1. Jalan Tandus

23 3 0
                                    


"Di sini ... Kedamaian itu hanyalah mitos."

.
.
.
.

"Udara di kota ini semakin tercemar."

Shinya melangkah cepat di jalanan kecil menuju tempat kerjanya. Pagi ini ia agak kesiangan dan hanya bisa sarapan roti dengan gula. Sepatu boot hitam yang ia gunakan menginjak genangan air membuat cipratan tak terlihat pada dress polos hitam sebetis yang sedang ia kenakan.

Matahari pagi menerpa wajah Shinya, tapi tidak terasa hangat sama sekali. Angin dingin terus bertiup menerbangkan helaian rambut hitam gelapnya membuat dia merapatkan syal coklat di leher. Mantel hitamnya tidak cukup tebal melawan rasa dingin, Shinya tidak memiliki cukup uang untuk membeli jaket tebal yang hangat. Dia hanya bisa sekuat tenaga bertahan dicuaca tak menentu ini.

Itu semua karena munculnya Yhot. Monster abadi dari kegelapan yang muncul di perbatasan hutan kota pada 3 bulan yang lalu, membuat kota kecil ini ketakutan. Walaupun Yhot tidak bisa pergi jauh dari daerah teritorialnya, mereka bisa menyebabkan dampak pada wilayah sekitar seperti; penurunan suhu, cuaca tidak menentu, dan udara tercemar. Itu semua karena aura Yhot menyebar seperti virus yang membawa penyakit.

Beberapa kelompok kecil Hunter dan Seeker sudah pernah mencoba melakukan pembasmian tapi mereka gagal karena level Yhot berada di warna kuning, itu artinya Yhot di hutan itu cukup kuat dan harus selevel pembasmi dari pasukan khusus serikatlah yang turun tangan.

Sayangnya sebuah kota kecil harus bersabar karena mereka bukan prioritas utama. Kebanyakan pasukan serikat akan membasmi wilayah yang penting terlebih dahulu. Di Serikat Timur, para Hunter dan Seeker dari pasukan khusus sangat sedikit jadi tidak ada harapan wilayah kecil akan diperhatikan.

Pagi hari di kota ini selalu ramai karena mereka tidak dapat beraktifitas di saat matahari tenggelam, saat gelap adalah waktunya Yhot bangun. Menimbulkan efek ngeri. Orang-orang ketakutan setiap malam.

Kratak kratak kratak ...

Suara kereta kuda dari arah belakang Shinya menderu. Ia melipir menepi untuk melihat siapa yang datang. Dari kejauhan terlihat dua kuda hitam bersisihan menarik satu kereta berwarna senada. Kereta kuda itu terlihat kokoh di tengah-tengah jalanan kecil di kota ini. Shinya menebak pasti bukan dari wilayah sini.

Embusan angin lembut lewat seiring melintasnya kereta kuda hitam itu, terlihat lambang kupu-kupu ekor panjang berwarna hitam amethyst mengkilat di belakangnya. Shinya tidak pernah melihat lambang itu sebelumnya, mereka bukan dari Serikat Timur.

"Darimana ya mereka?" Pikirnya.

"Hei bukankah itu lambang The House Butterfly?" Shinya menoleh ke arah sumber suara.

"Sungguh? Rumah dagang itu? Apa kau tidak salah lihat?" Beberapa orang mulai membicarakan sesuatu.

"Tidak mungkin salah, aku pernah lihat lambang itu di surat kabar. Tapi ... banyak hal buruk tentang pemimpinnya. Kita harus jauh-jauh dari mereka."

"Ah kabar mengerikan itu ya, tentu semua orang sudah tahu. Sang penghianat pasukan serikat, si pembunuh, Hunter terkutuk, Pengguna sihir terlarang, banyak sekali sebutannya."

"Temanku di Selatan pernah bertemu dengan kelompok itu saat pelelangan barang, kata temanku itu, dia terlihat sangat menakutkan dengan mata hitam pekat yang seakan-akan siap menyerangmu. Dia juga tega membunuh siapapun dengan kejam tanpa ampun." Kedua lelaki itu berbicara berbisik tepat di depan Shinya.

Shinya hanya mengerutkan keningnya mendengar ocehan orang-orang, sembari melanjutkan langkahnya. Dia pernah mendengar tentang kelompok itu tapi hanya rumor buruk yang beredar, seperti sekarang, seluruh sudut gang membicarakan pemilik kereta kuda yang barusan lewat.

TerraDell : The House Of ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang