4

1.1K 117 15
                                    

3 hari kemudian.

Di sebuah ruangan seorang pemuda sedang merapikan penampilannya. Baju putih dan celana hitam terpasang di badannya. Rambut hitam dengan sedikit ikal menambah aura bad boy nya. Pemuda itu begitu kagum atas penampilannya.

Trrtt..

From : Win

'Hari ini kamu yang menjemputku kan? Kasih tau kalo udah di jalan biar aku siap-siap dulu.'

Senyum pemuda itu tanpa sadar terukir di wajahnya.

'Iya.'

Send

Setelah selesai membalas pesannya, pemuda itu memakai jaketnya dan sekali lagi berkaca memastikan penampilannya sempurna. Lalu keluar dari kamarnya sambil membalas pesan Win bahwa dia akan jalan untuk menjemputnya sekarang.

Saat langkah kaki pemuda itu mencapai anak tangga terakhir. Mata sedikit tidak suka pada entitas di depan matanya "Bright, kenapa kamu berdiri disini.?"

"Tentu saja menunggu kembaranku."

"Untuk apa?"

"Agar kita bisa berangkat bareng."

Dahi Thyme mengernyit tidak suka pada ide itu "Hei, Siapa yang menyuruhmu untuk berangkat bersamaku? Dan kenapa kamu harus jalan bersamaku?"

"Ibu, Katanya karena aku baru pindah dan belum mengetahui kampusku jadi ibu menyuruhku untuk jalan denganmu."

"Tapi aku tidak mendengar apa-apa darinya."

Senyum meremehkan terulas di wajah Bright "Gimana mau dengar? Kamu aja turunnya lama banget ibu dan aku jadi sarapan duluan dan saat ini ibu udah di kantor. Terserah aja sih kalo tidak mau bareng nanti aku aduin ke ibu."

"Dasar tukang ngadu." Thyme kesal tanpa sadar tangannya mengepal ingin memukul saudara kembarnya itu namun Bright lebih cepat berlari menghindar.

"Bodo."

"Sialan." Thyme tidak mau kalah. Dirinya ikut berlari mengejar Bright. Dua saudara kembar ini malah main kejar-kejaran hingga suara menghentikan tingkah kekanakan mereka.

"Hmmm.. Tuan muda anda bisa terlambat menjemput Tuan Metawin."

Perkataan itu berhasil membuat keduanya berhenti kejar-kejaran. Dua wajah kembar itu seketika berubah. 1 berwajah sumringah sedangkan 1 lagi berwajah kesal pada anak buahnya.

"Arm.. kenapa kamu bocorin."

"Tapi kan tadi Tuan muda yang minta saya untuk menyiapkan mobil dan mengantar Tuan Muda ke rumah Tuan Metawin."

Thyme menepuk kepalanya lelah dengan sikap anak buahnya ini tanpa basa basi Thyme menghampiri Arm dan meminta kunci mobilnya "Mana kuncinya? Biar aku berangkat sendiri."

Menuruti perintah atasannya, Arm menyerahkan kunci mobil yang telah di siapkan ke Thyme.

"Ayo pergi, Bright."

Thyme pun pergi di ekori oleh Bright.

Ketika mereka berada di luar, sebuah mobil mewah terpampang di depan mereka. Thyme berjalan ke arah kemudi sedangkan Bright ke arah penumpang di belakang. Thyme yang melihat itu bereaksi tidak suka "Hei."

Bright berhenti di depan pintu mobil dan menengok ke Thyme yang kini memandang tidak suka "Kenapa?"

"Siapa yang menyuruhmu duduk di belakang?"

"Terus aku duduk dimana?"

"Di depanlah. Masa aku jadi kayak supirmu."

Bright tertawa dan segeralah dia masuk ke samping Thyme. Saat mereka berdua masuk, Thyme membuka jaketnya dan melempar ke belakang.

When You ComeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang