"sumpah ketindihan itu gak enak." Adu Hyunjin tiba-tiba. "Kalian pada pernah gak?"
"Gue mah langganan." Jawab Minho santai.
Hyunjin mendesis tak suka, dia butuh teman 'seper-lebay-an' agar pengalamannya terasa makin horror.
"Chan lo juga kan? Pas Lo nginap dirumah gue dulu, Lo tiba-tiba jerit gegara ketindihan kan?"
"Iya."
Hyunjin merana, apa hanya dia yang ketakutan sama ketindihan?
"Emang gimana sih rasanya? Jadi penasaran." Jisung, satu-satunya yang belum ketindihan. Gimana mau ngerasain, otaknya mah lebih dulu tidur dibawa kemana-mana.
"Dibilangin gak enak! Gausah sok-sokan deh."
"Ya biasa aja dong. Sensi mulu sama gue."
Hyunjin melipat kakinya didepan dada, melihat teman-temannya satu-persatu. Chan dan dirinya di sofa, Minho dan Jisung diatas karpet.
"Eh! Eh! Cerita dong pengalaman ketindihan pertama Lo berdua!"
"Mana gue ingat."
Lagi-lagi Hyunjin mencebik gak suka, Minho seharusnya memiliki sense yang sama dengan Hyunjin. Sayang banget.
"Gue ingat."
Nah ini yang Hyunjin suka.
Ketiga orang disana menatap Chan penasaran. Jarang banget Chan punya cerita horror. Nonton the Conjuring aja jerit-jerit. Biasanya Minho sih yang paling jago.
Chan menghela nafas, percuma juga nolak buat cerita kan?
"Gue lupa kelas berapa. Pokoknya masih SD. Dulu itu di daerah perumahan gue ada satu keluarga tajiiiir banget. Tapi rada tertutup gegara punya anak bisu. Lo ngerti lah gimana, malah anak satu-satunya. Gue sendiri gak pernah liat sumpah setertutup itu."
Minho ngasih ekspresi, yeah typical horror story.
"Gue gak tau masalahnya apa, jadi ada yang dendam sama keluarga ini. Anaknya cowok, kata orang emang polos banget. Pas pulang sekolah Minggu ada bapak-bapak ngasih dia permen, terus diajak jalan-jalan."
Entah kenapa Chan jadi emosional sendiri. Minho yang ngerti mau gak mau membantu cerita Chan.
"Gue tau kelanjutannya, anak ini diculik terus dimintain tebusan kan?" Tanya Minho tajam.
"Bener." Chan menghela pelan, "Gue emosi banget sama mereka semua. Penculik sama yang nyuruh udah pasti setan. Raja setan malah. Tega banget sama anak ini. Tapi orang tuanya juga sama. Udah tau anaknya sekarat. Tapi lama banget buat nolongin. Percuma aja tajir."
"Maksud Lo?"
"Gue tebak lagi. Anaknya mati kan?"
Chan mengangguk, agaknya mulai pening sama cerita yang harus dia ingat kembali itu.
"Diperkosa lima orang habis itu dibakar." Bisiknya.
"Oh my God.."
Benar-benar percakapan yang dramatis.
Hyunjin, Minho dan Jisung mendekati Chan, memberikan tatapan sendu satu sama lain.
Chan membasahi bibir, "Pas pulang sekolah, gue sama temen-temen iseng buat datangin kuburan dia. Kita cuma bisa ngeliatin sambil bilang kasihan. Ya gimana anak SD mana tau doa buat orang mati."
"Iya sih.. Namanya siapa Chan?"
"Felix.. cantik kan namanya? Sesuai sama orangnya."
Hyunjin merasa berempati pun merangkul pundak Chan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite Drug. [chanlix] ✓
Krótkie Opowiadaniakumpulan oneshot chanlix eksplisit