Part 7

66 18 2
                                    

HAPPY READING

Selepas kegiatan belajar dengan Rey kemarin malam, di pagi harinya Alya merasa semua badannya pegal tetapi pikirannya terasa segar. Notifikasi dari ponselnya berbunyi di sebelah nakas, lalu ia mengambil benda pipih itu.

Matahari telah terbit tepat di saat kicauan burung di pagi hari terdengar, jam sudah menunjukkan pukul 5. Alya masih terbaring di kasurnya, namun tenaganya sudah siap untuk melakukan aktivitas.

Kemudian Alya mengetikkan sebuah balasan pesan untuk seseorang.

"gue gak akan telat, nggak kayak lo, awas sampai gak on time ntar."

1 menit kemudian ada pesan notifikasi dari Rey

Reynald

Iya iya bawel dah.

Pesan tersebut tersembul di atas bar layar ponselnya itu membuat Alya tersenyum, hingga ada suara yang menginterupsinya untuk segera benar-benar bangun.

"Al, gak bangun? Nanti telat." Mbak Angel yang sudah berdiri di ambang pintu kamar Alya pun masuk dan duduk di tepi ranjang kasur Alya

"Iya mbak." Alya membenarkan posisinya menyender pada kepala belakang ranjang.

"Al, mbak mau tanya, seandainya dia balik ke Indonesia kamu bakalan siap kan menjalani misi ini?" Tanya mbak Angel yang membuat perasaan Alya tak karuan.

"Emangnya kenapa mbak?" Tanya Alya penasaran

"Jawab aja dulu,"

"Entahlah mbak, sebenernya harus siap. Kalaupun kita bisa menyingkirkan aset-aset yang merugikan, sekaligus kalau sampai membahayakan kita, secepatnya bertindak. Mereka orang licik semua tapi bodoh jika ada musuh masuk kendang,"Ujar Alya dengan pandangannya ke depan.

"Pinter deh adek mbak, tapi harus tetep hati-hati ya."

"Kenapa sih mbak, tiba-tiba nanya gitu?"

"Gapapa, mbak antisipasi aja, tapi sebelum kasus ini dibuka, memang sering terjadi rumor bahkan skandal yang biasanya membuat eksistensi Perusahaan terancam bangkrut, makanya mereka ingin sekali kalian menjadi penerusnya." Jawab mbak Angel dan Alya menganggukkan kepalanya paham.

"Udah, kamu siap-siap. Hari ini kan udah hari olimpiade kamu, jangan lupa doa, jangan grogi, dan jangan takut dan tetap semangat ya. Apapun yang terjadi nanti, jika hal itu gak bisa kamu kendalikan dan kamu gak punya kuasa atas hal itu jangan bertindak karna kita gak tau orang diluar sana mengawasi kita seberapa jauh." Kata mbak Angel seakan menjadi afirmasi semangat untuk Alya di pagi hari dan memberikan antisipasi ke calon adik iparnya tersebut.

Selepas perbincangan singkat itu, Mbak Angel keluar dari kamarnya dan Alya bersiap-siap menuju tempat olimpiade dilaksanakan, sebenarnya tempatnya bukan di sekolah Gelora Bangsa tapi di perguruan tinggi, dimana pasti melibatkan orang penting termasuk kedua orang tuanya.

Sekitar 10 menit untuk Alya selesai bersiap-siap dan hendak sarapan.

Jam sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi.

Terlihat Bi Inah berada di ruang meja makan sambil meletakkan piring kotor yang telah di cucinya.

"Pagi bi," Sapa Alya dengan senyuman yang sumringah

"Selamat pagi non," Balas bi Inah tak kalah semangat

"Bi, nanti Alya ada olimpiade, doakan lolos ya bi."

"Siap non, non Alya udah pinter, cantik, pasti dong lolos."

"tapi sekelas saya mah masih ada yang jauh lebih pintar bi, syukur-syukur kalau pulang bawa piala" Kata Alya sambil cekikan kecil

Alya Mission [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang