semester baru.

18 2 6
                                    

— ADHIRAJASA —

Pagi ini udara sangat sejuk, mendukung siapapun untuk bermalas malasan di bawah selimut.. Namun tidak untuk satu anak, dia harus bangun pagi dan bersiap pergi ke sekolahnya. Dia adalah Narrel.. Gadis yang sedikit teledor itu sedang menunggu sahabatnya untuk menjemputnya, mereka akan memandu MPLS disekolah mereka bersama anak Osis yang lainnya.

Sembari bermain ponsel Narrel mendudukan dirinya dikursi teras rumah menunggu teman yang akan menjemputnya, lama ia mengutak atik ponselnya.. Suara mesin motor memasuki gendang telinganya ''Narrel! Narrel! Sekolah Yok!!" seorang gadis dengan balutan seragam sekolah yang sama dengan yang Narrel pakai berteriak didepan rumah sederhana namun rapi tersebut

''Sebentar! Jangan teriak teriak!" si pemilik rumah beranjak bangun, tak lupa meneriaki orang rumah guna membertahukan kalau ia akan berangkat

"lambat memang Narrel ini, kasihan Naswa sudah nungguin dari tadi" seorang pria paruh baya keluar dari rumah dengan secangkir teh ditanggannya

"mana ada Narrel lambat, ayah gak lihat Narrel udah rapi dan kece begini" Narrel membangakan penampilannya kepada sang ayah yang hanya di balas senyuman teduh dari pria yang membesarkannya selama ini

"hust! udah sana, berangkat nanti malah telat" pria yang dipanggil Ayah tadi berucap agar sifat narsis anaknya tidak kambuh

"iya iya, Narrel berangkat dulu ya Yah"
Setelah menggecup punggung tangan sang Ayah Narrel berjalan menuju gerbang dimana teman seperjuangannya menunggu diatas motor matic miliknya

"widih, rapi bet lo... Mau cari degem ya?" lengkap dengan cengirannya Narrel menepuk bahu Naswa, yang dibalas delikan tajam dari sahabatnya itu

"degem your eyes! Buruan naik! Jessy bilang acara penyambutan dah mau dimulai, sebagai osis yang taat peraturan kita harus sampai tepat waktu. Ohh ya, Almet lo mana?" tanyanya, dapat ia lihat wajah Narrel berubah drastis

"HUWA IYA, LUPA KALAU HARUS PAKE ALMET" dan detik itu juga Narrel kembali masuk ke rumahnya dengan tergesah gesah

"ugh, untung lo ngomong tadi Nas, terima kasih Naswa" ujar Naswa kepada dirinya sendiri, memberikan apresiasi karena sudah menjadi pahlawan kesiangan untuk teman nya yang teledor itu.

— ADHIRAJASA—

BRAK!!!

"ayam geprek Ibu Nessi yang paling mantul seantero sekolah Sma 81" itu Nadya.. dia langganan kaget di Organisasi ini, kalau dia kaget dia suka berbicara dengan kecepatan 2x lebih cepat dari biasanya

"Dilla!!!!" Nadya memandang kebawah dimana temannya itu tersenyum puas setelah berhasil membuat dirinya terkejut

"hahahahah, sorry Nad lo serius bnget masang posternya sampe muka lo kaya orang naber" ini Dilla, happy virus anak Osis, gadis dengan senyuman teduh dan sikap randomnya tersebut sedang tersenyum puas menggabaikan tatapan tajam dari Nadya

"dilla an--" terpotong, kalimat itu tidak selesai diucapkan setelah ia mendengar suara teriakan dari seseorang

"suprais GUE DATANG" dua anak laki laki dengan Almamater Osis masuk ke dalam aula dan langsung mendekat ke tempat Nadya dan Dilla berdiri

"dari mana aja lu?? Bukannya bantu - bantu malah ngilang" beginilah jadinya jika Singa Betina anak Osis terbangun, semua akan kena omel oleh nya

"hehehe sorry Nad, Gue sama Revan dari warung depan sekolah beliin kalian roti sama susu" itu pembelaan Ardana, si waketos tamvan kalau kata dia. Dia dan Revan memang disuruh Jessy membeli roti dan susu untuk sarapan Anggota Osis yang sudah datang karena kantin belum di buka

"nih" Revan maju dan menyerahkan kantong kresek yang isinya susu dan roti ke arah Nadya

"kesambet apa lo?" Nadya memandang Ardana dengan tatapan curiga, namun tangan itu terulur untuk mengambil kantong kresek tersebut

"baik salah, jahat salah, pulang ajalah gue" Ardana berujar dramatis, dia bahkan memegangi dada bagian kirinya seolah olah sedang tersakiti

"tck, kek cewe lo" Revan yang sudah gemas memukul bahu Ardana "dimana yang lain?" tanyanya, matanya memandang aula yang hanya di isi beberapa murid kepagian dan beberapa Anggota Osis yang sedang sibuk dengan tugas masing masing

"paling bentar lagi yang lain nyusul" Nadya kembali fokus dengan poster yang akan ia pasang tadi

BRAKK!!

"YAKK!!" lagi lagi Nadya dibuat kaget oleh gebrakan pintu, tidak ini bukan Dilla pelakunya tapi Narrel dan Naswa yang masuk dengan tergesah gesah

"LOH!! KOK MASIH SEPI!!" Naswa terkejut ketika melihat aula masih kosong melompong, teriakan itu menggundang atensi beberapa murid baru yang sudah datang dan beberapa Anggota Osis ditempat

"Nas.. lo bilang tadi sudah mau mulai?" Narrel tersenyum paksa, ini masih pagi dan dia sudah emosi, dia rela kebut kebutan dijalan hampir jatoh terjungkal dan ternyata acaranya masih belum mulai

"manalah gue tau, Jessy bilang dah mau mulai" Naswa membela diri, dia tak salah toh, dia tidak pernah salah.. Begitu serunya dalam hati

"gue kenapa?" Jessy muncul dari belakang mereka ditangannya ada selembaran list acara untuk hari ini

"LU BILANG DAH MAU MULAI GUE NGEBUT VANGSAT HAMPIR NABRAK EMAK EMAK DAN TERNYATA MASIH KOSONG!!!!" Jessy dan orang orang di sekitar Naswa langsung menutup telinga karena suara gadis itu nyaring melengking, iyalah orang dia teriak

"sorry sorry biar kalian gak telat, trus bisa bantu yang lain.." Jessy mendorong bahu Narrel dan Naswa mendekat ke arah Nadya, Dilla, Revan dan Ardana

"yang bener ya kerjanya..." kemudian Jessy berlalu meninggalkan Narrel dan Naswa

"susu Nas~" Revan menyodorkan susuk kotak kedepan Naswa dan langsung diterima gadis itu dengan wajah garangnya, dia masih gondok kawan

kalau Narrel sudah Join makan roti bareng Ardana dan Dilla tanpa di tawarin, dia selow aja disogok susu kotak sama roti dah diem anaknya

— ARDHIRAJASA —

setelah semua beres, Narrel dan teman temannya sudah rapi menggunakan Almamater masing masing. Khusus Ardana dan Mahesa mereka menggunakan Almamater yang agak berbeda motiv karena mereka adalah Ketua dan Wakil

Dilla menggintip dari jendela ruang ganti, disitu semua anggota Osis berkumpul

"rame bangettt!!" Dilla masih memandang murid baru yang satu persatu mulai menggisi kursi kosong yang mereka sediakan

"semua udah siap??" Jessy menggecek anggotanya sebagai sekertaris Osis dia harus menggecek segalanya, dia bahkan menjadi satu satunya orang yang kesana kemari sedari tadi melebihi tugas ketua dan wakil

"sudah.." Jawaban serempak dari teman teman nya membuat Jessy tersenyum lega,

"ketua gugus dah siap semua kan?" yang bersangkutan mengangguk bersamaan, lagi dan lagi Jessy tersenyum semakin merekah

"oke.. sudah semua, mari berdoa dlu menurut kepercayaan" Mahesa menggambil ahli sesi berdoa ini, semua Anggota Osis langsung menunduk untuk berdoa dan meminta semoga acara ini berjalan lancar tanpa kendala

"berdoa selesai" Mahesa memandang anggotanya dia menarik nafas ini kali pertama ia memimpin Osis. Setelah dirasa dadanya tak lagi berdetak kencang, dia menggulurkan tanganya dan dibalas tumpukan tangan oleh anggotanya

"Osis Desatu, Bisa Bisa Bisa!"

Setelah itu mereka naik ke atas panggung yang sudah disediakan.

— ADHIRAJASA —



HelOo Everyone...

Akhirnya setelah berpikir panjang, saya mendapatkan keberanian untuk mempublis cerita ini, hahahaha cerita yang udah karatan ada di catatan hp saya..

jangan lupa vote n comment ya (๑・ω-)~♥”

kkkkkk, pai pai All~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ADHIRAJASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang