"Pffft–"
Tawa gadis itu terdengar puas, entah mengapa ucapan DG yang mengatakan bahwa membuat ia di sukai sang gadis seolah seperti sesuatu yang sulit.
"Kau ada-ada saja, barusan kau bilang di sukai oleh ku?" [Name] menegak segelas orange juice dengan senyum kikuk sebab kalau ia ingin jujur pada keadaan, ia menutupi rasa gugup dan malu nya dengan tertawa.
"Terlepas dari itu, aku memang menyukai mu," ucap DG sembari menatap tulus kedua manik mata sang empu.
[Name] diam, dia tidak tahu harus berkata apa. Dia hanya menatap DG tanpa mengatakan apapun, karena yang ia percayai saat ini hanyalah fakta bahwa DG merupakan Lee Jihoon. Kemudian Lee Jihoon dan diri nya pernah berbincang saat ia masih kecil, benar-benar hanya itu. Untuk bagaimana perasaan nya pada DG, ia sendiri tidak tahu. Seumur hidup baru kali ini ia merasa terbebani.
DG berdiri dari tempat duduk nya, kemudian ia mengulurkan tangan pada [name] yang masih terduduk, "Tidak perlu merasa terbebani, kapan pun itu, aku siap menunggu jawaban mu."
"Barusan dia confess?"
"Kalau boleh jujur, aku bahkan belum tau tentang diri mu. Jadi bagaimana bisa aku memberi jawaban?" [Name] menjawab itu dengan jujur dan serius.
"Jawaban nya ada pada waktu. Seiring berjalan nya waktu, kau pasti akan mengenalku lebih dalam, dan saat itu tiba .... Aku harap kau tidak kecewa."
DG memelankan kalimat terakhir sehingga [name] tidak dapat mendengar suara nya dengan jelas.
"Ngomong-ngomong aku harus ganti baju, soalnya sudah menjelang malam, kau juga harus pulang kan?" Tanya pria itu.
Walau berusaha di tutup-tutupi, [name] tetap bisa melihat semburat merah pada pipi pria di depan nya.
"Ya—aku akan pulang sekarang."
"Bukan begitu maksud ku," DG menarik pergelangan [name] yang hendak bangun dari kursi nya, "Aku akan mengantarmu pulang, jadi tunggulah di sini."
Beberapa menit kemudian ....
DG keluar dengan pakaian warna pink yang seperti nya pernah ia kenakan. Dia juga menggunakan topi dan penutup mulut dan kacamata yang masih menggantung di leher, alias belum di pasang.
"Tunggu, tali sepatu mu lepas."
"Oh, sebentar aku akan mengikat nya lagi–"
Belum selesai berbicara, DG sudah terlebih dahulu menunduk.
"Hati-hati, itu bisa membuat mu jatuh."
. . .
"Dasar gila, bagaimana bisa aku memikirkan ucapan nya?" Beberapa minggu setelah pertemuan nya dengan DG, kini entah mengapa ucapan pria itu bagai bayangan yang terus menghantui nya dalam sebuah ruang hampa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet | Lee Jihoon
Romance[ Lee Jihoon x reader ] Sweet itu manis, tapi kok .... kenyataan nya tidak selalu manis. Lookism milik park taejoon