01

11 2 0
                                    

Gadis yang tengah berbaring di sebuah tempat yang gelap dengan pikiran yang kacau memikirkan hal hal yang tentunya selalu terpikirkan olehnya, gadis dengan seribu luka, gadis dingin nan rapuh, gadis dengan segala hal yang menyakitkan, gadis yang mampu bertahan dalam keadaan apapun.

dia GIOVANI WIBOWO. Anak dari almarhum mahandra wibowo Gadis yang hidup ditengah tengah keluarga yang tak mengharapkannya memang bukan hal  mudah, terkadang gio merasa sepi, la benci keramaian, gelap adalah hidupnya, sunyi itulah yang selama ini la rasakan.

Gadis itu terbangun pandangannya menerawang lurus ke depan, kosong ya padang itu menatap kosong ke depan, tidak tau apa yang gadis itu pikirkan.

Drett!

Ponsel itu berdering, menampilkan siapa yang mengirim pesan, la segera mengambil ponsel itu dan membukanya.

                              Ibrabar

Gio||
Dimana yokk, bunda nyariin||
Tidur rumah gw yo disuruh ayah juga||

                             Giovani                              
                          
Apart bra||
Iya gw krmh skrng||

Pesan yang dikirim gio untuk balasan ibra hanya dibaca, tak pikir panjang la langsung memakai jaket hitamnya, mengambil kunci motornya, gadis itu berjalan kearah luar apartemen yang la tempati, lalu dengan cepat la menaiki motor nya meninggalkan apartemen itu.

Beberapa menit kemudian gadis itu sampai dirumah ibra, dengan senyuman yang telah terbit di bibir gadis itu tanpa paksaan.

Tok tok!!

"Ibra buka gue di depan" Ucapnya ketika la sudah berada di depan rumah sang sahabat yang sudah la anggap sebagai seorang saudara.

Pintu itu terbuka menampakkan laki-laki yang bernama ibra, "sabar anjing" Sahut ibra, laki-laki yang sedari SMP menemani hari harinya, laki-laki baik, peduli terhadapnya dingin tapi tidak sedingin gio, dia LIBRAN MELZION

Gio masuk kedalam rumah ibra yang langsung disambut dekapan hangat yang selalu nyaman, ya siapa lagi jika bukan ayah ibra

"Hai princess" Sapa sang ayah, dengan usapan lembut di kepala Gio, "Hai ayah" Sahut gio sembari mendekap erat tubuh pria yang dipanggil ayah itu, pria yang menjabat sebagai ayah ibra itu hanya terkekeh akan tingkah putrinya

Ya memang kalvin menganggap gio sebagai putrinya sendiri, gadis rapuh yang tumbuh tanpa seorang ayah, gadis yang memerlukan kasih sayang dari seorang ayah kini kalvin yang menggantikan peran kasih sayang seorang ayah yang meninggalkan gio, dia KELVIN MELZION ayah dari ibra.

"Ngga mau peluk gue dek" Suara lelaki yang menjabat sebagai kakak laki-laki dari ibra, dia AGRAFA MELZION, gio mencibir "tidak bang anda bau kambing" Kata gio dengan wajah tidak bersalah

Semua yang ada di rumah itu tertawa, lalu seorang wanita datang dengan membawa beberapa makanan ringan dan beberapa minuman yang diletakkan di atas meja

"Ehhh putrinya bunda udah dateng" Ujar wanita itu ketika melihat gio tangannya terangkat untuk mengelus surai gadis yang dipanggilnya sebagai putri, "iyaa bundaaaa gio dateng demi bunda gio tersayang ini" Sahut gio dengan memegangi tangan sang wanita yang di panggil bunda itu

Wanita yang menganggap gio sebagai putrinya sendiri yang memberikan kasih sayang seorang ibu kepada gio, jika kalian bertanya dimana ibu gio jawabannya ada namun sang ibu, ah memang orang seperti nya pantas di panggil ibu, ibu yang kejam ibu yang tidak merawat anaknya ibu yang telah menyia nyiakan anak nya, ibu yang lebih menyayangi kakaknya dengan adik tirinya, gio dapat merasakan kasih sayang seorang ibu itu dari wanita bernama KAINAN MELZION, wanita yang menjabat sebagai ibunda ibra dan Rafa.

"Eummm bunda" Panggil gio dengan nada halus itu sembari mengucek matanya, "kenapa sayang" Jawab kainan dengan nada sama haluannya seperti gio, "ngantuk" Ujar gio lagi sembari mendekap pinggang kainan, "tidur dong" Jawab kainan sembari mengusap lembut pipi gio, "temenin bunda" Ujar gio dengan mata yang hampir terpejam itu, kainan hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah gio, "iya ayo"ujar kainan dengan lembut

Yang melihat itu hanya tersenyum kecil tak terkecuali ibra yang mengetahui bahwa gio teramat menyayangi ibundanya, itulah alasan gio suka bermanja kepada sang ibunda, dengan kaget ibra membuka suara " Jatoh goblok"ujar ibra ketika melihat gio dengan mata terpejam yang hampir terjatuh itu

"Angkat ke kamarnya bra" Ujar sang kakak yang juga melihat gio terlelap
"Iya bang, yah nda bang ibra pindah gio ke kamar dulu ya" Jawab ibra yang di balas anggukan oleh orang yang berada di ruangan tersebut.

Mungkin gio lelah sehingga dia terlelap begitu saja, pikir ibra, memandangi wajah tenang gio yang sedang tertidur adalah suatu kesenangan tersendiri bagi ibra.

"Good night ice princess" Ucap ibra sembari menampilkan senyumnya, mengusap lembut pipi sang gadis dan menatap lekat wajah damai gadis itu ketika terlelap
.
.
.

Tbc

19.23.

G. I. OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang