Prolog

27 2 0
                                    

Bukannya seharusnya aku senang bajingan itu mati .Seharusnya aku merayakannya bukan? tapi kenapa jauh di lubuk hatiku , aku merasa kehilangan .Ada rasa bahagia dengan kebebasan yang terlihat terbentang di depan mata,tapi seolah-olah takdir juga menertawakan ku bahwa biarpun dia sudah mati,aku tetap tak bisa merubah masalalu .Aku tak lagi laira yang dulu .Bagaimanapun juga sebenci-bencinya aku dengan bajingan itu dia tetaplah ayah kandungku . Orang yang 12 tahun yang lalu begitu mencintaiku ,tangan hangat yang selalu siap merengkuhku ,tangan yang selalu aku pegang saat aku belajar berjalan .Tak ada kasih sayang seorang ibu ,walaupun dia melihatku tumbuh dia hanya melihatku tanpa mau merengkuhku seperti ayah .Hingga hari di mana ibu meninggalkan kami untuk cinta pertamanya ,meninggalkan aku yang masih polos dengan seorang pria putus asa dengan segala kuputusasaan karena di tinggal pergi oleh istri tercinta .Menjadikan aku bagai samsak hidup pelampiasan marah akan keputusasaannya .

Dan pada saat wanita jalang itu pergi aku tidak hanya kehilangan ibu, tapi juga kehilangan sosok ayah yang menyayangi ku .

Aku kehilangan semuanya termasuk diriku sendiri .


Dan di balik bayang ada sebuah tawa yang seharusnya menjadi milikku.




SACRIFICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang