Tidak menyadarinya

831 64 12
                                    

"Carilah tempat untuk berlindung para fans ku!" Suruh pria tampan bersurai pirang itu.
"Akan ku lawan para monster-monster ini!"
"AAAAA!!" Gadis-gadis itu berteriak ketakutan.
"Yosh! Sudah waktunya.."
"JIAAAAKHH!"

*Bruak

"Cavendish!" Teriak guru yang sedang menjelaskan pelajaran di depan kelas.

Sebut saja Jeki, a- tidak maksudku Shanks 🗿.
Jeki naik kereta api tututut~
/Plak
Ok lanjut.

"Eh kaget!" Cavendish terkejut.
"Huh, hanya mimpi ternyata."
"Cavendish!"
"A- ah iya? Ada apa?"
"Masih sempat bertanya kau ya..
Sekarang kamu Bapak hukum berdiri di lapangan sampai jam waktu istirahat tiba!"
"EEEEHHHHHH!? Jangan lah Pak, kan jam waktu istirahat tiba masih lama." Mohon Cavendish.
"Jika kamu tidak menerimanya, Bapak akan menyuruhmu untuk menyapu lapangan sekalian."
"Eh, baik Pak, saya akan berdiri di lapangan sampai jam waktu istirahat tiba!"

"Pasrah aja lah"

Di lapangan..

"Jiakhh panas banget sih jnck, malu banget dilihatin sama murid-murid dari kelas lain." Kesal Lancelot-
"Ishh. Gini lagi, gini lagi."
Cavendish pun tertoleh untuk mencari sumber suara itu.
"Siapa itu?"
"Oy, aku ada disamping mu sialan."
"Eh-"
"Oh, masih bocah toh.."
"Tak culek matamu iki engko, yang jelas kita ini seumuran gblk." Kesalnya.
"Ya maaf, tapi perasaan gue gak pernah lihat lu kayaknya."
"Kita beda kelas."
"Oh, begitu?"
"Y."
"Btw, lu dihukum?"
"Ya begitulah.."
"Lah kok iso?"
"Gue kan ngintip Luffy senpai, dan ketahuan." Ucapnya lesu.
"Oh, maksud lu si mugiwara?"
"Ho'oh"
"Dan lu sendiri, dihukum gara-gara apa?"
"Gara-gara mimpi 🗿."
"Lu pasti kebanyakan ngehalu kan?"
"Iya, kayak yang baca 🗿."

Mwehehehe

"Dah lah. Hanya bisa meratapi nasib.."

Beberapa abad kemudian..
Jam istirahat pun tiba 🗿👍🏼
Semua murid pun keluar dari kelasnya masing-masing dengan gembira.

"Akhirnya, sudah istirahat..." Senang Cavendish

"Cuih, istirahat, aku tidak senang.."
"Lah, kenapa?"
"Istirahat itu sangat membosankan kau tau.."

"Aku hanya ingin mempunyai teman disini."

Cavendish pun terharu mendengarnya.

"Yaudah, ayo ke kantin bersamaku!" Digandengnya tangan laki-laki itu.
"O-oy, aku-"

"Sudahlah, ayo!"

Di kantin.

"Dasar kau Luffy, pelan-pelan dong makannya. Nanti tersedak loh.." Tegur Nami.
"Bukannya dia selalu begini, Nami-san.."
"Sudahlah Nami, sampai kapanpun Luffy akan tetap seperti itu.."
"Hehe, apakah adikku merepotkan?"
Tanya Sabo.
"Oh, tidak kok Mas Sabo.. justru kami senang jika Luffy seperti itu. Bukankah menyeramkan jika Luffy makan dengan lemas, lesu.." Ucap Sanji.
"Setuju." Ace menyetujui nya
"Ah iya Ace, dimana Shura? Aku tidak melihatnya dari tadi."
Sabo yang bingung dengan keberadaan Shuraiya yang tidak ikut nimbrung.
"Lagi kena mental dia, gara-gara tingkah lakunya Spanduk."
"Oh, gitu.."
"Ah, aku izin mau ke kamar mandi dulu." Sanji beranjak dari tempat duduknya.
.
.
.
.

"Apakah kau penggemar berat kru mugiwara, bocah?"
"Aku bukan bocah sialan!"
"Terserah kau saja."

...

"Oi bocah, siapa namamu?"
"Bartolomeo, kau?"
"Cavendish, pria tampan yang tak tertandingi."
"Gue kira nama lu Lancelot"
"☺️"
"Yaudah gue mau ke kamar mandi dulu." Ucap Bartolomeo.
.
.
.
.

"Hah.. leganya.." Lega Sanji setelah membuang air kecil.

/Tok tok/

"Apakah ada orang?"
"Eh, iya tunggu."
"Toilet lain kan bisa anj-"
Dan Sanji pun keluar dari kamar mandi

"Maaf menunggu lama."
"Ah tidak apa-apa."

Sialan Bartolomeo tidak menyadarinya
Dalam toilet

"Sepertinya, aku pernah melihatnya.. tapi dimana?" Tanya Bartolomeo kepada dirinya sendiri..
"Eh, tunggu." Ok..
"Eh-"🗿
"EEEEHHHHH!? SANJI SENPAAAAII?!!!"
"Ha? Apakah ada yang menyebut nama ku?"
Sanji menoleh kebelakang. Tidak ada siapa-siapa.
"Dah lah, mungkin perasaanku saja."


-TBC-

Maaf y, kalau ada typo, alur cerita yang sangat tidak jelas, dan kesalahan lainnya mohon dimaafkan, karena author cuma manusia biasa.
Ok, itu saja.
Dan sekian,

Terimaginjal.

- REHAN WANGSAFF - ONE PIECE ON WHATSAPPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang