2. Sticky Note

1 3 0
                                    

"Lo kan babu gue, radius lima meter di belakang gue. Jangan harap bisa sampingan sama gue, karena lo itu cuma babu."

"Tapi sekarang kita lagi sampingan," ucap Aca dengan parau.

"Kita bisa sampingan saat kita cuma berdua kayak gini, kalo di tempat lain dan itu banyak orang gue harap lo paham Ca." Milly melempar tatapan serius kepada Aca.

"Aca paham, makasih Milly udah kasih kesempatan buat Aca untuk jadi teman Milly."

"What ever Ca." Milly melenggang pergi meninggalkan Aca di belakang.

Gadis itu sesekali menoleh ke belakang. Aca begitu menuruti perkataannya. Milly tersenyum tipis melihatnya. Kembali melanjutkan langkah, kali ini tujuannya untuk mengambil novel yang ia simpan di loker.

Sebuah sticky note berwarna biru dengan bentuk awan tertempel di pintu loker miliknya. Milly melepasnya dan membaca sebuah tulisan yang acak-acakan bagai cakar ayam.

Happy Tuesday, Milly!
I know live a lot of obstacles, but everything will be fine. Trust me.
don't forget to smile :)

— Unknown.

"Milly dapet note dari siapa?!" pekik Aca.

Milly tersentak kaget, gadis itu cepat-cepat melirik ke sekeliling. Dan untungnya hanya ada mereka berdua. Milly mengibaskan tangannya kepada Aca untuk tidak mengganggunya.

"Tulisan cakar ayam kayak tulisan Milly ya?" Aca masih tidak peka dan terus bersuara.

"Tulisan gue bagus." jawab Milly datar.

"Terus itu dari siapa? Milly tau gak sih istilah secret admirer? Pengagum rahasia. Plis Milly tuh ada yang suka cuma orang itu gamau nunjukin batang hidungnya!" oceh Aca dengan semangat.

"Gue gak peduli. Lagian mana mempan gue sama kertas-kertas beginian. Norak."

Milly kembali melenggang pergi setelah mengambil novel dari lokernya. Tangan kanannya memeluk novel, sedangkan tangan kirinya menggenggam sticky note. Bukan sekali ini saja dia mendapatkan sticky note dengan bentuk dan warna yang sama. Hampir setiap hari dengan rentetan kalimat yang bahkan hampir sama.

Semua akan baik-baik saja.

Kalimat itu terngiang-ngiang di otaknya.

"Apa semua akan baik-baik aja Ca?" tanya Milly pada Aca yang duduk disampingnya. Saat ini keduanya tengah berada di perpustakaan yang keadaannya sepi.

"Everything is gonna be okay, gak ada yang gak mungkin kan?"

"Lo benar, gak ada yang gak mungkin." Milly mengangguk seraya tersenyum tipis.

"Milly anak kuat, tubuhnya sehat setiap hari minum susu coklat."

"Gue minumnya darah suci bukan susu coklat."

"H-hah? Milly pamvir?!"

•••

Senyum lebar terpatri di bibir Milly saat mobil yang ia kenal terparkir dirumahnya. Tanpa mau menunggu lama lagi, gadis itu dengan cepat keluar dari mobilnya dan berjalan masuk kedalam rumahnya. Sosok perempuan dengan rambut panjang tergerai indah tengah berdiri membelakanginya.

MilollyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang