Firts

17 1 0
                                    

Happy reading yeoreobun

Tapi sebelum baca jangan lupa bintang sama komen kalian.

Udah belum?

Kalau udah aku doain kalian kaya 7 keturunan nanti aamiin

Yorobun ingetin aku ya kalau ada typo

~*****~

Tring....

Suara pintu terbuka menampilkan seorang pemuda dengan kamera yang di genggaman nya. Pemuda itu tertutup sangat sulit melihat paras wajahnya yang tertutup masker berwarna hitam.

Pemuda itu terlihat memesan sebuah minuman dan duduk di dekat jendela lalu memandangi dunia luar yang sudah gelap dengan suara gemuruh bersautan.

Hujan sangat menarik di kehidupan nya, ia mulai memotret moment hujan dengan kamera yang ia bawa, suara panggilan menyadarkan nya dari dunia dia dan hujan yang terlihat sangat asik itu.

"Merdeka Indonesia"

Sebuah panggilan dari seorang barista untuk seorang yang memesan minuman, sebuah panggilan itu menyadarkan seorang wanita cantik yang sedari tadi fokus terhadap tugas kuliah nya.

Wanita itu tersenyum sidikit. Sangat sedikit "Unik" batin nya

Pandangan wanita itu tidak lagi terhadap tugas nya melainkan dengan sebuah pemandangan yang menurutnya unik tadi.

Fokus nya terhenti ketika ponsel nya berdering menampilkan sebuah panggilan dari seorang yang ia hindari berapa bulan belakangan.

"Sial" Umpatan itu keluar dengan segera ia membereskan barang nya dan keluar dari caffe saat hujan masih terlihat belum berhenti

"Halo Sha lo di mana?" Tanya wanita itu kepada seorang yang sedang ia hubungi

"Gue lagi di rumah. Kenapa?"

"Yaudah deh gue kira lo lagi di luar"

"Mahen enggak bisa jumput lo?"

"Males gue"

"Punya cowok di anggurin mulu lo"

"Heboh deh yang jomblo"

"Lo mendingan jomblo aja deh ra"

"Iya nanti"

"Bagus! Kabur lagi lo?"

Pertanyaan itu membuat wanita yang sedang berdiri dengan menadahkan air hujan di tangan nya itu bergeming.

Terdengar helaan dari sambungan telepon "Kalau lo butuh teman cerita, lo jangan lupa kalau lo punya gue Ra"

Wanita itu tersenyum "Thanks Sha"

Setelah panggilan terputus wanita cantik itu atau wanita yang di panggil Ara itu termenung memikirkan apa yang akan terjadi pada nya di hari esok.

"Butuh payung?"

Ara menoleh ke seorang yang sedang menawarkan payung itu.

"Butuh payung?" Ulang seorang itu dengan menyondorkan sebuah payung berwarna biru muda

"Atau butuh tumpangan?"

Ara menggeleng "Enggak makasih"

Terlihat sebuah senyuman kecil di wajah pemuda itu "Kenalin nama gue Kala"

Ara mengangguk "Oke"

Pemuda itu mengernyit "Nama lo siapa?" tanya nya dengan tangan yang masih ter ulur

LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang