Part 3 Mata Biru

9 0 0
                                    

***

Aku masih memperhatikannya ,dia sedang berjalan bersama teman-temannya .Hingga ia berbalik dan berhadapan langsung dengan Pak Ganjar dosen Ekonomi .Teman -temannya tampak meninggalkan ia dengan Pak Ganjar lalu berbalik mengikuti pak ganjar ke ruang dosen yg letaknya tak terlalu jauh di serambi kanan gedung  .Sedangkan aku masih duduk sambil berpura-pura membaca buku Auditing .Hingga sosoknya kembali ,ia tampak kerepotan membawa buku-buku yang entah untuk apa. 

Aku memperhatikan ia yang tampak kerepotan hingga akhirnya aku memberanikan diri untuk membantunya.setelah memasukkan buku auditing ke tas.Lorong kampus sudah lumayan sepi ,sampai ia melihatku dan langkahnya berhenti bahkan hingga buku-buku itu terjatuhpun tatapannya masih tertuju padaku .

debar itu masih ada dan tatapan itu bukan tatapan tajam tapi tatapan lembut yg selalu ku kagumi diam-diam .Membuat dadaku berdesir hangat.

Perlahan aku menghampirinya yg berjarak tiga meter lalu mengambil buku- buku yg terjatuh ,ia tampak kaget saat tau aku membungkuk untuk mengambil buku-buku itu

"Sampai kapan kau akan melihatku huhh" komentarku sinis saat dia ikut berjongkok ,namun malah tidak melakukan apapaun.hanya melihatku .aku yakin pipiku sudah memerah,jantungku pun berdetak lebih kencang.

"Akhirnya..."katanya dengan suara pelan tak menghiraukan nada sinis yang aku utarakan.

Aku tak mengerti apa maksudnya ,hingga kami sama-sama berdiri dan menyerahkan buku-buku itu .Dia tetap melihatku membuat jantungku bertalu-talu dengan cara yang aneh .

Perlahan aku memberanikan untuk melihatnya.dia sedang tersenyum sangat lebar ,senyum pasta gigi yang menghipnotis semua kaum hawa.

"Akhirnya kau mau menghampiriku " dia tampak sangat senang ,hingga tanpa sadar aku membalas senyumnya  melupakan sejenak rasa iri yang bertalu di dada dan bertanya-tanya kenapa tuhan begitu menyayanginya hingga menciptkan mahluk sempurna di hadapanku.

Dia sangat tampan matanya sebiru lautan,rahang yang kokoh ,hidung yg mancung,bibir yang membuat wanita minta di cium,dan tatapan tajam nan lembut yg melumpuhkan .Aku melihat keseluruhan dirinya dengan jarak sangat dekat hingga tanpa sadat aku menyentuh kening yang terdapat luka gores ,entah karena apa.

dia juga tampaknya asik  sendiri memperhatikanku . Cukup aneh memang, dua manusia yang tidak pernah dekat namun bisa begitu intim seperti ini.Apakah dia tau kalau selama ini aku selalu memperhatikannya.

Aku memasanngkan plaster yang selalu kubawa di saku ,hanya sekedar untuk berjaga-jaga ,ke luka yg ada dahinya lalu mengelusnya pelan.

"Kau sangat sempurna kak "lirihku 

Dia tersenyum lembut menanggapi ucapan yang tanpa sadar aku utarakan.

" begitupun kau laira " aku kaget saat kak trevian tau namaku dan sadar apa yang barusakan aku lakukan namun sekilas aku melihat jam dan pelajar ibu ambar dosen yg terkenal galak seantoro kampus sudah di mulai membuatku lupa aku telah memulai masalah lain .

"Kau salah "ucapku lalu berlalu pergi dari hadapannya meninggalkannya yg masih terdiam kaku .Jika aku berhadapan dengan kak trevian lebih lama lagi ,mungkin jantung ini akan gagal fungsi karena berdetak terlalu cepat .Mengingat baru sebentar saja debarnya membuatku lemas tak berdaya .Aku berlalu menuju kelas yg letaknya di lantai 3 gedung kampus dan berharap bahwa Ibu Ambar belum masuk ,sesuatu yg sangat tidak mungkin mengingat betapa disiplinnya ia .

Benar saja saat di kelas aku aku tidak boleh mengikuti mata kuliah .Kakiku rasanya sudah lemas .Karena harus menaiki tangga,karena liftnya sedang di perbaiki .Nafasku juga ngos-ngosan ,tapi mau bagaimana lagi .Akhirnya aku memutuskan pergi ke kantin di lantai dasar .Mau pulang juga percuma karena jam satu siang ada mata kuliah lagi .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SACRIFICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang