Tap..
Tap..
Tap..Huh..
Huh..
Huh.."Pak Yanto buka gerbangnya pak! Saya cuman telat tiga menit doang kok pak!" Tiga menit, harusnya tiga menit itu masih bisa di berikan keringanan bukan?
"Hey! Diam! Berisik! Kenapa kamu telat? Gak tau waktu sekali kamu! Apa kamu tidak tau ini sudah lewat dari jam masuk?!" Ujar Pak Yanto-satpam disekolah Gema Bangsa School.
"Aiss.. galak banget sih pak, saya kan baru kali ini telat, biasanya juga gak pernah pak. Kasih saya keringanan dong pak, bapak ganteng banget deh kalo kasih keringanan sama saya." Gadis itu memohon dan mulai menunjukkan wajah perlu di kasihani, padahal itu wajah yang menjijikan untuk lelaki di sebelahnya.
Tunggu.. sejak kapan lelaki itu ada dipinggirnya?
"Bisa biasa aja gak? Muka lo jelek." Lelaki itu berucap sembari menatap gadis di depannya sebentar lalu menatap pak Yanto selaku Satpam sekolahnya.
Tak lama setelah tatap-tatapan itu suara lelaki itu menggema di telinga pak Yanto dan gadis di sebelahnya.
"Pak! Buka pak! Saya ada ulangan harian pak! pak.. Astaga pak, pak saya butuh nilai ulangan harian saya pak, kasihani saya pak, bayangin deh pak kalo anak bapak ada di posisi saya, bapak juga gak akan tega kan pak? Pak.. tolong pak." Lelaki itu memohon dengan mata yang terlihat seperti anak babi yang sedang memohon meminta susu kepada ibu babinya.
Lelaki itu mulai melakukan drama agar satpam itu mau membuka gerbang sekolahnya. Dengan Dramanya itu satpam mulai kasian kepada lelaki itu dan mulai berfikir..
"Tapi saya tidak memiliki anak! Menikah saja belum, Tidak ada yang mau dengan saya.." satpam itu mulai menahan air matanya yang sudah mau menetes itu. Kasihan sekali..
"Yah.. Pak.. maaf pak saya gak maksud kok pak, saya gak tau, pak Yanto jangan nangis gitu ah, nanti saya ikut nangis." Ujar lelaki itu sembari menenangkan pak Yanto dengan ikut terisak juga.
Sementara Gadis di sebelah sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, Ia masih mencerna apa yang ia lihat di Depanya ini.
"Nanti saya kasih Raycia buat bapak deh.. tapi bapak jangan nangis lagi, nanti saya ngerasa bersalah pak."
Gadis itu menoleh merasa namanya disebut-sebut.Apa? Heh? Apa kata lelaki dipinggirnya tadi?
Pletak!
Mampus.
"Aw Anjir sakit.." lelaki itu mengusap jidatnya yang habis di Sentil oleh gadis bernama lengkap Raycia Agna Fayrencia atau yang biasa teman-temannya Panggil 'CIA' itu.
"Heh! Apa lo bilang tadi?" Cia mulai sewot dan merasa tidak terima jika namanya di bawa-bawa apalagi lelaki itu berkata 'Nanti saya kasih Raycia buat bapak deh..'
Bahkan parahnya lelaki itu mengatakannya dengan penuh keikhlasan dan ketulusan lahir batin.Cia sungguh ingin mencekik lelaki di depannya ini sekarang juga, tapi masalahnya ia mencintai lelaki di depannya ini.
Yaya.. walau lelaki di depannya ini sama sekali tidak mengetahui hal itu, biarkan Cia yang menyimpannya, ia terlalu gengsi untuk mengatakannya, terlebih ia adalah seorang wanita.. Jatuh sudah harga dirinya jika ia mengatakannya.
"Sakit anjir, Gak usah galak-galak jadi cewek!" Lelaki itu mengerucutkan bibirnya lucu walau menurut Cia itu sama sekali tidak lucu dan terlihat menggelikan untuknya.
"Ck.. Pak! Pak Yanto tolong, bapak baik banget deh, bapak beneran gak mau kasih keringanan ke saya? Gak apa-apa deh kalo Rama yang jadi tahanan bapak, saya ikhlas ngorbanin dia pak."
Cia mulai membuka suaranya lagi, ia memohon sembari sedikit-sedikit melirik kepada lelaki di sebelahnya. Ia hanya berharap lelaki di sebelahnya tidak menyadari apa yang dia katakan tadi.1 detik..
3 detik..
5 detik.."Apa? Lo bilang apa tadi? Lo ngorbanin gue gitu maksudnya? Heh!"
Shit.. ngelegnya lama banget.Cia menoleh sembari menatap kearah lelaki yang bernama 'Rama' itu dan menantang seperti mengatakan "Iya? Kenapa? Ada masalah?"
Entah Rama yang terlalu peka atau hanya kebetulan, atau mungkin dia bisa membaca pikiran seseorang? Tidak tau..
"Ya masalah lah! Lo bawa-bawa nama gue!" Rama sewot tak terima sama seperti Cia yang tak terima tadi, namun bedanya Cia lebih baik mengalah dan tidak melanjutkan perdebatan yang harusnya terjadi dari tadi.
"Heh! Lo juga bawa-bawa nama gue Rama Juliant Bagaskara! Gak sadar lu tadi bawa-bawa nama gue?!" Cia menekan perkataannya pada bagian nama lengkap lelaki itu.
Rama Juliant Bagaskara, nama lengkap lelaki penuh drama itu, entah dari siapa ia belajar drama, hanya demi untuk di kasihani Rama berani melakukan drama untuk kebaikan dirinya sendiri.
Tapi menurut Cia, Drama yang selalu dimain kan oleh Rama di depan dirinya selama ini, sama sekali tidak mempan untuk dirinya, bahkan menurut Cia, muka penuh dosa milik Rama sama sekali tidak cocok untuk melakukan drama.
Padahal Rama Sangat Tampan dan di gilai oleh siswi Gema Bangsa School, jangankan Siswi, siswa yang belok pun sepertinya menyukai Visual dari seorang Rama Juliant Bagaskara sementara yang masih normal biasanya iri dengan Rama.
tapi menurut Cia, Rama adalah lelaki paling menyebalkan dan yang paling ia benci selama sekolah di GBS.. Namun ia juga mencintai Rama. Ya.. mencintainya, Sudah sangat lama..
____________________________________
Segini aja dulu, nanti di up lagi kalo Rame:)
Bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rama (COMING SOON)
Teen Fiction[Publish Soon] Sebenarnya bukan tentang cerita si tokoh utama pria, namun tentang cerita si tokoh utama wanita. Sang tokoh utama wanita mencintai Rama Juliant Bagaskara, nama sang tokoh utama pria. Dirinya mencintai Rama, namun Rama adalah sosok...