Saat sampai dirumah, Izky pun segera merebahkan tubuhnya dikasur. Menatap langit-langit kamar dan menghayal dengan senangnya. Yah itulah rutinitas Izky setiap pulang sekolah.
Tuhan, aku ingin skali dekat dengannya. Ingin skali bisa berbicara, bercanda hingga tertawa sampai airmata kebahagiaan itu bercucuran. Bantu aku dekat dengan dia Tuhan. Tak sengaja Izky mengatakan hal itu saat sedang melamun. Tak lama pula ia pun terlelap.
Saat terbangun, rumah Izky sudah sepi. Entah kemana semua orang dirumahnya. Ia melirik jam di dinding kamarnya itu. Jam telah menunjukkan pukul 20:45
"aduhhh laperr, orang-orang pada kemana sih?" kata Izky yang lebih melemparkan pertanyaan itu kepada dirinya sendiri
Papa sama Mama ada urusan diluar kota. Dan kakak kamu harus nginap dirumah temennya. Tadi bibi pulang kampung, katanya anaknya sakit. Kamu hati-hati dirumah. Papa ninggalin uang di laci meja kamu.
-papa-Itulah isi note yang didapati Izky di pintu kulkasnya. Dengan rasa kesal yang tengah bercampur aduk, Izky melihat banyak cemilan dikulkas. Dan ia lebih memilih cemilan daripada harus memakan makanan pokok.
Saat sedang asyik ngemil, tiba-tiba saja handphone Izky berbunyi. Ada notifikasi di line. Ternyata ada permintaan pertemanan dari seseorang. Namanya Reki. Tentu saja Izky jadi kaget hingga tersedak. Izkypun segera meneguk segelas air putih.
"what?! No way! Gak mungkin Reki tahu id line aku. Oh god, thankyou somuch. Aku harus cepat add back Reki" kata Izky penuh semangat dan lebih memilih untuk berhenti ngemil.
*ting*
Hai, kamu Izky teman sekelas aku kan?
-Reki-Oh Tuhan, aku pasti bermimpi. Dia dengan cepatnya mengirimkan aku pesan? Tuhan, engkau baik sekali. Batin Izky yang tak henti-hentinya bersyukur hanya karena sebuah pesan singkat dari Reki.
Iyah, aku Izky yang kamu maksud:)
-Izky-"baiklah, dia akan merespond apayah? Huhuu gak sabar. Ehh udah diread"
*15menit kemudian*
"kok gak dibales sih? Yahh Reki php benner. Tidur ajah deh" dengan kesalnya Izky pun memilih tidur.-Keesokan harinya-
"duhhh aku telat ini namanya. Harus cepet-cepet. Tas sama spatu mana? Ya Tuhan, kok bisa tellat sih?" kata Izky sambil mendumel sendiri.-Kelas-
"Halo, maaf tellat pak" kata Izky kepada guru yang sedang mengajar."Izky, kamu tahukan saya tidak bisa memberi toleransi kepada siswa maupun siswi yang terlambat? Sekarang kamu keluar!" kata pak guru
"Tapi pak..." belum selesai Izky berbicara. Pak guru justru kembali mengusirnya
"Gak ada tapi-tapian!!!"Dengan pasrah, Izkypun berbalik dan menghilang dibalik pintu.
-Perpustakaan-
"Bete banget kalau kayak gini caranya. Jam pelajaran pak Tomi kok belum selesai sihh?" kata Izky.*sreettt*
Terdengar suara kursi yang sengaja digeser agar dapat ditempati.Izky mengadahkan kepalanya, ia melihat sosok Reki tengah duduk dihadapannya.
Hanya berdua. Hanya mereka dengan buku dihadapan mereka.Karena tak ingin suasana menjadi lebih canggung lagi. Izky memilih untuk memulai percakapan.
"hey Reki. Kamu tellat juga? Kok bisa? Trus pak Tomi bilang apa ke kamu?" Izky yang tak sadar sedang asyik melontarkan begitu banyak kepada Reki.
"iyah,macet,disuruh keluar" Jawab Reki singkat tanpa melihat mengarah ke Izky sedikitpun.
Bukannya senang, yang ada Izky kecewa. Sangat kecewa dengan respond Reki yang begitu singkat terhadapnya.
*kriiingggg*
Bunyi bel pergantian jam membuat Izky beranjak dari tempat duduknya dan segera ke kelas.-Kelas-
"ihhh Mey, kamu tahu gak sih. Tadi Reki itu tellat juga. Trus aku tanya, respondnya singkat banget. Maunya apasih? Kemarin dia add aku diline. Malah ngirimin aku pesan. Pas dibales, cuman diread doang. Skarang malah sok gak kenal gitu sama aku" cerocos Izky dengan kesalnya."whoo whoo, santai Ky. Relaks dulu lahh. Tarik nafas trus hembusin. Gituu. Reki kenapa? Emang kalian punya hubungan apa sampai kesal gitu pas dicuekin?" kata Meylin yang tentu saja membuat Izky melamun. Mencerna setiap kata yang diucapkan Meylin.
Meylin bennar, untuk apa aku kesal seperti ini pas dicuekin Reki. Emang aku siapanya Reki? Gak! Aku gak boleh mikirin Reki lagi! Batin Izky yang dengan penuh percaya diri berniat melupakan Reki.
Hari demi hari dilalui Izky dengan Reki seperti orang yang saling tidak tahu-menahu, padahal mereka sekelas. Bahkan Reki duduk tepat dibelakang bangku Izky.
Namun, Izky merasa sepi. Hidupnya terasa hampa karena harus berpura-pura tak perduli kepada Reki.
Bagaimana dengan part 2? Cowoknya bikin penasaran banget yah.
Vote dan comment yah guys:))