PART 6 : WARM

185 35 19
                                    

Hola kawan senja,

Cihuy happy satnite ya, aku beneran abis jejeritan nih gara-gara update terbaru user @thv sama @uarmyhope kayaaa kenapasi mereka seboyfie itu mana ini malam minggu kan? 

AAAAK UDAH STRESS SIH PUSING BANGET NGGASI LIAT MEREKA HAHA.

Oke, kita bahas SAGA ya, anggap aja itu intermezo bentar sebelum kalian baca si SAGA yang super dingin ini wkwk.

Aku cuma mau bilang ini part mungkin akan sedikit ngeselin ya di awal, tapi aku jamin kalian bakal ngga nyesel baca di akhir-akhir paraggraf, siapin jantungnya ajasih :) 

Selamat membaca :*

Kalau berkenan tinggalkan jejak vote atau komen mood kalian ya, thank you guys. I love u to the moon and never back ckckckck

Hal yang paling gue benci adalah bikin orang lain sakit hati padahal bukan gue yang memulainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hal yang paling gue benci adalah bikin orang lain sakit hati padahal bukan gue yang memulainya.
Bahkan, bukan gue yang memaksa dia suka sama gue.
Gue benci banget perasaan itu.

-SAGA-

.

.

.


---SAGA

"Pertemuan aku dan kamu disini juga bukan cuma kebetulan, kita cuma nggak pernah benar-benar tahu apa yang Semesta-Nya rencanakan dari ini semua"
Kalimat yang terlontar dari mulut Yuri barusan berhasil bikin gue termangu sebentar, meskipun dia udah berulangkali nyoba masuk ke dalam hidup gue, mencoba membujuk gue dengan segala daya upaya yang luar biasa nggak ada capeknya, baru kali ini jantung gue rasanya aneh, getarnya beda. Kalimat itu cukup membuat pertahanan diri gue terlepas sebelum akhirnya gue lihat Yuri berdiri. Menghampiri gue yang masih terdiam setelah kami sama-sama hening cukup lama. Tangannya tersodor ke hadapan gue, meminta sebuah jabatan tangan yang entah buat apa, anak ini emang unik banget. Langka.

"Aku boleh minta satu hal nggak, ga?"

Gue mendongak, menatap matanya lurus. Tatapan itu terlihat sangat memohon, belum lagi tangannya masih tersodor ke arah depan muka gue, pada akhirnya membuat gue berdiri karena agak susah mengobrol dengan posisi yang masih duduk. Gue lihat Yuri mundur satu langkah karena kita hampir bertabrakan saat gue mensejajarkan diri ke arah dia.

"Apa?" jawab gue, singkat. 

"Selama misi ini berjalan, bisa ngga kasih aku kesempatan buat lebih dekat..... sama kamu"
Mendengar itu, gue terdiam. Menelan ludah gue seakan ikut mencerna apa yang Yuri kasih tahu ke gue barusan, secara tidak sengaja mata kita jadi sering bertemu dan saling pandang untuk kesekian kalinya. Gue ingat banget terakhir kali gue ngelihat dia sedekat ini adalah beberapa tahun lalu pas dia confess perasaan ke gue di prom night SMA. Hari dimana gue memutuskan untuk benar-benar ingin menghapus Yuri dari hidup gue.

SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang