"Ayo menari!" Ajak seorang wanita yang bertubuh sexy pada teman-temannya.
"Kalian saja, aku sedang malas." Jawab wanita cantik dengan pakaian formal yang membalut tubuhnya.
"Kau ikut tidak?" Tanya wanita berkulit pucat.
"Tidak, aku akan menemani nyonya Benedict di sini." Kekeh wanita bermata kucing itu sambil menuangkan vodka di gelasnya.
"Baiklah, ayo girl!" Segerombolan wanita cantik itu berjalan menuju lantai dansa club untuk menari, meninggalkan dua orang wanita yang sibuk menegak minumannya.
"Kapan Haico pulang?"
Wanita bermata kucing itu diam untuk mengingat-ingat. "Dia sedang berlibur bersama teman-temannya di Swiss, mungkin bulan depan dia kembali." Jawabnya setelah mengingat percakapannya dengan sang adik kemarin malam. "Oh iya, dia bilang ingin magang di firma hukum milikmu." Lanjutnya.
Wanita cantik yang berprofesi sebagai jaksa itu menganggukkan kepalanya. "Iya, dia sudah mengirimkan proposal padaku."
"Syukurlah, aku sangat tenang jika dia menjadi anak buahmu." Kekehnya.
"Dia akan menjadi robot." Balas jaksa cantik itu tertawa pelan.
"Hei kita sama-sama gila kerja, biarkan saja dia menjadi robot. Dia sudah terlalu sering berfoya-foya, saatnya mencari uang." Ucap wanita bermata kucing itu.
"Kita mencari uang untuk berfoya-foya, bukan?" Kekehnya yang mengundang tawa wanita di depannya.
*****
"Fuck! kenapa kau menang lagi berengsek." Erang pria bermata sipit saat ia kalah dalam meja judi untuk ke sekian kalinya.
Pria bermata elang yang duduk di depannya hanya terkekeh, "Kau memang tidak berguna, bastrad."
Pria tampan lainnya terlihat memberikan lembaran cek kepada dua jalang lalu mengusirnya dari sana, ia menaikan resleting celana sebelum berjalan menghampiri para sahabatnya.
"Kalian tidak memesan wanita?" Tanyanya setelah mendaratkan tubuhnya pada sofa, namun hanya tatapan tajam yang ia dapatkan. "Oh sorry dude, aku lupa bahwa kalian sudah beristri." Ucapnya dengan menekan dua kata terakhir.
"Jangan banyak bicara, sialan! Jika kau dijodohkan oleh uncle Daven kau akan tahu rasanya." Cibir pria berlesung pipi.
Pria termuda di sana itu langsung tertawa mendengarnya, "Aku hanya akan menikah dengan gadis pilihanku."
"Nasib kita sama saja, jadi jangan banyak bicara." Sindir pria berkulit pucat.
"Hei yang sama hanya kalian, aku tidak." Protes pria paling muda.
"Aku akan tertawa keras jika kau mengalami hal sialan itu."
.
.
.
-yours-
Jangan lupa vote dan komen😌
KAMU SEDANG MEMBACA
YOURS
RomanceB The Series- Benedict 5 Noah Benedict & Maureen Hoover Pernikahan yang bertahun-tahun mereka acuhkan, malah menjadi bumerang bagi ketenangan hati mereka sendiri. Bisakah mereka memperbaiki segalanya? Atau perpisahan menjadi jalan terbaiknya? 19+