🌸 di sini, siapa yang telah berkhianat?

956 190 101
                                    

Dalam kurun 25 tahun hidupnya, Ayato rasa ia telah menjumpai macam-macam tipe manusia. Namun, tidak sering ia menemukan yang seperti Shia- mereka yang mengisahkan pengalaman terkejam dalam hidup dengan netral dan tidak beremosi- baik itu bahagia, marah, sedih atau menyesal.

Caranya membicarakan kematian membuat orang lain mengira ia tengah bercerita tentang seekor kucing yang ia lihat kemarin sore; normal layaknya bernapas, sorot mata yang dingin dan tidak tersentuh.

Namun, apakah artinya label 'tidak berperasaan' pantas untuk perempuan itu?

Tanpa ragu, Ayato akan membantah. Dari segala julukan, tidak berperasaan adalah yang terjauh dari sosok perempuan bernama Shia.

...Ah, untuk pertama kalinya, ia menemukan wujud hidup dari istilah 'kontradiksi berjalan'.

Dan begitu saja, Ayato menjadi terlalu sibuk dengan teka-teki di kepalanya. Kedua netra yang selalu memikat hati hanya tertuju pada satu orang-- yang tahu dan sadar ia sedang menjadi pusat perhatian pemuda di hadapannya.

Mulai tak nyaman, Shia bertanya, "Kenapa melihatku begitu?"

Aku hampir merangkai untaian puisi tentangmu di kepalaku. Ayato tidak mungkin mengatakan itu.

Jadi, ia melontarkan jawaban termudah, "Karena kau cantik."

Konyol, pikir Shia. Ia tahu apa yang Ayato pikirkan.

"Ku harap Tuan Muda tidak memberiku belas kasihan," ujar Shia,"Tidak seperti anak-anak yang diculik dan dibawa secara paksa, aku menyerahkan diri dengan sukarela."

Apapun yang ia derita di hari-hari menyakitkan itu, semua bukan kesalahan orang lain, melainkan konsekuensi dari jalan yang ia pilih sendiri.

Ayato, "...saat itu, berapa usiamu?

Shia mempertahankan ekspresi yang sama di wajah. Masih sangat tenang, "Itu tidak penting."

Ayato mengangkat alis, "Jika tidak penting, apa salahnya dijawab."

"Karena tidak penting, maka Tuan Muda tidak perlu mengetahuinya."

"Tidak bisa. Aku ingin tahu lebih banyak hal tentangmu, aku ingin memahamimu," ucap Ayato, tiba-tiba suaranya melunak, bersama dengan binar di matanya.

Rupa Kamisato Ayato adalah jenis keajaiban yang sempurna, mau diperhatikan dari sisi manapun. Tidak memiliki cela, luput dari kekurangan. Siapapun, jika terlalu lama memandanginya, dapat tersesat dalam keindahan yang menumpulkan akal.

Setiap Ayato melakukan itu---memanfaatkan wajah rupawannya--- Shia merasa sesuatu di dalam kepalanya berdengung hebat, sebuah pengingat untuk berhati-hati.

Gadis itu memaksakan senyum, "Aku sama seperti orang lain, memiliki rahasia yang ingin ku jaga untuk diriku sendiri."

"Kau memiliki banyak rahasia, namun tidak punya orang untuk menceritakannya," Ayato menyimpulkan sesuka hati, "Tentu saja, aku bersedia menjadi orang itu."

"Rahasia disebut rahasia bukan tanpa alasan," Shia menghela napas, kesabaran-tingkat-biarawatinya akan segera roboh, "Bisa kita bicara soal Crystal Marrow sekarang?"

Ditolak mentah-mentah lantas tidak membuat Ayato malu, senyum memesona melekat dengan setia di wajah. Dengan santai, ia kembali menyandarkan punggung di kursi, menyilangkan tangan.

"Kepedulianku selalu dibuang tanpa perasaan ke tempat sampah, aku sangat sedih~"

Tidak terlihat sedih sama sekali! Shia menghardik dalam hati.

i read you 3000 times || kamisato ayatoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang