Disinilah Jihae berdiri dengan berkas biru di tangannya.Eletric bar, itulah tulisan yang terpampang di papan besar berkerlap-kerlip yang sedang dipandanginya sekarang. Jihae tak ambil pusing apakah makna dari kata itu, apakah hanya kata kiasan atau memang barang-barang disana bersumber dari elektrik-oke lupakan.
Maka kakinya melangkah masuk kedalam, sempat dicegat dua penjaga berbadan besar untuk menunjukkan ktp apakah dia sudah cukup umur. Jihae meniup poninya kesal saat mendengar kedua penjaga itu meledek tinggi badannya yang -memang- standard.
"Umurnya sudah 22 tahun tapi badannya seperti anak sd, sungguh konyol."
"Kupikir dia bocah yang tersesat dan terdampar disini, hahaha."
Jihae mendelik mendengar kekehan mereka dan berjalan sembari menghentakkan kakinya seperti anak kecil. Salah satu pelanggan yang melihatnya hanya terkekeh karena sikapnya yang begitu menggemaskan.
·········
"Kim Jihae. Umur 22 tahun, tamatan Seoul Performing Art School dan melanjutkan kuliahnya di Seoul University-"
Pria yang membacakan identitas Jihae segera bungkam begitu bosnya mengangkat tangan -kode untuk berhenti-. Wanita bersanggul dengan pakaian modis itu beranjak dari duduknya, menunjukkan lekukan tubuhnya yang menyerupai gitar spanyol. Jihae meneguk ludahnya dan mendadak minder ketika membandingkan bentuk tubuhnya yang tidak ada apa-apanya dengan wanita di hadapannya.
"Alasanmu bekerja disini?" Pertanyaan itu meluncur mulus dari bibirnya yang dipoles lipstick bewarna merah mawar. Sudut bibirnya terangkat ketika pelamarnya sama sekali tidak menunjukkan kegugupan saat melihatnya.
"Well, tentu saja untuk menambah uang jajanku. Ah, dan juga untuk membiayai keuanganku yang menipis, begitu juga dengan orangtuaku disana."
Wanita bernama Kwon Yuri itu mengangguk kecil mendengar alasan yang hampir sering di dengarnya ketika menanyakan pertanyaan yang sama pada pelamar lainnya. Baru saja ia ingin membuka mulut, tapi suara Jihae lebih dulu terdengar.
"Oh, aku juga mau membayar uang kost, dan aku ingin membeli apartement yang bagus." Kata Jihae dengan bola mata keatas, memikirkan tujuannya disini selain untuk membiayai kehidupannya.
Yuri mengangkat sebelah alisnya, setengah bingung dan geli dengan wanita di depannya. "Aku juga ingin membeli peliharaan, oh dan mesin kopi! Mungkin-"
"Nona Kim."
Jihae langsung bungkam mendengar nada serius dari suara yang merupakan hasil dari tenggorokan wanita di depannya.
"Kau terlalu jujur-," mata Jihae mengerjap dua kali, "-dan aku tertarik dengan orang yang seperti itu."
"N-ne?"
Kwon Yuri menggidikkan bahunya sambil menimang berkas biru milik Jihae. "Seumur-umur baru kali ini aku mendengar alasan seperti itu dari para pelamarku."
Jihae tak tahu apakah itu pertanda baik atau buruk. Yang jelas sekarang dia gugup bukan main karena Kwon Yuri berjalan mendekat kearahnya.
"Kau mau kerja di bagian apa? Bartender, atau pelayan?"
Mendengar itu sontak Jihae mengangkat kepalanya. "A-apa?"
Yuri tersenyum ramah dan menyodorkan tangannya. Jihae menatap tangan itu dan Yuri bergantian dengan wajah konyol.
"Chukkae, kau diterima disini."
···········
"Ya!! Kau beruntung sekali!!"