Prolog

28 3 0
                                    

"Deuce".

Nafas ke enam cowok itu berhembus bersamaan setelah bola volly yang tadi di smash lawan tidak berhasil mereka selamatkan dan memantul pada daerah lapangannya.
Sedangkan satu cowok yang berada di pinggir lapangan sebagai cadangan tersebut menggigit bibir bawahnya cemas.
Kapten memandang seluruh anggotanya seakan mengisyaratkan, untuk tidak menyerah sebelum pertandingannya berakhir.

Pihak lawan mulai servis jump, lalu diterima cowok bagian libero Club cakrawala untuk di umpankan terhadap set uper. Lalu toser itu menservis atas  bola tersebut. "Vin, giliran lo" panggil toser itu. Mendengar itu cowok yang dipanggil segera berancang-ancang untuk jumping. Saat bola tepat pada tangannya, ia segera memukul keras bola itu, namun apalah daya blocker  pihak lawan sangat lah tinggi hingga bola tersebut kembali terpantul ke daerah lapangannya.

"1-0".

Laki-laki yang baru saja memukul bola itu mulai merasa bersalah. Dan saat itu kaptennya menepuk pundaknya, " Gakpapa masih ada peluang" ujarnya tegas. Mendengar itu ia mulai bersemangat lagi.

"Bugh".

Libero passing bawah servis dari lawan, "nice receive".

Bola mulai di lambungkan oleh toser, Kevin mulai melompat dan di ikuti oleh blocker lawan. Namun Kevin tidak memukul bola tersebut, melainkan laki-laki di belakangnya lah yang memukul bola, yaitu sang kapten saat blocker lawan mulai turun. Itulah taktik mereka saat di suguhkan lawan berbadan tinggi.

Namun pertandingan belum berakhir, rupanya pemain lawan berhasil menjaga pertahanan dengan passing  smash tersebut. Saat pihak lawan hendak smash, kedua laki-laki cakrawala mulai bersiap siap untuk memblocker. Namun blocker mereka kebobolan sehingga bola masuk ke dalam lapangannya dan gagal di selamatkan oleh libero mereka.

Saat semua pemain Club Surya bhakti bersorak senang, anggota Club cakrawala terdiam mereka memandang bola yang menggelinding di sekitar lapangan. Entah apa yang mereka pikirkan, sudah ketiga kalinya mereka kalah dari Club Surya Bhakti. Mereka mulai bersalaman dengan pemain lawan.

Kapten Club Surya Bhakti menepuk pundak Kapten Club Cakrawala, "Gue seneng lihat club lo mulai pantas buat ngalahin club gue" ujarnya membuat kapten Cakrawala tersenyum. "Selamat bro, buat ketiga kalinya lo menang lawan club gue". Kapten Surya Bhakti terkekeh. "Yoi, thanks".

Mereka mulai beres-beres untuk pulang ke tempat latihan dengan menaiki mobil milik salah satu anggota. Selama perjalanan tidak ada obrolan sama sekali beda dengan keadaan waktu mereka berangkat ke tempat pertandingan.

Saat sampai di tempat latihan mereka terduduk lemas di tengah lapangan. "Kita di kalahin lagi ya sama Surya Bhakti" ujar salah satu laki-laki ber rambut tersugar ke belakang yang hanya di angguki mereka berlima. Suasana kembali hening.

Tiba-tiba terdengar smash an bola volly kencang dan teriakan serak-serak basah dalam ruangan latihan.

"Jeduar".

Enam laki-laki itu berjengkit kaget mendengar suara smash yang dipukul oleh kaptennya dengan penuh amarah. Ditambah teriakan laki-laki itu.

Libero beranjak dari duduknya dan segera menghampiri kawannya itu. Langkah nya terhenti kala mendengar gerutuan kaptennya, "Kenapa gue gak bisa block smash sih".

"Kenapa smash gua gak bisa ngehancurin pertahanan mereka, apa kurang kenceng" lanjutnya berhasil membuat amarah liberonya memuncak.

Laki-laki yang menyandang peran sebagai libero itu memukul tembok dengan keras. Kaptennya menoleh, "Kenapa lo cuman nyalahin diri lo sendiri, kenapa lo gak salahin gua yang gak bisa jaga pertahanan".

"KARENA GUE KAPTEN, SEHARUSNYA GUE BISA MENCETAK POIN DENGAN USAHA GUE".

"LO PIKIR KITA BISA MENANG DENGAN USAHA LO DOANG?".

"Mikir tolol, pertandingan volly di menangin dengan kekompakan bukan kemahiran satu orang DOANG" lanjutnya.

"NYARI ORANG YANG MAU KOMPAK GAK GAMPANG, BANGSAT" ucapnya sembari memukul pipi Satria.

Satria mengusap sudut bibirnya yang terasa nyeri, cowok itu mulai memegang kerah kaos Riyan-kaptennya yang lebih tinggi darinya, "KEKOMPAKAN TUH DI CIPTAIN BUKAN DI CARI!!, MAU LO CARI SAMPE KE SURGA FIRDAUS JUGA GAK BAKAL KETEMU, ANJING!!" sentaknya mulai tidak bisa mengontrol emosi.

"Udah, kalian apa-apaan sih. Kalian pikir semuanya bisa selesai dengan cara kekanak-kanakan kaya gini" lerai pelatih mereka yang bernama pak Dirga. Mereka tidak memandang sang pelatih melainkan saling beradu tatapan dengan tembok.

Riyan meraih tas nya dan beranjak meninggalkan ruang latihan volly.

"Gue mau keluar dari club volly, Vin tugas kapten gue serahin semuanya sama lo" ucapnya di ambang pintu tanpa menoleh ke belakang.

"Yan, lo apa-apaan sih, semuanya bisa di bicarain baik-baik, ngapa harus keluar dari club volly?, kesalahan satu orang tuh kesalahan bersama" ujar Kevin berusaha mencegah namun tidak di hiraukan oleh Riyan dan langsung melenggang pergi begitu saja.

Smash AttackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang