1

61 16 8
                                    

Chery anatashya sebastian gadis yang tengah berlari di lorong rumah sakit, saat mendengar papa nya kecelakaan,
Saat sampai di ruang papanya Chery langsung membuka pintu di mana papa nya di rawat.

"Cklek"

Pintu terbuka dengan perlahan Chery masuk di ruang papanya,saat chery melihat papanya yang sedang tidur dengan perlahan chery menghampiri
ranjang beliau,saat itu juga mata chery berkaca kaca saat melihat kondisi tubuh papanya yang banyak sekali perban di tubuh nya,
perlahan lahan mata beliau terbuka saat dia merasa ada yang mendekatinya, Sebastian nama papa chery, tersenyum teduh melihat chery

"Pa,are you okay?" Dengan bibir bergetar chery menanyakan keadaan papanya, Sebastian hanya melihat chery tanpa menjawab pertanyaan dari Putri nya, saat itu juga chery menangis melihat papanya tidak membalas perkataannya.
Sebastian tersenyum kecil melihat Putri nya menangis.

"Princes papa tidak boleh nangis" Dengan perlahan Sebastian menghapus air mata chery dengan lembut, Sebastian tersenyum melihat chery, chery yang di tatap oleh papa nya ikut tersenyum dengan  wajah yang sembab dan hidung yang merah
Sebastian terkekeh melihat wajah putri nya, yang sangat mengemaskan

"Paa" Rengek chery saat melihat papanya terkekeh,kini wajah chery merah karena malu,dengan perlahan Sebastian memeluk anak satu satunya

"Im oke" Sebastian baru menjawab pertanyaan Putri nya,sedangkan chery merasakan bahunya basah, dengan perlahan chery melepaskan pelukan nya.

"Papa, kenapa nangis,chery ada salah?" dengan lembut chery mengusap air mata papanya, kini bukan lagi sebastian yang menghapus air mata putri nya sekarang Putri nya yang menghapus air mata nya.

"papa nga nangis, mata papa kemasukan debu tadi" alibinya

"anak papa udah makan?" Sebastian mengalihkan pembicaraan agar chery tidak curiga.

"Udah pa, tadi sebelum kesini chery sempat makan di sekolah" Sebastian mengangukkan kepalanya.

"Kita akan pindah kerumah lama kita karena papa akan memindahkan perusahaan papa kesana" Setelah sekian lama akhirnya sebastian membuka suara yang membuat chery terkejut karena harus pindah.

"Tapi kenapa harus pindah pa? chery sudah nyaman di sini temen temen chery juga di sini, aku juga udah nyaman sekolah di sini" Ucap chery dengan raut wajah yang bertanya
Untuk
Sebastian hanya melihat putrinya yang sudah beranjak dewasa, dia tidak menyangka putri satu satunya sudah dewasa, putri yang di tinggal kan mendiang istrinya.

"Papa" Teriak chery saat melihat sebastian melamun dan tidak menjwab pertanyaan nya

"Haa, kenapa"ucap sebastian yang baru tersadar dari lamunannya,chery  memasang wajah kesal melihat papanya yang tidak membalas perkataanya.

"Kenapa kita harus pindah pa?"ulang chery sambil melihat papanya.

"Maafkan keputusan papa yang terdengar egois, tapi apa kamu tidak rindu dengan mama?  Kita sudah lama tak menjenguknya bukan? Kita harus kembali ketempat dimana kita dulu memulai kenangan bersama mama" ucap Sebastian sambil melihat putrinya yang sudah dewasa, ini pertama kali nya putrinya  mengeluh akan keputusannya.

chery bisa melihat betapa papanya sangat merindukan mamanya,chery pun juga sama dia amat sangat merindukan mamanya yang sudah lama tiada. Sudah 5 tahun chery tidak mendapatkan kasih sayang seorang ibu.

"Apa chery tidak merindukan mama?" Ucap Sebastian sambil melihat wajah Putrinya.

"Baiklah aku akan menuruti kata papa,dan aku pun juga sangat merindukan mama" ucap chery dengan raut wajah sedih,karena mengingat kenangan nya bersama sang mama.

Sebastian tau kalau Putri nya sangat merindukan kasih sayang seorang ibu maka sebab itulah sebastian sebagai papa harus bisa juga menjadi seorang ibu untuk putrinya.

"Cklek"

Ruang pintu terbuka menampakkan seseorang dengan setelan jas snelli putih yang panjang dengan kedua saku di bagian kiri kanannya bawah, serta satu saku di bagian kiri atas yang melekat pada tubuhnya. Dan tak lupa dua orang yang menggunakan Seragam scrub dibelakangnya.

" Dengan keluarga bapak Sebastian?"

"Iya Dok, bagaimana kondisi papa saya? Cedera yang dialami papa tidak parah kan Dok?" jawab Chery.

"Bapak Sebastian tidak mengalami cedera yang cukup serius,tetapi sebaiknya bapak Sebastian jangan terlalu banyak bergerak,dikarenakan saat melakukan pemeriksaan CT scan, bapak Septian mengalami Hairline fracture atau stress fracture, yaitu ketika tulang mengalami retak yang tipis," jelasnya tentang keadaan Sebastian.

"Ini hasil tes CT scan bapak Sebastian dan resep obatnya."

Chery menerima kertas coklat itu, " terimakasih Dok. Kalau begitu kapan papa bisa keluar dari rumah sakit?"

"Untuk itu kita akan melihat perkembangan nya dulu. Besok saya akan datang untuk memeriksa beliau dan mengganti perbannya."

"Baik dok terimakasih banyak."

"Kalau begitu saya permisi dulu jika ada sesuatu datang keruangan saya. Dan Pak Sebastian sebaiknya jangan banyak bergerak."

Setalah mengatakan itu dokter keluar dari ruangan dan disusul oleh para suster yang senantiasa membuntuti nya.

"Brak"

Belum lama setelah dokter meninggalkan ruangan sebastian, tiba tiba seseorang mendobrak pintu ruang inap sebastian dengan kasar
Raut wajah anak dan papa sama saat melihat siapa yang mendobrak pintu sama sama terkejut dan tidak percaya bahwa seseorang itu yang mendobrak pintu.




To Be continued

Maaf banget kalau banyak kata yang salah karena ini cerita pertamaku
Semoga suka:)

Kalau Suka Tambahkan ke perpustakaan dan jangan lupa untuk vote Dan komen biar aku ada motivasi buat lanjutinnya.
Bye see you🍒

Chery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang