EPOCH7

3 1 0
                                    

Pagi buta Ainun sudah siap dengan pakaian rapih nya, ia berencana untuk pergi ke pasar yang tak jauh dari rumah singgahnya. Langit masih terlihat kelabu, bahkan Riki saja belum bangun.

Setau Ainun, pasar ini sudah buka dari jam 1 dini hari dan akan tutup jam 7 pagi. Jadi ia harus cepat-cepat kesana sebelum tutup.

Terlihat suasana kampung yang asri, sudah banyak penduduk yang bangun dan mulai melakukan aktivitas. Lampu obor yang terbuat dari bambu menerangi sisi jalan dengan cahayanya yang remang. Ainun mulai melangkah lebih jauh dari rumahnya, ia pun mendadak menjadi pusat perhatian para warga setempat dan menjadi bahan pembicaraan.

"Ingin kemana tunangan tuan Nishimura pagi-pagi begini??" Tanya salah satu warga berbisik.

"Sepertinya ingin ke pasar, lihatlah pak dia saja membawa keranjang belanja." Saut warga lain.

"Cantiknya tunangan tuan Nishimura,  saya berharap mereka segera melaksanakan pernikahan di sini."

"Dia adalah gadis yang manis, mau menemani tuan Nishimura bertugas."

"Lihatlah dia sopan dengan warga Surabaya, dia terlihat memberi sapaan dan membungkuk."

Bisik-bisik sudah tak terdengar lagi karena sudah tergantikan oleh suara riuh pasar.

Ainun mulai berbelanja sesuai keinginannya, sebelumnya ia juga menyimpan uang yang diberikan oleh sang bapak dan ibunya selama bersekolah. Jadinya Ainun bisa menggunakan uang itu sekarang.

Pasar pun juga sama, sama-sama heboh dengan kehadiran dirinya.

"Hajimemashite, ai ryu Chan." (Senang bertemu dengan anda, adik ai ryu) sapa salah satu pedagang daging.

"Hei, tidak perlu berbicara bahasa Jepang. Saya paham dengan bahasa kalian." (Ya) jawab Ainun dengan ramah.

Ainun melihat daging ayam dan daging sapi yang masih segar di hadapannya.

Sementara si penjual daging itu sudah sangat senang bisa bertemu dengannya.

"Apakah anda mempelajari nya?" Tanyanya penuh rasa kagum.

Ainun mengangguk "sebelum saya memutuskan untuk kemari, saya sempat belajar bahasa kalian dan beberapa kebudayaan asli Hindia-Belanda."

"Wah, anda memang hebat nona. Pantas saja tuan Nishimura sangat tergila-gila pada anda."

"Terimakasih" ujarnya sembari tersenyum "saya beli daging sapi setengah kilo saja."

Pedagang itu langsung menimbang daging sapi itu, dan memasukkan kedalam plastik lalu memberikannya kepada Ainun.

"Berapa??" Tanya Ainun.

"100 perak saja untuk nona ai ryu."

Ainun langsung mengasikan koin 100 perak kepada pedagang daging itu, "terimakasih." Ucapnya lalu melenggang pergi menuju pedagang yang lain.

Di sisi lain, Riki yang sedang duduk di pinggir kasurnya sembari mengumpulkan nyawa. Ia terbangun kisaran jam setelah 6. Setelah itu ia membereskan tempat tidur nya sendiri, kemudian beranjak pergi dari kamar.

Melihat suasana rumah sepi, Riki beranggapan Ainun masih tertidur. Jadi ia memutuskan untuk membuat teh hangat di dapur.

Riki menyeruput teh hangat sembari menatap ke luar jendela yang terlihat berembun.

"Nona, apakah anda masih tertidur?" Tanya Riki dari luar, namun tidak ada sautan dari kamar Ainun.

Biasanya jika bangun kesiangan Ainun tetap membalasnya walaupun hanya dengan deheman kecil.

EPOCH[NISHIMURA RIKI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang