Pembalasan

2 5 5
                                    

_Gue pengen marah... tapi bingung  mau marah kesiapan_

_Arshaka_
*
*
*

Emosi Ashaka benar benar sudah tidak tertahankan lagi. Arshaka menatap pria yang dihadapannya dengan tatapan tajam. Seluruh otot wajahnya menegang saking emosinya, yang ada dipikiran Arshaka saat ini hanyalah menghabisi pria yang sudah menghancurkan masa depan gadis yang selalu ia lindungi. "GUE UDAH BILANG JANGAN SENTUH CEWEK GUE" bentak Ashaka pada pria yang berada dihadapannya. Tanpa rasa kasihan sedikitpun Arshaka memukuli pria tersebut dengan brutal, tidak puas dengan itu Arshaka kembali mengeluarkan pisau lipat dari kantung jaketnya, kemudian ia goreskan tepat pada wajah pria tersebut.

"Ma...af saya jan.." belum selesai pria tersebut dengan kalimatnya, Arshaka kembali menusukkan pisau tersebut tepat didada bagian kanan pria itu.

"GUE UDAH BILANG... SIAPAPUN YANG BERANI NYENTUH CEWEK GUE, BAKAL HABIS TANPA SISA DI TANGAN GUE"

merasa puas menyiksa pria tersebut Arshaka langsung melenggang pergi.
" Beresin semuanya , gue males berurusan  sama polisi" perintah Arshaka kepada anak buahnya.

Saat ini Gebi sudah merasa sangat bosan karena hampir setengah jam menunggu Arshaka menjemputnya. " Kak saka mana sih lama bener, lama lama gue tinggal pulang sendiri"

Bertepatan dengan itu Arshaka mengendarai mobil dengan kecepatan penuh. Yang ada dipikirannya saat ini hanyalah Gebi, Arshaka tidak ingin Gebi menunggu lama. Tidak butuh waktu lama Arshaka tiba si SMA Berlin. Dari kejauhan Arshaka dapat melihat Gebi yang tengah duduk di bangku  khusus yang disediakan bagi siswa saat menunggu jemputan. Saat mobilnya sudah berada tepat didepan Gebi Arshaka bergegas untuk turun.
" Hello cantik, maaf gue telat jemput "

" Ngapain aja baru dateng kebiasaan, gue nunggu sendiri kayak orang gila " tanya Gebi dengan nada penuh kemarahan.

" Maaf tadi ada kerjaan bentar geb" dengan nada menyesalnya Arshaka meraih tangan Gebi untuk diajak masuk kedalam mobil. " Sekarang kita pulang, nanti dirumah Lo boleh marah sepuasnya" lanjut Arshaka

Selama diperjalanan Gebi sama sekali tidak mengeluarkan suara ataupun menjawab pertanyaan dari Arshaka. Sementara Arshaka sibuk mencari cara agar Gebi tidak marah lagi. " Geb gue minta maaf , tadi tiba tiba ada jam kuliah" semoga saja alasan yang dibuat Arshaka mampu membuat Gebi memafkannya.

Gebi tak menjawab sama sekali namun matanya mulai berkaca kaca. " Gue takut kak, mana sekolah udah sepi, tapi Lo belum jemput gue" suara Gebi terdengar parau.

" Gue minta maaf, gue janji gak bakal ulangin lagi" dengan penuh penyesalan " Lo mau kan maafin gue"

"Janji.."

"Iya gue janji" sambil memeluk Gebi, agar Gebi mersa lebih tenang

Arshaka yang menyadari kesalahannya tak henti henti mengumpat didalam hatinya, dia sangat paham apa yang dirasakan Gebi saat ini, bisa bisanya dia tidak tepat waktu menjemput Gebi.
" Arshaka goblok, tolol, gak punya otak"

*****

Toni

Geb besok jalan yuk.. mumpung hari minggu

___Okee ton

Mimpi indah Gebi sayang...
Love you😘

Setelah membaca pesan dari Toni, entah kenapa rasa kantuk Gebi hilang begitu saja. Apalagi ditambah kalimat i love you dari Toni seakan beban dalam hidupnya menguap bagai ditiup angin.
Entah mengapa Gebi langsung menuju kamar Arshaka, rasanya malam ini Gebi ingin menceritakan semuanya kepada Arshaka. " Kak saka buka pintunya gue mau cerita"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARSHAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang