Hari ini pada pagi buta, kereta yang membawa allisa telah sampai di kerajaan ovskyan. Udara yang dingin menyambut kehadiran mereka. Sudah banyak orang yang berlalu lalang untuk melakukan kegiatan mereka. Allisa perlahan turun dari kereta dengan kaki telanjangnya, merasakan tanah dari kerajaan ini yang bahkan suhunya berbeda dari negara asalnya, ia merasakan dengan jelas bahwa dikerajaan ini diliputi dengan hawa dingin, bukan hanya suhunya namun sangat kentara terasa bahwa setiap orang yang berjalan melewatinya membawa hawa dingin yang cukup mengerikan.
Allisa menghembuskan nafasnya perlahan menetralkan detak jantungnya yang tak teratur, mulai hari ini setiap perjuangannya dimulai, itulah batinnya. Terlihat dari jauh ada seorang wanita tua yang mendatangi mereka. Allisa cukup tau bahwa nenek ini merupakan pimpinan pelayanan karena pakaiannya. Nenek tua itu menghampiri kereta mereka sambil membawa sebuah guci yang entah apa isinya.
"Satu persatu dari kalian ambillah koin dari guci ini, jika koin yang kalian pegang merupakan koin emas maka kalian menjadi pelayan sepertiku, namun jika koin yang kalian ambil perak maka habiskan hidup kalian sebagai pelacur hingga mati hahahaha" suara pelan diakhiri tawa yang kejam, membuat semua tubuh wanita yang berdiri disana gemetar.
Satu persatu dari mereka mengambil koin yang ada didalam guci tersebut, tidak ada dipikiran mereka untuk melakukan kecurangan sedikitpun, saat melihat tatapan kejam dari nenek tua tersebut. Mereka sama sekali tak berani membuka tangan mereka untuk melihat koin yang mereka ambil. Allisa yang berdiri dipaling ujung hanya bisa berdoa dengan wajah pucat karna ketakutan. Saat ini tepat dihadapannya terdapat nenek mltua dengan menyodorkan guci, tangan allisa masuk kedalam guci secara perlahan. Ia merasakan ada puluhan koin didalam sana yang banyaknya tak terkira.
Dalam keadaan seperti ini allisa dipaksa untuk menggunakan seluruh kemampuan otaknya, untuk mengira ngira dimana koin emas itu. Dengan sangat ragu ia memilih satu koin dan mengangkat tangannya keluar. Senyum puas berada di wajah nenek tua itu, melihat wanita wanita ini ketakutan.
"Sekarang buka tangan kalian dan lihat nasib kalian" ucap si nenek. Perlahan mereka membuka tangan mereka. Ada diantara mereka yang menangis dan ada yang bersyukur karna nasib baik menghampirinya hari ini.
Allisa tidak berani membuka tangannya namun ia menjadi satu satunya wanita yang belum melihat koinnya, semua arah mata menatap kearah allisa. Tanpa terduga ada seorang wanita yang tubuhnya terhuyung kearah allisa, allisa yang tidak siap pun ikut terjatuh. Allisa Merasakan bahwa wanita ini menukarkan koin miliknya dengan milik allisa. Para wanita pun membantu allisa dan orang ini untuk berdiri. Setelahnya allisa menunjukan pada mereka bahwa yang ia pegang merupakan koin emas. Dengan tatapan sedih allisa melihat mata wanita yang menyelamatkannya. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk membalas budi walau dengan nyawanya.
Tak lama setelahnya banyak pengawal yang datang dan menyeret wanita yang kurang beruntung untuk pergi ketempat mereka. Allisa dan sisanya digiring menuju belakang istana mereka diberi ruangan yang cukup sempit dan setiap ruangan berisi lima orang. Allisa menurunkan tas yang ia bawa ia menghembuskan nafasnya teratur dengan memejamkan mata.
"Kau pelayan baru?" tanya seseorang yang merupakan penghuni lama kamar itu.
"Iya"
"Katanya kau dari negara kvaribavi, apa benar?" Tanya pelayan itu lagi
"Ya begitulah"
"Perkenalkan namaku Senna, aku dari kerajaan kecil diutara" ucap pelayan itu sambil mengulurkan tangannya.
"Allisa kau bisa memanggilku Lisa" allisa menerima jabatan tangan Senna dengan senyuman.
Hari berlalu dengan cepat dan mulai pagi ini allisa akan memulai pekerjaannya sebagai pelayan. Tugas pertamanya adalah membersihkan menara, dengan ember berisi air penuh kaki allisa perlahan menaiki satu persatu anak tangga, dengan sangat hati hati. Setelah sampai diatas allisa sesegera mungkin menyelesaikan pekerjaannya.
Allisa mengepel seluruh lantai menara, pekerjaannya memakan waktu yang cukup lama karna luasnya menara tersebut. Untuk menghilangkan lelahnya allisa melihat pemandangan luar dari atas menara ia bisa melihat begitu luasnya istana dari kerjaan ini. Bahkan ia rasa besarnya istana ini dua kali lebih besar dari kerajaannya. Matanya menoleh kesegala arah hingga tertuju pada seorang pemuda yang tengah mengasah pedangnya. Tubuh pemuda itu terlihat indah dari atas sini. Suara Asahan pedang sangat mengganggu ditelinga allisa namun tatapannya seolah terkunci pada pemuda itu.
Setelah beberapa saat pemuda itu berbalik menatapnya lalu memalingkan mukanya dari allisa. Allisa yang mengetahui siapa pemuda itu hanya bisa menundukkan kepalanya. Bagaimana bisa seorang pelayan rendahan berani menatap raja dari ovskyan.
___
Jeka terlihat suram pagi ini, karena mendengar bahwa kapal yang berisikan gandum milik ovskyan dirampok oleh bandit laut. Ia berjalan menuju lapangan latihan untuk menghilangkan rasa kesalnya. Ia berlatih selama beberapa jam seorang diri karna ia rasa pedangnya kurang tajam Jeka mengasah pedang kesayangannya itu dengan tangannya sendiri. Pedang itu merupakan saksi betapa kejamnya raja ovskyan ini bahkan isu beredar bahwa ia membunuh saudaranya dengan pedang itu.
Tingkat kepekaan dari Jeka sangatlah tinggi ia dapat merasakan dengan jelas bahwa ada yang sedang memperhatikannya dari menara ia pun menolehkan kepalanya untuk mengecek siapa yang berani memperhatikannya. Namun ternyata yang sedang menatapnya hanyalah seorang pelayan biasa, tapi hal yang membuat Jeka sedikit terkejut adalah rambut dari pelayan itu yang memiliki warna yang sama dengannya. Jeka kembali acuh dan melanjutkan pekerjaannya.
______________________________________
See you....
Jangan lupa vote dan komennyaSpoiler : Jeka menyingkirkan dengan pedang kain yang menutupi wajah allisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY ABOUT OVSKYAN
FanfictionSeorang gadis yang dijadikan mata mata oleh negaranya untuk mengelabuhi negara lawan dengan cara menyamar menjadi pembantu dan membocorkan setiap informasi yang ia dengar. Entah bagaimana alur takdir berjalan hingga membawanya terlalu dalam masuk da...