Chapter 4

1.8K 301 154
                                    

"Ini tidak seperti yang kau pikirkan."

Maureen melipat kedua tangannya. "Aku tidak mau mendengar alasan apapun."

Noah menatap malas istrinya. "Kau-"

"Ikut aku!" Maureen menarik tangan Noah dan Inara.

"Mau kemana?!" Tanya Noah namun tetap mengikuti langkah Maureen.

Mereka berjalan cukup jauh, hingga tiba di depan mobil milik wanita itu. "Masuk."

"Mau kemana nyonya?"

"Mao-"

"Masuk!" Seru Maureen yang langsung membuat Inara masuk ke dalam mobil.

"Masuk Noah." Ucap Maureen sembari menatap datar suaminya.

Noah menghela napas pelan sebelum masuk ke dalam mobil, disusul Maureen yang duduk di kursi pengemudi.

Tanpa membuang waktu lagi, Maureen segera melajukan mobilnya meninggalkan Museum Sejarah Alam Amerika.

Sembari fokus menyetir, pikiran Maureen teringat dengan pertemuannya dengan wanita bernama Elle. Wanita itu memberikan banyak bukti perselingkuhan yang suami dan sekretarisnya lakukan.

Dimulai dari menonton bioskop, dinner romantis, menginap di hotel mewah, atau berlibur bersama.

Entah dari mana wanita itu mendapatkannya. Namun Elle memberikan semua itu bukan secara cuma-cuma, wanita itu meminta imbalan yang sebenarnya sangat sulit Maureen kabulkan.

Setelah beberapa menit berada di jalanan, mobil yang Maureen kendarai berhenti di pelataran sebuah bangunan.

"Turun."

"Mau apa kita ke sini?"

Maureen menatap tajam suaminya. "Turun!"

Noah dan Inara hanya menghela napas pelan seraya beranjak turun dari mobil. Maureen segera menarik tangan Noah dan Inara untuk masuk ke dalam bangunan itu.

Beberapa orang menoleh saat melihat kedatangan ketiganya, hingga akhirnya langkah mereka berhenti di depan seseorang.

"Bisa aku meminta bantuanmu?" Tanya Maureen pada pria berkaca mata itu.

"Tentu." Jawab pria itu dengan heran.

Maureen melepaskan genggamannya pada tangan Noah dan Inara, kemudian membalikkan tubuh untuk menghadap keduanya.

"Pendeta, aku ingin kau menikahkan suamiku dan selingkuhannya." Ujar Maureen yang langsung menarik perhatian pengunjung katedral.

Mata Inara melebar mendengarnya, sedangkan Noah hanya menatap datar istrinya.

"Kurang baik apa aku sebagai istri, dia mencintai wanita lain, jadi aku harus mendukung hubungan mereka, itu adalah contoh berbakti kepada suami. Iyakan, pendeta?" Maureen menoleh pada pria di sampingnya.

Pendeta itu terlihat kebingungan. Apa wanita ini sudah gila?

"Aku memang gila." Jawab Maureen yang membuat pendeta itu melotot terkejut.

"Ini sangat tidak lucu, Mao." Ujar Noah dengan nada datar.

"Memang siapa yang sedang melucu?" Tanya Maureen. "Pernikahan bukan lelucon Noah, istri mana yang akan mengantarkan suaminya menikah lagi? Seharusnya kau merasa beruntung karena memiliki istri seperti aku."

Inara menundukkan kepalanya, ia merasa dipermalukan di depan pengunjung katedral.

Noah langsung menarik tangan Maureen dan mengajaknya pergi.

"Lepaskan aku!" Maureen memberontak hingga membuat Noah memilih menggendongnya seperti karung beras.

"Noah lepaskan! Lepaskan aku!" Maureen memukuli punggung Noah agar segera diturunkan.

YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang