"PENGKHIANAT" teriak seseorang yang tiba masuk ke kamar angga dengan membating pintu kamar nya, ketika sangpemilik sedang asyik tiduran di atas soffa kamar nya sambil bermain game cacing yang sudah membesar nan panjang.
Sang pemilik kamar hanya melirik sekilas lalu kembali fokus pada game cacing nya.
Merasa kesal karna di abaikan lelaki itu segera berjalan mendekati nya lalu merampas ponsel nya dan melempar nya ke atar kasur.
"Apaan sih lo ganggu aja." Sinis nya menatap laki laki di depan nya.
"Makdsulo deketin perempuan itu apa lang?.
Erlang atau yang kerap di sapa angga di sekolah barunya menduduk kan badan nya lalu menatap sorada kembar nya Airlangga Cipta Baskoro yang kerap di sapa air.
Erlang terkekeh pelan, "lo ga perlu tau rencana gue."
"Jangan sampai lo jatuh cinta sama dia." Tangannya menujuk erlang memperingati sodaranya.
Erlang tersenyum menatap air, "ga akan dan ga akan pernah terjadi."
"Gue pegang ucapan lo."
Erlang mengangguk, lalu air segera keluar dari kamar erlang.
"Tenang aja bang, gue ga bakal ngecewain lo dan mama." Ucap erlang pelan matanya menatao langit langit kamar nya, "ma, mama tenang aja ya, erlang sama bang air ga bakal ngecewain mama."
Erlangga Cipta Baskoro, yang kerap di sapa erlang namun erlang mengganti nama panggilanya dengan sebutan angga di sekolah barunya, erlangga anak kedua setelah airlangga walau kelahiran mereka hanya berselang beberapa menit. mereka lahir dari pasangan Savanya dan baskoro. Sejak 17 thun lalu savanya memiliki gangguan jiwa karna kesalahan baskoro di masalalu, yang ta akan pernah erlang lupakan sampai kapan mu.
Erlang dan air mengetahui semua itu sejak mereka menemukan buku diari savanya di gudang 3 tahun lalu, dan mulai menvari tau semuanya, dan dari situlah mereka menyusun rencana untuk membalaskan dendam mamanya yang sudah menderita bertahun tahun, dan sejak saat itu juga mereka membenci baskoro karna dia adalah salah satu pemyebab mamanya gila.
"Gue janji, demi mama dan bang air, gue bakal membalaskan apa yang telah mereka perbuat pada keluar kita bang." Matanya menatap kedepan dengan tatapan tajam, tangan terkepal kuat hingga kubu kubu kukunya memutih.
***
"Erlang, mau kenama kamu?" Tany baskoro yang duduk santai di ruang keluar yang di temani secangkir kopi panas dan beberapa lembar koran di tangan nya.
"Bukan urusan mu." Jawab erlang tampa melihat ke arah baskoro.
Baskoro berjalan mendekati erlang lalu memegang pundak erlang, dengan cepat erlang menepis tangan baskoro dan menatap nya tajam.
"Sampai kapan kamu mau kaya gini lang?"
"Sampai anda merasakan apa yang mama saya rasakan selama ini, gara gara anda mama saya menderita selama bertahun tahun," Sinis erlang.
"Lang papa udah jelasin semuanya sama kamu, dan itu hanya salah faham, mama kamu gila bukan karna papa." Ucap baskoro.
Baskoro sakit hati melihat anak nya yang dia sayangi tidak mempercayainya dan lebih parah nya lagi mereka membenci baskoro.
"MAMA SAYA GA GILA, ANDA YANG GILA SUDAH MENGKHIANATI MAMA SAYA YANG SUDAH TULUS MENCINTAI ANDA!" teriak erlang tepat di depan muka baskoro, rahang nya mengeras menahan emosi, tangan nya mengepal kuat hingga kubu kubu kukunya memutih.
"Papa ga pernah ngekhianati mama kamu, itu semua hanya salah faham." Sura baskoro melemah, seperti menahan tangis.
Erlang melanggakah kan kakinya meninggalkan baskoro sendiri, dan segera menaiki motor besarnya lalu segera bergegas meninggal kan pekarangan rumah.