bab 6

16 1 0
                                    

Bab sebelumnya...

"Ya,kita harus merayakan sekarang!" Seru jeonghan sambil menggebrak meja

"Ayo kita tutup saja toko ini dan pergi ke restoran!" Seru jeonghan dengan semangat yang mengebungebu

Seungcheol hanya bisa menggeleng kan kepalanya melihat sang pacar sedang kan Yedam hanya tersenyum

~~~~☆~~~~

Pagi harinya Yedam sudah berada di depan stasiun kereta bersama Jeonghan, Seungcheol,Suhyun, dan Chanyuk mereka bersikeras untuk mengantar Yedam, bahkan mereka bertengkar hanya karena ingin duduk di sebelah Yedam saat di perjalanan. Lebih tepatnya di mobil Seungcheol

"Damie kabari kami setiap saat ya! Jangan lupakan kami, kami janji akan mengunjungi mu kok!" Suhyun mengatakan itu sambil memeluk Yedam dengan erat dan menangis seolah akan berpisah selamanya. Yedam? Ia tengah tercekik di pelukan Suhyun

"Berhenti menyekiknya! Apa kau ingin Yedam mati muda?" Chanyuk mengatakan itu sambil menarik kerah baju bagian belakang Suhyun hingga melepas Yedam. Jika di lihat Chanyuk nampak seperti ibu kucing yang menggendong anaknya yang rewel

"Uh,kau jahat aku hanya ingin memeluk Yedam saja" Sunhyu berkata sambil memajukan bibirnya dan menatap sang kakak tajam

Jeonghan dan Seungcheol yang hanya melihat hanya tertawa kecil namun Seungcheol secara pelahan mendekatkan dirinya pada Jeonghan dan membisikkan sesuatu

"Jeonghan,aku ingin anak perempuan dan laki2 seperti mereka" bisik Seungcheol di telinga jeonghan dengan suara beratnya

"S-sial! Diam kau unta!" Jeonghan memerah hingga ke telinganya dan tentu saja itu di saksikan oleh para remaja itu

"Wah, pasangan itu sungguh harmonis ya, aku juga ingin punya pangeran yang tampan" Suhyun mengatakan itu dengan cukup keras dan membuat jeonghan menjadi tambah merah

"A-apa yang sedang kalian lakukan kita disini untuk mengantar Yedam" kata jeonghan berusaha mengalihkan pembicaraan

"Iya,kita di sini untuk mengantar Yedam bukan melihat 2 orang dewasa saling menggoda" Chanyuk mengatakan itu sambil tersenyum jahil

"5 menit sebelum pemberangkatan kereta, di mohon segera memasuki kereta sekali lagi 5 menit sebelum  keberangkatan kereta" suara keras dari sepiker yang terletak di atas kereta membuat mereka semua diam

"Eh...sepertinya Aku harus segera masuk sekarang" ujar Yedam sambil tersenyum pada yang lainya

"Ya, Yedam kau harus berangkat sekarang, jangan lupa telpon kami dan...." chanhyuk memberikan  gitar yang sedari tadi ia bawa untuk Yedam. Sungguh sebuah ke ajaiban seorang Chanyuk memberikan gitarnya pada orang lain.

Jangankan Yedam Sunhyu saja sampai hampir mematahkan rahang dan mengeluarkan bola matanya saking terkejutnya

"Wah,apa yang sebenarnya terjadi! Apakah kau kesurupan jintomang!!! Aku saja sebagai adek mu selalu kau ancam setiap kali menyentuh kekasih gitar mu itu!?" Sunhyu berseru dengan heboh ia bahkan membuat beberapa orang melihat dengan aneh pada nya

"Jangan lebai ini adalah gitar bekas ku 3 tahun lalu aku tau ada beberapa senar yang mungkin harus di ganti oleh Yedam"

"Oh, jadi kau mengasihi sampah pada orang ya" Suhyun mengatakan itu dengan ejekan menjengkelkan

Pengen rasanya Chanyuk buang sang adik ke sungai Han tapi ia tak bisa karena Suhyun adalah anak kesayangan ayah ibu nya. Bisa di coret dari kartu kluarga Chanyuk

"Diamlah,ini bukan sampah! Ini masih bagus dan hanya perlu mengganti senar gitarnya saja"

"Iya,Iya,iya terserah"

Giliran Suhyun yang akan memberikan hadiah pada Yedam ia mengeluarkan sebuah kotak yang berisi kalung perak dengan batu permata berwarna merah pada Yedam

"Aku dengar itu bisa membawa ke keberuntungan dan cinta pada mu" Suhyun mengatakan itu dengan dengan senyum manisnya ia membantu Yedam untuk menggunakan kalung itu yang membuat Yedam merasa tak bisa menahan air matanya lebih lama lagi

"Jeong Han Hyung, Seungcheol Hyung, Chanyuk Hyung, Dan Suhyun nona.... terimakasih banyak, kalian adalah orang orang baik yang telah membantu ku selama ini" air mata Yedam tak bisa di bendung lagi dan dengan perlahan butiran air bening mengalir dari matanya

Sebelum Jeong Han maupun yang lainnya dapat bereaksi bunyi kereta yang menandakan akan berangkat berbunyi yang membuat Yedam bergegas membersihkan air matanya dan mengambil semua barang bawaannya lalu masuk ke kereta, tepat saatnya kereta pun menutup pintunya yang membuat kereta berjalan perlahan menjauh dari stasiun.

Di balik kaca kereta Yedam melihat orang orang baik yang telah membantunya selama ini melambaikan tangan padanya dengan senyum kecil Yedam membalas lambaian itu hingga kereta akhirnya sepenuhnya keluar dari stasiun menuju setasiun berikutnya dalam hatinya ia berdoa untuk orang orang yang ia sayangi itu kebahagiaan, kesuksesan dan kesehatan semoga selalu ada pada mereka











Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

blood and love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang