Prologue

9 4 0
                                    

Comeback again with me, Sey!

Kali ini aku bawain anak ke lima(?)
Sebenarnya, cerita ini harusnya setelah spin off  'Raja' selesai. Tapi ada banyak kendala, aku memutuskan tunda dulu sampe alurnya bener bener mantap.

⚠️Bagi yg gak suka gendre dewasa atau kekerasan silahkan tinggalkan cerita ini tanpa harus merugikan saya⚠️

Untuk para pembaca 'Raja' yg mungkin ngikutin karya-karya aku, kemungkinan 'Raja' akan direvisi besar-besaran. Ya, banyak yg harus dirombak. Bisa jadi seluruh cerita akan dibuat baru. Tapi belum pasti kapan dimulai tulis ulangnya.

Jadi, untuk karya ini, bisa dibilang side Story dari banyak ceritaku. Termasuk yg 'Mafia Series' di ceritanya 'Ainsley series 2'.

Alurnya menyesuaikan. Bisa lambat, bisa cepat. Dan aku harap kalian bisa menghargai penulis. Berikan vote dan komentar oke?

Krisar juga silahkan. Asal dengan bahasa sopan agar tidak menyinggung banyak pihak.

Silahkan membaca kisah AVSA 🎉

***

Cuaca hari ini cukup cerah. Kansas hafal betul dengan jalan-jalan yang dilewatinya. Jalan yang biasanya mengarahkan ia dan sang ayah pada peristirahatan terakhir sang ibunda. Tidak ada perbedaan mencolok meski Kansas telah lama pergi dari Indonesia demi mengenyam pendidikannya di luar negeri.

Hari ini, tepat 23 tahun kepergian ibunya. Dan itu semua, karena Kansas.

Ialah pembunuh itu.

"Apa yang kau pikirkan?"

"Nothing."

Percakapan yang sama setiap tahunnya-kecuali lima tahun terakhir.

Terkadang ia pernah berpikir. Tidakkah sang ayah membenci dirinya? Padahal semua orang tau seberapa besar cinta ayah pada ibunya.

Kaki jenjang yang dibalut celana kain hitam panjang itu melangkah lebar mengikuti sang ayah menuju sebuah bangunan kecil sederhana di sisi kanan pemakaman.

Tempat itu didesain sebegitu indahnya oleh sang ayah untuk ibunya. Bahkan entah kenapa, pengamanan sekitar tempat itu pun selalu di jaga ketat. Itu yang hingga kini belum pernah Kansas ketahui sebabnya.

"Alesha, kami kembali lagi."

Kansas hanya terdiam, menatap lurus foto sang ibu di depannya. Mengabaikan sorot sendu sang ayah.

"Kau melihatnya, bukan? Anak kita tumbuh dengan baik. Ia tumbuh menyerupai mu. Laki-laki kecil ini," Zaidan menepuk pundak kokoh putranya dengan bangga. "Akan menjadi perisai bagi keluarga kita. Seperti harapan mu kala itu." Sambungnya bangga.

"Arkansas Valerio Skylar Adinata,"

Kansas menoleh pada sang ayah.

"Itulah namanya."

Zaidan menaburkan air mineral di sekitar makam Alesha. Sedang Kansas, ia menaburkan kelopak mawar merah di makam sang ibu.

Mulut Kansas terkunci rapat. Meski beribu pertanyaan bersarang di otak jeniusnya, tidak satu pun dari pertanyaan itu terlontar dari mulutnya. Mengenai alasan mengapa Zaidan kerap kali menyebutkan nama lengkapnya seolah-olah sang ibu tidak mengenali dirinya sama sekali.

Walau semua itu mungkin.

"Apa—apa Mami, memang secantik ini?" Kelu. Lidahnya kelu usai bertanya demikian. Bahkan kini tenggorokannya  tercekat tanpa sebab.

Zaidan tersenyum maklum. Pria paruh baya yang masih terlihat awet muda di usianya itu mengelus figura Alesha penuh kasih. "Kau tau, dulu sekali, ibumu adalah primadona di bangku SMA. Ia gadis anggun dan apa adanya meski kekayaannya lebih dari cukup untuk membeli harga diri orang-orang di luar sana." Ujar Zaidan sedikit sombong.

Ya, sifatnya yang satu itu memang khas sekali milik ayahnya.

Kesombongan yang sama seperti apa yang selama ini Kansas ketahui. Namun kesombongan itulah yang mampu membuatnya tertawa lepas ketika kanak-kanak. Mungkin hingga sekarang.

Karena kini tawa kecil muncul dari belah bibir Kansas.

Zaidan di sampingnya tersenyum bangga pada figura Alesha yang tengah tersenyum. Seolah sedang menyombongkan pada wanita yang telah tiada itu jika dia mampu membahagiakan Kansas meski hanya terdiri dari dua orang dalam keluarga.

"Daddy mungkin bukan sosok ayah yang sempurna untukmu. Tapi setidaknya hingga detik ini Daddy sudah memberikan yang terbaik untukmu." Zaidan menelan salivanya susah payah. Pandangannya kian rumit.

"Jika suatu saat keadaan mengharuskan mu membenci Daddy, Daddy ikhlas. Namun satu hal yang Daddy minta; jangan pernah lepaskan marga Adinata dari namamu. Ini permohonan ayah yang paling serius, Nak." Tepukan itu perlahan menjadi cengkraman bahu.

Kansas mengerenyitkan kening. Bukan, bukan sakit yang ia rasakan. Melainkan maksud dari permohonan ayahnya hari ini.

Keadaan seperti apa memangnya yang mengharuskan Kansas membenci Zaidan?

Mengapa ayahnya memiliki begitu banyak rahasia yang tak pernah Kansas ketahui?

🛡️🛡️🛡️
Terimakasih Telah Membaca Cerita PROTECTOR

Gimana Prolog nya?

Belum ada yang baca? No prob.

Jika kalian sempat mampir dan suka, mohon vote dan komentar ;)

See you next chapter!

Bonus picture:

- Arkansas Valerio Skylar Adinata [23]

- Arkansas Valerio Skylar Adinata [23]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam hangat,
S 💙

PROTECTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang