2

12 3 0
                                    

Halo, sebelum di baca author harap kalian sudah vote dan jangan lupa komen, satu vote dari kalian sangat berharga 🤗

Halo, sebelum di baca author harap kalian sudah vote dan jangan lupa komen, satu vote dari kalian sangat berharga 🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Hari sudah mulai sore, seperti biasasyera selalu melihat sunset , entah kenapa syera sangat suka melihat matahari yang terbenam,namun kali ini bukan Reyna, maupun Jean yang mengantar, melainkan sosok pris yang baru di kenalnya, awalnya syera menolak namun tatapan teduh Tian membuatnya luluh.

Syera menatap manik Tian lekat, terdapat kesedihan di sana, syera masih bingung dengan pria di sampingnya, dia mrngerutkan bibirnya, sebenarnya dia harus perlu waspada takut ada apa-apa , jika di ingat bahwa Tian adalah orang yang baru ia kenal.

Tian tersenyum secerah matahari melihat gadis di depannya yang nampak ke bingungan, mungkin ia merasa cangung atau belum terbiasa? , pikirnya.

Entah kenapa senyuman Tian yang teduh, serta lesung pipitinya yang terlihat, membuat siapa pun akan ikut tersenyum, bahkan Syera juga ikut tersenyum.

Setelah beberapa menit saling diam dan hening, akhirnya Tian membuka suaranya.

"Tante Reyna bilang, kamu suka lihat sunset, kenapa? " Tanyanya dengan nada lembut membuat sang gadis ikut hayut.

Syera menatap langit sunset, tersenyum melihatnya, di langit juga nampak 2 awan yang berdekatan.

"Dulu aku, ayah, dan ibu sering melihat sunset bersama sama, sunset sangat indah dan membuat hatiku tenang, entah kenapa setiap melihatnya aku jadi sedikit mengobati rasa rinduku kepada mereka, kedua awan itu mungkin mengambarkan ayah dan ibu" Jelasnya, sambil memejamkan matanya, tersenyum

Tian mengangguk mendengar penjelasan gadis bermanik hitam legam tersebut, dia semakin tertarik dengan Syera.

"Ayah dan ibu mu...? " Sebelum melanjutkan pembicaraan nya, Syera langsung menangapinya seakan tau apa yang akan di tanyakan.

"Ayah dan ibuku sudah tiada 6 tahun yang lalu, mereka terlibat kecelakaan mobil bersamaku, kadang aku berpikir kenapa tidak aku saja yang pergi, kenapa harus mereka? " Tanya syera kepada dirinya sendiri, tanpa sadar air mata mulai menetes di pipi mulusnya, Syera segera mengusap nya dengan kasar
"Aku tidak boleh menangis" Gumamnya.

Tian ikut sedih mendengar cerita Syera, dia juga tau bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang sangat kalian sayanggi.

"Kenapa di hapus air matanya?, terkadang kita perlu menangis supaya merasa lega"" Tanya Tian

Syera menghela nafas sesaat kemudian membuangnya
"Aku tidak mau terlihat lemah, aku bersyukur bisa hidup seharusnya aku tidak menangis karena aku masih mempunyai orang yang menyayangiku, jika tidak ada maka aku yang harus menyayangi mereka"

"Ibuku yang mengajariku" Lanjutnya menginggat ingat perkataan ibunya.

Tian terpukau dengan kata kata gadis ini, seharusnya dia bersyukur setidaknya dia masih punya orang yang menyayangi nya, dia sempurna, walaupun dia punya ayah yang jahat tetapi itu tetap ayahnya.

TIAN AND RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang