iye kan." goda Arinda sambil menaikan turunkan alisnya.

"Apaan sih lu." kesal Senja.

"Jadi ceritanya ada yang kesemsem ama Langit nih?" ujar Samudra ikut menggoda Senja.

" Oh ternyata Langit." ucap Arvino sambil menganggukkan kepalanya.

Senja menjadi salah tingkah sediri saat menoleh kearah Langit dan reaksi cowok itu hanya tersenyum saja.

"Gajelas lu pada ah." ketus Senja menghentakkan kakinya dan melanjutkan langkahnya menuju kelas dan tentu saja masih setia dirangkul oleh Langit.

Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang