Lidahnya bergerak dari ujung penis hingga pangkalnya yang bikin gue mendesah geli, "Aaaaahhh.... Eeeemmmhhh... Aaaahhh... Terus..." pinta gue sambil meremas rambutnya.
Dia mulai memasukkan penis gue ke mulutnya, dilahapnya dan dihisapnya kencang. Gue hanya bisa melenguh nikmat karena dia begitu pandai menghisap sehingga membuat gue takluk dan mau dia bertindak lebih. Kepalanya naik turun beriringan dengan suara hisapan yang dibunyikannya membuat gue semakin nikmat.
"Ooohhhh... Aaaakkkhhh.... Eeeummhhh... Aaaakkhh!" gue menggerang saat dia mengigit penis gue gemas dan menghisap semakin liar, sedangkan tangannya meremas-remas penis gue.
"Euummmhh... Uuummhh... Tenang sayang, ini akan jadi seru, eummmhhh... Ssssrrpphh..." dia menghisap penis gue kuat. Setelah dia melepaskan hisapannya, dia menghisap gemas paha putih gue sedangkan tangannya mengocok penis gue dengan cepat.
"Aaaakkh! Gue mau keluarr, eeekkkhhh..." desah gue dan penis gue berdenyut keras.
Namun gue begitu kecewa dia malah menghentikan aktivitasnya, wajahnya malah naik dan menciumi wajah gue, "Gue masukin lo ya?"
"Ta-tapi... Gue belum keluar!" ucap gue kesal.
"Setelah gue puas, gue janji akan puasin lo," katanya dengan cengiran mencurigakan.
Ini salah satu trik, menurut gue. Saat gue horny berat dia memanfaatkan keadaan ini supaya gue rela dimasukin. Tapi apa boleh buat, permainannya begitu nikmat dan gue mau lebih!
Gue mengangguk pelan. Kemudian dia membasahi jari-jarinya dengan saliva dan memasukkan satu jarinya di lubang gue, "Aaakkhh... Rasanya aneh," protes gue.
"Nanti akan terasa nikmat."
"Cepet selesaikan!" pinta gue sambil menghisap-hisap lehernya. Dia tersenyum tipis kemudian memasukkan dua jarinya dan mengocok jarinya di lubang gue. Gue merasa sedikit perih dan memeluk erat bahunya. Jarinya masuk semakin dalam, dan maju mundur di lubang gue, gue peluk badannya dengan kaki gue.
"Cukup..." katanya pelan. Gue dapat merasakan penisnya yang cukup besar sedang dia gesekkan di pangkal lubang gue. Sedikit seram, gue menolak. Dia menatap kecewa namun dia kembali mengocok penis gue dan bikin gue kembali takluk dan pasrah. Disaat gairah memuncak dia langsung memasukkan semua penisnya yang besar ke dalam lubang gue yang bikin gue menggerang keras, "Aaaakkkhhh... Sakit!! Aaakkhh lepasin!" pinta gue sambil meronta-ronta. Namun dia kembali mengocok penis gue dan mengecup leher gue. Rasa nikmat itu bisa menutupi nyeri di lubang gue.
Dia mulai menarik pinggulnya dan kembali menusuk gue, untuk permulaan dia hanya menggerakkan pinggulnya secara lembut tapi gak bisa dipungkiri rasa nyeri itu begitu sakit seperti terkoyak-koyak. Tangannya mengelus penis gue perlahan, gue begitu bernafsu, gue mau lebih, tubuh gue merinding dan meminta lebih. Dia menggerakkan penisnya samakin cepat, gue tatap wajah tampannya yang sedang terpejam menikmati enjotannya, keringat menetes di dahinya dan setelah matanya terbuka dia menatap wajah gue yang sangat memerah kemudian mengecup bibir gue lembut.
Bibirnya turun ke dada gue dan menghisap-hisap nipple gue penuh nafsu. Tangannya mulai licin karena perlahan penis gue berair karena kocokannya yang pelan. Pinggulnya semakin memompa bringas dan membuat gue bisa menikmati tusukannya, begitu nikmat hingga pada akhirnya kami keluar bersamaan...
Croott... Croott... Croott... "AAARRRGGHHH.... AAAAHHHKKKHHH" Gerang kami bersamaan.
Penisnya membasahi lubang gue dengan cairan hangat itu sedangkan tangannya dibasahi sperma gue. Dia terkulai lemas dan membaringkan tubuh di atas gue.
"Berat ah..." protes gue yang mendorongnya ke samping.
"Ahaha.. Lo hebat. Sempit banget. Pasti masih virgin ya sebelumnya?"
Gue menggembungkan pipi dan membalikkan tubuh. Wajah gue benar-benar panas rasanya. Kemudian dia peluk pinggang gue dari belakang dan mengecup pundak gue, "Gak nyesel kan tinggal di rumah?"
"Ya... mungkin gue akan lebih betah di rumah sekarang."
©2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepupu (18+) || ft. brightwin (✔)
Novela Juvenil[18+] • Beg not to plagiarize this story or plagiarize her without my permission• -BL -brightwin -18+ - This story contains the word word sensitive - Short fiction - cousin Start 030322 End 030322