★̲ 𓈒 ⌕ 02 ⊹ SdV જ

90 19 1
                                    

ㅤ      

           

"Sependiam itu dia?" —

✮✮✮

"Serius aku tinggal aja gapapa nih? Nanti kamu duduk sendiri dong?" Davisha bertanya khawatir kepada Rahayu.

"Iya tenang aja, sana kamu ke UKS nanti kamu pingsan loh kalo ditahan-tahan gitu." Rahayu mencoba meyakinkan sahabatnya bahwa dirinya baik-baik saja duduk sendirian dan yang harus diperhatikan itu kesehatan Davisha sendiri, bukan mikirin Rahayu yang kesepian duduk sendirian.

Davisha mengerucutkan bibirnya, "Ya udah deh, nanti kalau udah enakan aku balik ke kelas."

"Nanti biar aku izinin ke guru kalau kamu lagi nggak enak badan, sama PR kamu nanti aku kasih juga ke Pak Sopyan."

Davisha memeluk Rahayu manis, "Huhu kamu baik banget asli, makasih banyak 'ya."

"No problem, udah sana nanti keburu bell. Jalan nya pelan-pelan aja."

Davisha berjalan gontai ke arah lantai dasar di mana UKS berada. Tiba-tiba tadi perut gadis itu terasa perih karena hari pertama dirinya datang bulan. Haid nya udah dari pagi, cuman baru berasa sakitnya pas siang.

Sesampainya di depan pintu kaca UKS, gadis itu langsung mendorong pintu UKS dan udara segar dari AC sontak menyambutnya.

Memasuki UKS, Davisha celingak-celinguk mencari keberadaan penjaga UKS yang biasanya selalu stand by.

Dan ternyata benar, ada Sandra Anggota PMR yang sedang duduk manis sambil makan nasi goreng di sana.

"Hai Visha, kenapa?" Sandra yang memang satu angkatan dengan Davisha menyapa santai pasien pertama UKS.

"Perutku sakit nih, hari pertama dateng tamu." Davisha melaporkan keluhannya kepada Sandra.

Sandra bangkit dari duduknya lalu menghampiri Davisha, "Lo rebahan dulu aja, gue buatin teh anget sama ambilin obat pereda nyeri nya dulu."

Davisha menganggukkan kepalanya lalu berjalan pelan ke atas ranjang UKS. Dirinya merebahkan badannya dan menghela napas kecil.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk Sandra datang membawa segelas teh hangat dan satu kaplet obat pereda nyeri, tak ketinggalan sebotol air mineral.

"Diminum dulu yuk biar cepet enakan."

"Makasih 'ya San."

"Sama-sama, oh iya kalau lo mau sih habis rebahan bentar, lakuin olahraga kecil aja, biar rasa nyerinya terealisasikan. Pemanasan kecil aja jangan sampai lompat-lompat." Sandra memberikan pengarahan yang dibalas anggukan mengerti Davisha.

"Oke Sandra." Davisha membuka tutup botol mineral nya, lalu mengambil satu tablet pereda nyeri dan meminumnya. Sedangkan Sandra melanjutkan makan siang nya yang sempat tertunda tadi.

Pintu UKS kembali terbuka, dan masuklah seorang siswa berseragam olahraga. Sandra dengan sigap berdiri menghampiri pasien barunya.

"Er– Sadana 'kan? Kenapa?" Sandra bertanya kepada Sadana yang baru saja masuk ke dalam UKS.

"Gue mau ngompres luka lebam." Sadana menjawab, lalu memperlihatkan lengan kirinya yang biru-biru akibat terkena bola voli saat jam olahraga tadi.

"Bentar 'ya gue siapin dulu, lo duduk aja dulu terserah mau di mana asalkan jangan di ubin aja." Sandra kembali masuk ke dalam ruang lain yang ada di UKS guna menyiapkan air panas untuk mengompres luka lebam.

Sadana dan VishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang