It's You || ••S A T U••

2.3K 352 1.1K
                                    

"Cukup sekali ia kehilangan, kali ini takkan ia biarkan lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cukup sekali ia kehilangan, kali ini takkan ia biarkan lagi."

*

*

*

01. Tabrakan

*
*
*

Suara knalpot menggelegar, memecah keheningan pagi. Motor melaju dengan cepat, mesin berdengung penuh tenaga, seakan memanggil petualangan. Roda-roda berputar dengan ritme yang mantap, menciptakan irama kebebasan yang tak tertandingi. Setiap putaran gas membuat jantung berdegup lebih kencang, adrenalin mengalir deras saat motor menembus batas kecepatan.

Di depan, jalanan terbentang lurus, suara itu terus menggema, mengisi udara dengan semangat dan keberanian. Kepala tertunduk sedikit, matanya fokus pada jalan, merasakan getaran pada stang, sambil membayangkan tujuan yang semakin dekat. 

Tak peduli dengan banyaknya kendaraan di hadapannya, pengendara motor itu terus menaikkan kecepatan motornya, keinginannya saat ini yaitu secepatnya sampai ke Bandara.

Cukup sekali ia kehilangan, kali ini takkan ia biarkan lagi.

Dengan lihai ia menghindari setiap kendaraan yang ada. Melihat jalanan yang sepi, ia menaikkan kecepatannya hingga di atas rata-rata.

Matanya membulat saat melihat seseorang yang tiba-tiba melintas. Terlambat untuk memelankan laju motornya. Akhirnya ia memutuskan untuk membanting motornya ke samping.

Suara decitan akibat ban yang bergesek dengan aspal membuat siapa saja yang mendengarnya akan merasa ngilu. 

Baik si pengendara maupun orang yang ia tabrak sama-sama terluka.

Pengendara itu melihat motornya yang terbaring di jalanan. Tanpa menghiraukan motornya dan rasa sakitnya, ia berjalan mendekati pria yang ia tabrak.

"Heh, lo kalau jalan pakai mata! Nggak lihat ada motor yang mau lewat?" bentaknya.

Ia memperhatikan pemuda itu yang tampaknya baik-baik saja, berbeda dengannya yang mengalami luka gesekan dengan aspal di kaki dan tangannya.

Pria yang baru saja ditabrak itu mengernyitkan dahinya dengan heran saat dimarahi oleh pengendara itu. "Yang salah kamu. Kenapa bawa motor ngebut. Ini jalan umum, bukan arena balap."

Si pengendara mendengkus sinis mendengar jawaban itu. Ia melirik jam tangannya.

Sial! Ia akan terlambat!

Pengendara motor itu menatap tajam pria yang ada di hadapannya dengan tajam. "Kali ini gue nggak akan memperpanjang masalah. Tapi, kalau lain kali ketemu lagi nggak selamat lo!"

Tanpa mengucapkan maaf, si pengendara langsung pergi meninggalkan korbannya.

"Anak-anak zaman sekarang nggak ada sopan santunnya," ucap Ibu dari pria yang di tabrak tadi.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang