eps 17

796 58 0
                                    

Yance segera membawa Raina ke rumah sakit dan Raina segera ditangani. "Tuan saya mendapat kabar jika tuan muda menangis di mansion." Yance baru ingat jika Abdillah ia tinggal,dengan segera Yance meminta bodyguard nya untuk membawa Abdillah ke rumah sakit.

"Cepat tangani calon istri saya!" Dengan segera tim dokter bergegas membawa Raina ke ICU.

Sedangkan kini Daeshim sudah menuju rumah Anton untuk memberi kabar, setelah sampai di pekarangan rumahnya segera Daeshim masuk.

"Permisi.." Calista yang sedang menyiram tanaman menoleh mendapati pemuda yang mengaku sebagai bawahan Yance datang kembali.

"Apakah kak Raina sudah ditemukan?" Tanya Calista tanpa sadar memegang tangan Daeshim saking penasarannya dan Daeshim entah mengapa jadi sala tingkah, melihat perubahan wajah Daeshim Calista segera melepaskan tangannya.

"Maaf." Ucap Calista menunduk malu, Daeshim mengangguk.

"Nona Raina sudah ditemukan,saya datang kesini ingin menyampaikan kabar bahwa Nona sedang berada di rumah sakit." Calista pun segera memanggil Mama dan Papanya dan tak menunggu lama lagi mereka bergegas ke rumah sakit.

Di dalam mobil.

"Sebenarnya apa yang terjadi Daeshim?" Tanya Anton.

"Malam setelah mengetahui jika Nona tidak ada dirumah paman dan bibi, akhirnya saya dan juga tuan memutuskan mencari Nona lewat bantuan beberapa orang kepercayaannya namun hasilnya tetap nihil, tuan Yance berdoa pada Tuhan saya sebelumnya terkejut namun saya rasa Tuan telah menemukan cahayanya, ia pun mendapat sebuah panggilan dari Nona Raina namun yang mengangkat adalah tuan muda, segera tuan meminta kepercayaan kami Bondan untuk melacak keberadaan ponsel Nona Raina dan kami menemukan di dekat hutan, tuan kemudian mengatakan jika ia menemukan tuan muda sendirian di tengah hutang dalam keadaan pingsan, saat itu saya pulang untuk berjaga di rumah paman dan bibi karena memperkecil kemungkinan bahaya yang akan terjadi di keluarga Ubaid sehingga saya hanya menunggu kabar, saat itu tuan meminta saya untuk menyiapkan anak buah agar sebelum matahari terbit kami sudah bisa mengepung tempat penyekapan,tuan muda sudah aman di mansion sedangkan Nona terluka karena kekerasan para penjahat itu untungnya Nona tanpa kami ketahui sangat lihai dalam menggunakan senjata membuat tuan segan dan ia percaya Nona mampu menghadapi bahayanya sendiri." Jelas Daeshim.

"Lalu bagaimana dengan penjahatnya saya ingin membuat perhitungan!" Ujar Ratna geram.

"Betul Ma, enak saja memperlakukan kakak ku dengan Kejam! Calista ikut dibelakang Mama saja ya.." Ucap Calista menampilkan gigi rapihnya, Daeshim tanpa sadar mengamati Calista yang menurutnya sangat menarik.

"Kamu ini, Papa kira selalu terdepan ujungnya tetep aja sembunyi di bawah ketiak Mama kamu!" Ucap Anton menggeleng kepala.

"Namanya juga anak Pa, gak boleh melangkahi orang tua pamali." Ucap Calista tertawa jahil.

"Kamu ini, bisa aja.." Ucap Ratna.

"Untuk masalah penjahatnya tuan sudah menembak salah satu dalangnya sedangkan yang lainnya mati di tempat." Ratna mengangguk mengerti mungkin mereka membiarkan salah satunya tidak mati untuk dimintai tanggungjawab.

Setibanya di rumah sakit..

"Bagaimana keadaan Raina?" Tanya Ratna menghampiri Yance yang masih duduk di kursi tunggu.

"Belum ada kabar mungkin dokter masih berusaha." Ratna mengangguk, tak lama suara anak kecil datang dan berlari memeluk Yance.

"Papa, dimana Mama?" Tanya Abdillah.

"Sedang ditangani dokter, kamu tunggu saja tidak akan lama Mama pulih." Ucap Yance sedangkan keluarga Ubaid menatap kebingungan.

"Ah, ini Abdillah anak angkat saya dan maaf lancang memperbolehkan Abdi memanggil Raina Mama, jujur dia tidak memiliki orang tua." Jelas Yance.

Ratna menepuk bahu Yance. "Itu adalah hal yang patut kau banggakan, mengangkat anak yang tidak memiliki orang tua adalah perilaku mulia, Alloh akan senantiasa memberikan ganjaran yang setimpal atas perbuatan baik mu." Ucap Ratna.

"Ganjaran apa yang saya dapat bi?" Tanya Yance.

"Banyak, tetapi kau akan hidup lebih bahagia karena anak yang pada dasarnya kau angkat ini, kelak akan membawamu ke surga nya Alloh Aamiin.." Ucap Ratna disusul Calista dan Anton.

"Ketahuilah sebelum kami membawa Raina kehidupan kami tidak ada yang berubah seperti biasanya keluarga, tetapi saat Raina datang kami merasa tanggungjawab kami bertambah dan kebahagiaan kami bertambah, kami merasa bersyukur Alloh mempercayakan Raina untuk kami jaga, hasilnya adalah Raina membuktikan dia adalah gadis tangguh dan kami sangat senang." Ucap Anton.

"Paman, bolehkan paman menuntun saya untuk masuk agama paman, awalnya saya tidak mau percaya tuhan, tapi setelah saya berdoa dan tuhan mendengar doa saya, saya yakin jika kita di dunia ini memiliki tujuan, memiliki prinsip dan memiliki keputusan yang akan didengar oleh tuhan yang maha kuasa." Anton terkejut.

"Bagaimana kamu bisa berkata itu Yance, untuk orang yang tidak percaya tuhan sangat sulit untuk percaya walau dengan bukti tidak secara langsung?" Tanya Anton.

"Mungkin ini yang di namakan Hidayah, saya tidak akan mengerti sampai kapanpun, namun saat Raina datang dan memberikan sesuatu bukti tak nyata namun mudah di pahami,saya yakin itu bukanlah perkataan yang keluar dari mulut, namun sesuatu yang memang memiliki bukti nyata." Anton mengangguk dan memeluk Yance dengan bahagia.

"Alhamdulillah...kalau begitu bersegeralah menemui paman nanti, setelah kamu benar siap, paman akan membantumu untuk masuk dalam agama Islam." Yance mengangguk.

"Paman tau jika kamu adalah seorang Mafia, paman harap kamu bisa berhenti dari pekerjaan itu, karena pekerjaan itu haram dilakukan, jikapun kamu tidak mampu, paman tidak bisa membantumu jika sampai Raina mengetahui kebenarannya." Yance mengerti.

"Tenang paman Yance akan berhenti dari bisnis gelap itu." Anton maupun Ratna senang mendengarnya.

"Syukurlah, jadi kenapa Raina bisa sampai seperti itu nak, apakah separah itu mereka malukai keponakanku?" Tanya Ratna.

"Entahlah bi, tapi Yance yakin Raina kuat dengan apa yang di hadapinya, ouh ya Bi kenapa Raina bisa menggunakan pedang dan semacamnya seperti bela diri?" Tanya Yance penasaran.

"Ouh itu, Raina semasa remajanya selalu mengikuti kegiatan sosial seperti pengajian dan khusus untuk para ukhty, lalu disana bukan hanya mempelajari ilmu agama namun ilmu bela diri juga sehingga mereka bukan hanya di segani oleh kepintaran pelajaran namun ada kalanya mereka memiliki kemampuan bela diri." Ucap Ratna.

"Ah pantas saja, jadi Raina belajar pedang dari kegiatan itu juga?" Ratna mengangguk.

"Tidak mungkin Ayah atau Ibu nya karena mereka lebih mengajarkan Raina pada tutur kata dan sikap, selebihnya Raina mandiri dan bisa membedakan yang mana baik untuknya dan tidak." Ucap Ratna.

"Nenek, apakah Abdillah bisa seperti Mama, Abdillah takut jika tidak bisa bertarung." Ucap Abdillah dengan puppy eyes nya.

"Ululuh siapa ini, ganteng banget, nama kamu Abdillah ya kalau begitu panggil tante dengan sebutan Tante Calista, kita ke taman yuk makan-makan." Abdillah mengangguk dan ikut dengan Calista.

"Dae, kau ikut dengan Calista bawakan beberapa makanan untuk kami disini, sekalian itung-itung ngurus istri dan anak bwahahaha..." Daeshim menatap tajam atasannya yang masih bisa menyindir dalam keadaan seperti ini.

TBC.

BIND YOu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang