***
Aku melihat Irina pergi meninggalkanku di balik kursi reot panti aku ingin berteriak kepada dua orang dewasa untuk tidak membawa temanku pergi. Aku ingin menangis meraung ,kumohon jangan membawanya pergi ,aku tak memiliki siapapun lagi ,jika dia meninggalkanku di tempat pengasuhan ini .
Tak ada yang mau berteman kepadaku .Mereka semua menyakitiku katanya aku aneh ,apa salahnya bila aku tak bicara ,aku hanya tak tau aku harus berkata apa ,mereka terlalu mengukungku untuk menjadi manis di depan calon orang tua baru ,tapi aku tak mau ,dan mereka tak menyukaiku ,begitupun anak-anak di sini.
Aku menangis di balik kursi reot yang terbuat dari rotan dan nyaris tak berbentuk lagi saat melihatnya pergi dengan kedua orang tua asuhnya .
Tanpa berniat mencariku apakah aku akan baik baik saja tanpa dirinya.
Kenapa tak ada yang menginginkan aku ?
Kenapa aku di tinggal di sini, aku takut irina .Ku mohon jangan tinggalkan aku.
"hai anak manis kenapa kau bersembunyi di sini "
Suara dan seringai itu membuatku mendongak dan melihat bahwa orang jahat itu ingin menyakitiku lagi .
Wajahnya mengerikan itu membuatku takut setengah mati ,kulitnya bersisik menjijikan dan rambutnya seperti tak pernah tersentuh oleh sisir.
Aku ingin berteriak namun tangan kasar dan bau itu membungkamku terlebih dulu seluruh darah dalam diriku menghilangkan dari wajahku ,aku tak mau mengalaminya lagi, aku tak ingin .
"Tolong aku "
"tolong aku "aku berteriak namun hanyalah suara gumaman menyedihkan yang keluar dari mulutku.
Aku takut Ibu.
Aku takut ...aku ingin kau Ibu, jika kau benar benar ada, aku ingin kau .Aku ingin pelukanmu sekarang .
Tubuhku meronta namun tenaga pria dewasa ini tak terpengaruh oleh rontaan anak berumur 10 tahun sepertiku .
Hingga tubuhku terpelanting di semak semak hutan dekat panti yang letaknya agak tersembunyi.
Aku takut, seluruh tubuhku gementaran aku membenci bajingan ini aku ingin pergi aku ingin ikut irina .
aku ingin mati .
dan mimpi buruk itu terjadi lagi hingga nyaris menyayat ke ulu hati hingga menjadi serpihan .
Ayah ??
***
Ayaahhhhh...
Aku terbangun terengah - engah dengan ingatan itu lagi.
Sampai kapan aku tak tau mimpi itu akan hilang .
Berulang kali aku mencoba dan terus mencoba bayangan mengerikan dari masalaluku terus menghantui.
Aku merangkak dari kenyaman ranjang yang tak juga meredakan kegelisahanku menyadari aku sepenuhnya sendirian di sini.
"In ??" namun tak ada yang menyahuti ,perlahan ku langkahkan kaki ku menuju serambi kamar tempat Irina biasa merokok .Saat membuka pintu sekilas angin malam langsung menerpa tubuhku membuatku sedikit kedinginan karena aku hanya memakai kaos kebesaran usang yang nyaman untuk tidur .
Namun tempat duduk yang berada di pojokan serambi kosong .
Sekilas aku melihat jam di dinding yang di gantung di kamar menujukan pukul tiga dini hari .Perasaan kewatir sedikit merayapi namun berulang kali ku coba mengatakan pada diri sendiri bahwa hal ini sering saja terjadi ,namun kekewatiran itu tak kunjung hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SACRIFICE
RomanceLaira Anastasya Willeam Di balik tawa itu menyimpan deritaku,di balik kesempurnaan itu menyimpan Kekuranganku ,apakah salah kalau aku membencinya ,apakah salah aku menginginkan posisinya ,dia yang merebut semuanya dariku ,namun mampukah aku membenc...