"Selamat Adik manis kau telah menjadi saudara 'tiriku' yang tidak aku harapkan!"
"Oh terimakasih, tapi tidak perlu terlalu menekan ucapanmu seolah olah memperjelas posisiku 'kakak tiri'"
Dua setan kecil bersatu dan menjadi sebuah keluarga, kakak l...
Akhirnya hari yang di tunggu telah tiba, Bella dan sekeluarga berada di bandara mengantar sang pemeran utama kedua yang juga seorang Villain kedua di novel untuk bepergian.
Ayah dan Ibu memeluk Erza erat, lalu Erza berdiri di hadapanya merentangkan tanganya bermaksud untuk Bella memeluknya.
"Aku tak akan melakukan hal itu!"
Ingat Bella dingin, walau tubuhnya muda tapi tetap umurnya terlalu tua untuk adegan haru seperti ini bahkan saat Ayah aslinya Ed bepergian ia tak pernah berpamitan.
"Ayolah, aku akan pergi lama dan kau pasti akan merindukan ku"
Erza sedih tapi dalam hati bahagia setelah kejadian malam tadi.
'Cabul' Bella menyadari senyum aneh di bibir bocah itu.
"Ayolah sayang"
Ibu memujuk pelan tentunya sama sekali tidak ada niat paksaan, karna ia benar benar menyayangi keduanya tanpa pilih kasih dan menghargai pendapat Bella.
Tapi Bella juga sangat menghargai ibu tirinya ini, dengan wajah bete gadis itu melangkah ke depan lalu memeluk Erza, hanya beberapa detik sebelum ia ingin melepaskan pelukan, tapi si tiran malah melingkarkan kedua lenganya dengan erat.
"Lepas!"
"Cepatlah lulus dan menyusul aku disana"
Bisik ulang Erza seperti malam tadi.
Bella hanya memutar matanya malas sambil menepuk punggung Erza secara normal tanda untuk melepaskan pelukanya.
"Dan juga kita memiliki rahasia loh"
Mengecup pipi Bella dan mundur dengan cepat sebelum sempat Bella memukulnya.
"Apa maksud mu!"
Teriakan Bella tidak di gubris Erza ia hanya terus mundur dan melambai pelan lalu berbalik untuk melakukan pengecekan.
....
Bella duduk di kursi belakang dengan wajah tenang dan sedikit resah, kedua orang tuanya sedang mengobrol pelan mengisi perjalanan pulang dari bandara.
Hpnya bergetar tanda ada pesan, Bella melihat dan membuka. Wajah tenang itu dalam hitungan detik berubah kaku.
Ayah yang melihat dari cermin depan mengerutkan kening.
"Kenapa Bel?"
Bella menurunkan hpnya dengan tenang sambil menguasai emosinya, wajah pucat itu dengan cepat berubah tenang dengan senyum cantiknya.
"Tidak apa apa hanya lapar, bisakah kita berhenti di KFC?"
Mengalihkan pembicaraan secara alami.
"Benar pa, mama juga lapar"
"Baik...baik..."
Seolah olah tersadar bahwa sudah waktunya makan siang, Ayah mulai fokus berkendara dengan cepat tidak membiarkan putri dan istrinya kelaparan.
Kedua orang dewasa itu tak menyadari wajah Bella berubah dingin saat melihat gambar dirinya yang tanpa busana di peluk Erza.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.