"Panggilan kepada Milly Alvarez sebelas MIPA satu ditunggu di ruang BK."
Suara menggema dari pengeras suara yang berada di setiap kelas khususnya kelas XI MIPA 1 membuat perhatian tertuju tepat pada seorang gadis yang tengah memainkan ponselnya di meja belakang paling pojok.
Bisik-bisik mulai terdengar membuat Milly mengusap telinganya panas. Gadis itu tengah bersiap untuk memenuhi panggilannya menuju ruang BK.
"Kenapa sih kelas gue harus kedatangan biang onar kayak dia?" Allen bergumam kesal.
"Bener banget, kalo cowo nakal mending ini cewe anjir apa gak malu bolak-balik ruang BK terus?" Indah menimpali.
"Kelas kita yang kena imbasnya, kelas yang harusnya jadi kelas unggul malah tercemar pas dia masuk kelas ini. Mungkin urat malunya udah putus." balas Kayla sinis.
Milly berdeham pelan, kini telinganya tambah panas. Dia mendengar dengan jelas celotehan dari teman sekelasnya meskipun dengan suara kecil. Tanpa mau membuang waktu lagi gadis itu melangkahkan kakinya namun saat berada di samping meja Allen dan kawan-kawan dia bersuara.
"Nanti kapan-kapan kita ghibah ya, kayaknya seru gosipin orang bareng kalian, lebih seru lagi kalo ngomongnya depan orangnya langsung tsayyy."
•••
Di kelas yang berbeda tepatnya di kelas XI IPS 2 suara gaduh teredam begitu saja saat pengumuman terdengar dari pengeras suara di kelas itu.
"Itu si Milly Milly lagi yang dipanggil? Gila gue sampe bosen denger dia dipanggil terus." ucap Galang heran.
"Iya si Milly MIPA satu, padahal pinter tuh anak tapi tiap hari masuk BK terus." timpal Angga.
"Kelas MIPA unggul berasa kelas MIPA terbuang anjir, katanya sih anak kelasnya juga pada malu." balas Galang.
Milo yang mendengar jadi panas sendiri. "Kayak cewe lo gosip segala." ucapnya.
Galang menggeleng cepat, "Ini tuh hot news, jarang-jarang cewe tapi kerjaannya masuk keluar ruang BK kan. Biasanya cowo, aneh banget ini kayaknya ada yang salah sama otaknya Milly."
Milo mendelik, "Yaudah sih apa urusannya sama lo? emang dia kenal sama lo? Nggak kan?"
"Dia mana mau kenal sama orang, orang-orang aja pada gak mau deket sama dia ya kan Lang?" Angga meminta pendapat Galang.
"Aura takut kena masalah kalo deket sama dia hahaha." Galang tertawa pelan, "Emang siapa yang mau ribet buat temenan sama cewek kayak gitu?"
"Manusia yang menerima apa adanya, yang jelas bukan yang kayak kalian." ucap Milo datar lalu beranjak dan melengos pergi tanpa memperdulikan tatapan bertanya dari kedua temannya.
•••
"Milly saya sudah bosan panggil kamu buat masuk ruang ini terus, saya bosan liat kamu tiap hari." Pak Epul mengusap wajahnya kasar.
"Langsung aja, apa hukumannya?" tanya Milly datar.
"Sebelum saya beri kamu hukuman, apa kamu tau apa yang sudah kamu lakukan hari ini Milly?" tanya Pak Epul serius.
"Mau saya tau ataupun tidak tetap akan dihukum kan?" tanya Milly dengan sinis.
Pak Epul memijat pelipisnya, "Kali ini kamu membuat Bu Lina terpeleset."
"Lagian lantai basah gak diliat dulu main lewat aja, mana tau saya dia dari arah belakang kalo dari depan saya bisa aja kasih tau dia." ucap Milly malas.
Sebelum masuk kelas tadi dirinya kesiangan dan mendapatkan hukuman mengepel koridor yang kotor karena air hujan. Menjalankan hukuman dengan baik agar cepat masuk kelas namun dari belakang Bu Lina guru bertubuh gempal tiba-tiba lewat tanpa meneliti lebih dulu alhasil guru itu terpeleset membuat Milly yang membelakanginya kaget bukan main.
"Sekarang gimana keadaan Bu Lina?" tanya Milly pelan.
"Dia lagi istirahat, masih sakit katanya. Sekarang kamu mau saya hukum atau tidak?"
Milly mengangkat bahunya, "Terserah lagian kelas lagi gak ada guru."
"Saya tidak akan menghukum kamu, sekarang kembali ke kelas."
Milly mendelik, "Buang-buang waktu gue aja!"
"Apa kamu bilang?!"
Milly mengangkat kedua bahunya acuh. Langkahnya membawa tak tentu arah, gadis itu enggan masuk kelas. Menurutnya kelas seperti neraka, tidak ada yang mau berteman dengannya bahkan terang-terangan menjauhinya. Tidak hanya di kelas, bahkan sekarang di koridor pun semua orang melempar tatapan tak suka.
Gadis itu mendudukan dirinya di hamparan rumput hijau di taman belakang. Suasana yang sepi membuat gadis itu menghela nafas panjang. Bola matanya merenung ke depan. Peristiwa-peristiwa dari awal masuk sekolah sampai sekarang terputar dengan jelas bagaikan kaset rusak.
Seseorang berdeham pelan membuat Milly mendongak.
"Milly, Aca cariin ternyata disini." Aca mengeluarkan suaranya lalu duduk disamping Milly tanpa izin.
"Ngapain nyariin gue?" tanya Milly ketus.
"Aca gak ada temen di kelas." jawab Aca jujur.
"Cih. Lo berharap gue mau nemenin lo gitu?" Milly berdecih sinis.
Aca menatap Milly dengan mata berkaca-kaca, "Aca mau jadi temen Milly."
Milly tertawa pongah, "Tapi gue gamau temenan sama cewek lembek kayak lo."
Aca menggeleng cepat sembari menyeka air matanya, "Aca gak lembek kok, Aca bisa kuat kayak Milly nih liat tangan Aca berotot. Nanti Aca banyakin nge-gym deh biar kuat."
"Berlemak kali lo." Milly terkekeh geli.
"Ih Aca serius, Aca mau temenan sama Milly." ucap Aca serius.
Milly membasahi bibirnya, "Mungkin lo bisa anggap gue sebagai teman, tapi gue kayaknya bakalan anggap lo sebagai babu gue Ca."
"Lo pantesnya dijadiin babu yang gue suruh-suruh, muka-muka lembek kayak lo mana kuat jadi temen gue." lanjutnya serius.
"Kalo jadi babu bisa deket terus sama Milly, Aca mau." senyum manis terbit di bibir gadis itu.
Milly geleng-geleng kepala mendengarnya. Aca tipikal orang yang keras kepala, sudah berulang kali ditolak namun tetap saja tidak menyerah. Bukan sekali ini saja. Namun dari awal masuk SMA Cakrawala sampai sekarang sialnya Milly selalu sekelas dengan gadis itu.
"Dih. Gue mikir lo suka gue ya Ca sampe segitunya." Milly bergidik ngeri membayangkannya.
Aca mengangguk cepat, "Iya Aca suka sama Milly, soalnya Milly kuat. Aca jadi pengen belajar kuat kayak Milly rintangan hujan badai pun kayaknya Milly terobos."
Tanpa keduanya tahu di belakang mereka seorang laki-laki mendengarkan dengan jelas kalimat demi kalimat yang keluar dari dua perempuan yang berbeda.
•••
YEAY CERITA BARU!!!
GIMANA CERITANYA?!!!!!
EH AKU GEMES SAMA ACA MASA, BTW GIMANA KENA FEELNYA GAK?
SEE U NEXT PART BABY MUAH.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milolly
Teen FictionTentang Milly, gadis urakan yang selalu membuat onar. Semua orang menjauhinya, semua orang enggan berteman dengannya. Milly si trouble maker yang harus dijauhi. "Bahkan hanya lihat dari penampilan aja pun semua orang udah menyimpulkan kalau gue manu...