ARMA 1

965 71 4
                                    

Seoul, 1 Februari 2022

Seorang gadis memandang ke luar jendela kaca yang sudah dipenuhi rintik-rintik air hujan. Sambil meminum cokelat panas yang sedari tadi ia genggam, pikirannya berkecamuk.
Memori kejadian 2 minggu lalu berputar di pikirannya seperti lembaran foto.

'Mark, let's break up.'

Terlalu sakit untuk diingat. Ya, Giselle memutuskan kekasihnya dua minggu yang lalu. Dengan alasan khusus tentunya. Tidak mungkin ia mengakhiri hubungan bersama orang yang sangat ia cintai melebihi dirinya sendiri. Mark Lee, kekasih Gis- ah bukan. Mantan kekasih, tepatnya. Seseorang yang sudah mengisi hati Giselle selama empat tahun ini. Yang sudah membuat Giselle jatuh sedalam-dalamnya. Dan membuat Giselle percaya bahwa kebahagiaannya hanyalah seorang Mark Lee.

Tetapi semuanya harus sirna karena suatu hal. Ia menjerit tertahan setiap mengingat hal itu. Ia sudah tidak sanggup, mengapa dirinya harus mengalami hal seperti ini.

'Yak! Giselle! Sadarlah, ini demi kebahagiaannya. Bukankah kau bahagia jika orang yang kau cintai bahagia?' Itulah apa yang Giselle katakan setiap saat.

Ia harus melepaskannya. Harus. Karena ia tahu, Mark tidak akan bahagia jika terus bersamanya.

 Karena ia tahu, Mark tidak akan bahagia jika terus bersamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seoul, 16 Januari 2022

Mark, temui aku di rooftop kantor saat jam makan siang. Penting!
-Gigi

Mark membaca pesan tersebut dengan raut wajah bingung.

Tidak biasanya Giselle seperti ini. Jika memang ada sesuatu yang harus dikatakan, biasany ia akan langsung menemui Mark atau langsung menghubunginya, mereka kan satu kantor.

Jam makan siang pun akhirnya tiba. Mark dengan sedikit terburu-buru berlari menuju lift dan menekan tombol paling atas. Menuju rooftop tentunya. 

Setelah kira-kira dua menit, ia sampai di lantai paling atas. Buru-buru ia menaiki tangga darurat untuk menuju rooftop. Ya, karena rooftop hanya bisa ditempuh dari tangga darurat yang berada di lantai kantor paling atas ini. Tidak ada akses lift yang langsung menuju ke rooftop kantor.

Dengan hati-hati, ia membuka pintu besi penghubung tangga darurat dan rooftop.
Matanya menyipit saat sinar matahari langsung mengenai matanya. Namun seketika senyumnya berbinar saat melihat Giselle yang duduk diujung kursi kayu rooftop sambil memejamkan matanya dan mendengarkan lagu dari earphonenya.

"Gi." Panggil Mark sambil menyentuh pundak gadis itu.

Giselle yang tersadar akan panggilan Mark tersenyum dan langsung melepas earphone yang bertengger di telinganya.

Sesaat mereka hanya diam menikmati angin yang menerpa wajah mereka. Entah mengapa tetapi tiba-tiba perasaan Mark menjadi tidak tenang. Entah mengapa sikap Giselle hari ini berubah menjadi kalem, ah tidak lebih ke arah pendiam. Padahal biasanya gadisnya ini adalah orang yang sangat ceria.

[1] Au Revoir Mon Amour ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang