5. Pertemuan yang Tidak Terduga

5 4 0
                                    

Seorang lelaki memarkirkan mobil di halaman kafe yang cukup luas. Dia menoleh ke sana-kemari, melihat suasana sekitar yang sudah cukup ramai.

Waktu menunjukkan pukul 20.00 WIB ketika dilihatnya jam yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. Lelaki itu memang datang terlambat dari jam yang telah dijanjikan.

Perlahan lelaki itu membuka pintu mobil dan menuju kafe melewati beberapa lampu taman yang bergaya klasik ala Victoria.

Dari dalam ruangan, terdengar seorang MC mempersilakan seseorang menyanyikan sebuah lagu untuk menghibur para tamu undangan.

You were the shadow to my light
Did you feel us?
Another star, you fade away
Afraid our aim is out of sight
Wanna see us alight...

Don't you give up, na na na
I won't give up, na na na
Let me love you,
Let me love you,

Where are you know...

Lelaki itu menghentikan langkah saat mendengar suara yang sepertinya dia kenal. Jantungnya berdegup kencang tak karuan. Perlahan, dia kembali melangkahkan kaki hingga terlihat jelas si pemilik suara yang memang dia kenali.

Seorang perempuan tampak anggun mengenakan dress berwarna krem keemasan dengan rok sepuluh senti di bawah lutut. Sedang rambut panjang yang hanya di-curly dibiarkan tergerai begitu saja.

"Selamat malam, Pak. Kami sudah menunggu kedatangan Anda. Mari, silakan masuk!"

Fokusnya terhenti ketika Pak Husain tiba-tiba datang menyapa. Lelaki itu mengatur napas sebelum akhirnya bisa menguasai diri dan menghambur dalam keramaian.

*****

Naya tengah diminta untuk menyanyikan lagu ketika lelaki itu tiba-tiba masuk ke dalam kafe dan mengganggu konsentrasi.

Wajahnya tiba-tiba memanas. Bulir bening luruh begitu saja tanpa diminta. Bagi tamu yang melihat, mereka mengira Naya menyanyikan lagu dengan penuh penghayatan. Tanpa mereka tahu, Naya menangis karena melihat kedatangan sosok yang selama ini dia rindukan.

Naya membawakan lagu J Fla - Let Me Love You dengan baik hingga mengundang perhatian para tamu.

Selesai bernyanyi, Naya mundur perlahan. Matanya masih saja tertuju pada lelaki pengusik hati yang sedang berbincang dengan pemilik kafe. Dia pun melarikan diri dari keramaian, menuju taman belakang kafe yang biasa digunakan sepasang muda-mudi yang sedang kasmaran.

Naya menangis seorang diri di sana. Menangis bahagia karena tiba-tiba Gasta hadir kembali ke dalam hidupnya, juga menangis sedih atas rasa bersalah yang dia lakukan terhadap lelaki itu beberapa tahun silam.

Hingga selesai acara, Naya duduk seorang diri di taman belakang. Dia sibuk menata hati untuk kembali bertatap muka dengan Gasta.

"Loh, Nay ... kamu kenapa menyendiri di sini? Sedih, ya, saya mau pindah?" tanya Pak Husain yang tiba-tiba datang mengejutkan Naya.

Naya dengan cepat menyeka air matanya dan membalikkan badan, berhadapan dengan Pak Husain. Perempuan itu tersenyum samar dengan kepala sedikit menunduk.

"Kamu masih menyimpan nomor saya, kan? Kita tetap bisa saling berkomunikasi untuk menjaga silaturahmi, Nay."

Naya mengangguk pelan. "Iya, Pak," ucapnya serak.

Terlihat Pak Husain melempar senyum ke arah Naya. "Oya, kenalkan. Ini manajer baru kita, Nay. Namanya Pak Gasta. Beneran ganteng seperti yang saya bilang, kan?" ucap Pak Husain ketika Gasta melangkah mendekat bersamaan dengan pemilik kafe.

Love and SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang