Sinar mentari pagi menyelusup masuk di antara jendela kamar apartemen. Dua insan saling berpelukan dalam keadaan telanjang dengan selimut yang menutupi setengah badan mereka. Peluh keringat masih terlihat di tubuh mereka. Salah satu dari mereka bergerak pelan, secara perlahan netra hitam terbuka.
Lengan yang di jadikan bantal oleh salah satu partner tadi malamnya mulai di tarik dan kepala sang partner di taruh pelan di atas bantalnya. Sang pemuda mengatur posisi melihat bagaimana cantiknya tunangannya itu. Jari-jari panjang itu membelai wajah serta memainkan rambut hitam milik sang pemuda yang masih tertidur tersebut.
'Cantik.'
Sebuah senyuman tulus langsung terukir di wajah tampannya. Bright masih terus membelai wajah Wajah, menikmati ciptaan tuhan yang paling di cintainya saat ini.
Di sisi lain Win yang masih berada di dalam mimpi mulai merasakan sentuhan membuat ia membuka matanya perlahan. Pandangan buram di sertai cahaya matahari mulai memasuki netranya. Dapat di lihatnya secara samar sebuah sosok sedang memandanginya.
"Pagi."
Itulah sapaan pertama Bright untuk sang kekasih di tambah dengan senyuman hangat. Membuat pagi Win sedikit cerah.
"Pagi."
Bright tanpa ijin langsung mencium bibir merah merona Win.
"Euughh.. Bright."
Ciuman lembut itu tak bertahan lama karena Win langsung mendorong badan Bright. Kedua bibir terpaksa terpisah, benang saliva muncul di kedua sisi bibir mereka.
"Apa yang kamu lakukan?"
"Itu morning kiss untuk tunanganku." Jawab Bright.
Win memutar matanya malas mendengar gombalan pagi hari Bright dan mulai menggerakan badannya sedikit peregangan.
"Aduh.." Ringisnya.
Rasa sakit itu mulai melanda.
"Kamu tidak apa-apa, Win?"
Win menggeplak kepala Bright tiba-tiba.
"Masih nanya lagi." Ucap Win sedikit meringis "Ini semua karenamu."
Brigh nyengir. Sedangkan Win meluapkan kekesalannya dengan mendorong tubuh Bright menjauh lagi dan berusaha bangun dari ranjang namun baru satu langkah bagian bawahnya langsung ngilu.
"Mau kubantu?"
Win melayangkan tatapan sinisnya "Tidak perlu."
"Ok."
Bright pun bangkit dan berjalan menuju kamar mandi meninggalkan Win yang menatap tak percaya pada respon Bright kali ini.
"Iiisshh.. BRIGHT !!."
.
.Thyme menatap sekeliling rumah besar dengan tiang-tiang menjulang tinggi menopang tempat tinggalnya. Beberapa pengawal tampak berjejer di sekeliling rumah itu. Langkah kakinya terus melangkah masuk tak mempedulikan tatapan beberapa pelayan sebelum menunduk kepala padanya.
Ia terus menuju ke kamarnya dengan keadaan lelah sebelum asisten ibunya menghalangi jalannya.
"Ada apa?"
Asisten tersebut menunduk sedikit "Nyonya menunggu anda di ruangan."
Thyme mendecih, ia muak dengan wanita yang di sebut ibu itu. Dengan malas sol sepatunya mengikuti langkah kaki sang asisten. Begitu sampai di ruang ibunya. Cindy menatap tanpa ekspresi.
"Darimana saja? Kenapa kamu tidak mengabarkan ibu?"
Thyme diam saja.
"Jawab Thyme." Desak Cindy.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Come
RandomPertunangan yang terjadi antara Bright dan Win menyebabkan hubungan Thyme dan Gorya bermasalah. Lalu muncul seseorang yang akan membuat hubungan Bright dan Win terganggu. Akankah hubungan keduanya akan bertahan? Atau akan bernasib sama dengan hubung...