CHANCE

142 24 6
                                    

Langit semakin menggelap tidak ada pergerakan dari Jeka yang dari tadi tidur sambil menyandarkan tubuhnya disebuah pohon besar. Allisa mulai panik ini sudah malam tapi laki laki ini sama sekali tidak punya niatan untuk kembali ke kerajaan. Apakah ia akan terjebak bersama raja ovskyan malam ini. Allisa ingin sekali menangis dan kembali ke kamar sempit miliknya.

Allisa memandangi wajah Jeka yang sedang tertidur. Memang tadi terlintas di otaknya untuk menikam raja ini. Karna ketika tertidur Jeka sama sekali tidak memiliki pergerakan. dalam hati allisa sebenarnya ingin sekali untuk membangunkan raja ovskyan ini namun ia urungkan berkali kali. keadaan malam itu semakin sunyi hewan hewan hutan terdengar saling bersautan menandakan bahwa malam semakin larut.

gadis itu hanya bisa berdoa agar malam berlalu dengan cepat dan segera kembali ke istana, bulan terlihat sangat indah, ia bersinar sempura. mengingatkan allisa mengenai ibunya yang sudah meninggal, dulu ibunya pernah berkata bahwa ketika ia dilahirkan tepat saat bulan bersinar sempurna, cahaya nya bahkan menerangi jalanan yang sangat gelap gulita. "malam sudah sangat larut pertandingan pasti sudah usai" ucap allisa dalam hatinya

tanpa allisa sadari jeka sedari tadi tengah memandangi dirinya yang sedang melamun. jeka sedikit terpana dengan kecantikan allisa namun ia segera menampiknya dan bangkit untuk berdiri. allisa yang melihat hal itu segera bergerak mengikuti jeka.

dengan terbata bata allisa bertanya
" yang mulia, apakah anda akan kembali ke istana?"

mendengar pertanyaan gadis itu jeka hanya diam. tidak berniat untuk menjawab sedikitpun.

" apakah kita benar benar akan kembali ke istana malam ini yang mulia?" tanya allisa lagi dengan terbata, sebenarnya ia takut namun ia benar benar membutuhkan jawaban.

"tidak" jawab raja ovskyan itu dengan singkat dan dingin.

ketakutan allisa semakin memuncak, ia sudah mendengar betapa bengisnya lelaki disampingnya itu dari gosip gsip lokal. namun saat ini ia merasakannya sendiri, ini benar benar nyata. mendengar suaranya saja sudah membuat jantung allisa berdetak sangat kencang.

allisa hanya bisa mengikuti jeka dari belakang, melihat punggung bidang itu dan terlintas sebuah ide cerdas dari otaknya. "bukankah ini saat yang tepat untukku mendapatkan informasi mengenai kerajaan ovskyan" mungkin ini adalah kesempatan yang diberikan tuhan untuk gadis itu. senyum allisa pun merekah dengan sangat indah.

"yang mulia, bukankah pertandingan sudah berakhir, pertandingan yang selalu anda menangkan itu"

" tidak ada pemenang tahun ini" ucap jeka.

" mengapa, bukankah banyak ksatria ksatria hebat lainnya yang mengikuti pertandingan ini" tanya allisa.

" hmm, tapi tidak akan ada yang berhasil selain aku"

allisa pun terdiam lagi, hanya hawa dingin yang ada diantara mereka saat ini. saat mata allisa menoleh ke kanan dan ke kiri sepertinya ini bukan jalan yang ia lalui tadi. ia sangat ingin bertanya lagi namun suaranya seolah tercekat tak ingin keluar.

" siapa namamu ?" allisa sedikit kaget mendengar jeka memulai percakapan terlebih dahulu.

" allisa, yang mulia" jawab allisa, tidak ada jawaban dari jeka setelahnya hingga allisa memberanikan diri untuk bertanya "yang mulia kita akan pergi kemana?"

" pergi kedesa terdekat" jawab Jeka

" Apakah ada desa didekat sini yang mulia kita kan tengah berada didalam hutan belantara"

" Aku penguasa daerah ini, aku paham betul daerahku, jangan bertanya hal yang tidak perlu" Lisa pun terdiam mendengar hal itu.

Langkah demi langkah Mereka lalui. "Ini bukan terdekat ini masih cukup jauh" seru allisa dalam hatinya. Setelah menempuh perjalanan beberapa waktu akhir nya ia bisa melihat lampu lampu rumah yang bersinar.

" Wah itu dia desanya " mata allisa terpana melihat keindahan desa tengah hutan itu.

Lampu lampu temaram dari obor menghiasi setiap langkah mereka berdua, Rumah rumah pedesaan yang masih beratap daun kelapa kering menambah keindahan malam ini. Para penduduk yang tengah beraktifitas pun serentak menoleh kearah mereka berdua.

Salah seorang dari mereka berseru "itu raja kita, itu penguasa kita, beri Hormat kepada yang mulia" mereka serentak pun akhirnya bersujud kepada Jeka.

Ada satu tempat yang langsung dituju oleh Jeka yaitu sebuah penginapan sederhana, dengan dua lantai yang terlihat sangat tua namun begitu indah. Akar akar pohon menghiasi dinding penginapan itu.

Seorang wanita tua lah yang memiliki penginapan itu, wanita itu mendekat dan berkata "yang mulia, silahkan masuk dan beristirahat, hanya gubuk tua ini saja yang bisa saya berikan kepada yang mulia"

"Kosongkan isi gubuk mu itu aku ingin, hanya aku dan gadis ini saja malam ini" ucap Jeka sambil memberikan sekantung koin emas pada wanita itu.

Langkah kaki allisa masuk menuju kedalam penginapan itu ia terpana melihat keindahan isi didalamnya. Terdapat ukiran ukiran dinding bermotif pepohonan yang indah dan lukisan lukisan yang terlihat tua namun sangat mempesona, saat melihatnya allisa sudah membayangkan berapa harga lukisan lukisan itu.

"Yang mulia berarti saya bebas memilih kamar saya bukan" ucap allisa dengan senyuman.

"Ya" Jeka pun berlalu menuju salah satu kamar di penginapan itu.

Allisa pun masuk kedalam salah satu kamar. Untuk sesaat ia sangat bahagia karena bisa merasakan tidur dikamar yang luas dan kasur yang empuk. Sekarang dia harus berfikir bagaimana caranya mengajak Raja bengis itu untuk berbicara.

_______________

Setelah membersihkan dirinya allisa melangkah dengan kaki telanjangnya membawa seteko teh menuju kamar Jeka. Ia akan menggunakan teh ini untuk lebih dekat dengan sang raja.

tok tok tok

"Yang mulia apakah anda sudah tidur" tanya allisa dengan mendekatkan daun telinganya ke pintu.

"Belum" jawab dari dalam. Mendengar jawaban itu, allisa tersenyum puas.

" Yang mulia saya membawakan teh untuk menghangatkan tubuh anda, cuaca malam ini sangat dingin, mungkin ini bisa membantu" ucap allisa dengan membawa masuk teko itu.

Jeka terlihat tengah berbaring dengan menutup matanya diatas ranjang. Allisa berjalan menuju nakas disisi ranjang raja itu. Ia mendudukkan dirinya di samping rajang itu sembari mengamati wajah Jeka.

"Yang mulia bukan kah pekerjaan raja itu sangatlah berat" ucap allisa sembari meracik Teh.

"Hmm" jawab Jeka

"Kenapa yang mulia memilih menjadi raja bukan kakak kandung yang mulia"

Mendengar pernyataan itu mata Jeka yang mulanya tertutup langsung terbuka lebar. Beraninya gadis yang bahkan tak tau asal usul nya menanyakan masa lalunya yang bahkan orang lain tak berani bicarakan.

"Beraninya kau bertanya hal itu padaku " gertak Jeka. Saat ini emosinya tengah memuncak bahkan urat urat di dahinya terlihat.

"Maaf kan hamba yang mulia hamba tidak bermaksud demikian" ucap allisa panik sembari bersujud memohon ampunan sang raja.

" Kembalilah ke kamarmu" allisa Bun bergegas keluar kamar itu.

________________

Saat ini abdi setia raja Jeka tengah kebingungan. Kemana perginya Sang raja itu. Hingga bulan sudah menyingkir berganti matahari sang raja belum kembali. Pada abdi tidak menghawatirkan akan keselamatan sang raja, karena sudah pasti sang raja bisa melindungi dirinya sendiri bahkan sang raja lah yang membahayakan nyawa orang lain. Berita mengenai menghilangkan raja ovskyan itu sudah menyebar ke pelosok dunia. Desas desus juga bermunculan ada yang mengatakan sang raja tak bisa mengalahkan hewan peliharaan nya sendiri, ada juga yang mengatakan sang raja tengah mendapatkan hukuman dari dewa, dan banyak lainnya.





Maaf udah Hiatus lama banget, tapi kedepannya Bakal berusaha lebih konsisten lagi.
Mohon dukungannya teman teman

See u

STORY ABOUT OVSKYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang