11

3.8K 267 21
                                    

----
Iqbaal menghembuskan nafasnya dan menggenggam tangan Luna yang lemah dan tak bertenaga. Iqbaal menatap wajah pucat gadis itu yang kini terdapat dua selang transparan yang berasal dari tabung silinder hijau dan bercabang dibelakang leher jenjang Luna dan terselip ditelinga bagian belakang lalu menyatu tepat dilubang hidung Luna. Iqbaal memejamkan matanya dan berusaha menahan air matanya.

Sudah 2jam Iqbaal,Steffi dan Aldi menunggu Luna sadar tetapi hasilnya nihil. Luna sama sekali belum sadar.

"Aldi,Iqbaal mendingan kalian pulang aja dulu.ganti baju,nanti kesini lagi biar gue yang jagain Luna."Iqbaal bangkit dari duduknya.Ingin protes.

"Ga ada tapi-tapian.Lo berdua harus pulang mandi dulu ganti baju.Nanti kalo Luna udh sadar gue kabarin kalian."

"Hh...okey fine."Iqbaal hanya bisa pasrah

"Yaudah kita berdua duluan ya steff"Tambah Aldi. Lalu Iqbaal dan Aldi meninggalkan kamar rawat Luna.

Tinggallah Steffi sendiri di dalam ruangan tempat Luna dirawat.sedari tadi Steffi masih terus memikirkan tentang apa yang sebenarnya terjadi pada Luna.

"Lun....maafin gue kalo gue belom bisa jadi sahabat yang terbaik buat lo Lun.maafin gue Lun!Hiks..."Steffi tidak bisa lagi menahan airmatanya. Dengan cepat Steffi menghapus airmatanya.

---
"Begini pak,sepertinya putri bapak akan mengalami koma dalam beberapa hari,karena kondisinya sangat lemah"Ucap sang dokter pada Papa Luna.

"Apa?!kenapa anak saya harus koma dok?!"

"Luna membutuhkan asupan oksigen yang banyak pak,sedangkan Luna baru mendapat asupan oksigen yang sedikit dari pihak rumah sakit. Hasil pemeriksaan kami menyatakan bahwa Luna pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan dirinya kekurangan oksigen sehingga pingsan.dan kondisi saraf Luna masih lemah.sehingga membutuhkan waktu untuk pemulihan agar bisa kembali netral seperti semula. Itu sebabnya Luna juga membutuhkan waktu untuk sadar karena penyakit yang diderita Luna bukan sembarang penyakit pak.Bipolar Syndrome dan Jantung. Semuanya tergantung pada Luna,kalau Luna semangat melawan penyakitnya maka kemungkinan Luna untuk sembuh akan semakin meningkat.untuk sementara waktu Luna harus dipindahkan ke ruang ICU"

Ayah Luna lemas seketika mendengar penuturan dokter.

"Kapan Anak saya bisa dipindahkan ke ruang inap?saya tidak mau teman-temannya sedih mengetahui keadaan Luna."

"Kami akan usahakan secepatnya Luna bisa kembali dirawat di ruang inap biasa"

Sementara dari kejauhan seorang gadis tak sengaja mendengar semuanya,dan tanpa bisa ditahan lagi gadis tersebut langsung berlari ke arah Ayah Luna sambil menangis dengan histeris lalu mengguncang bahu ayah Luna.

"Gak!Gak Mungkin!!!!Gak mungkin Om!!!Gak mungkin Penyakit Luna sebanyak itu!!Steffi gapercaya!!!!Luna gapernah ngeluh apapun sama aku!Luna cuman kecapean aja!!!Ini semua gak mungkin....."Steffi memundurkan langkahnya lalu menyandarkan badannya pada tembok ruang tunggu yang sepi,Steffi merasakan seluruh tubuhnya lemas seketika mendengar penuturan dokter. Papa Luna menuntun Steffi untuk duduk diruang tunggu.

"Saya permisi dulu pak."

"Kamu tenang dulu nak...."

"Gimana Steffi bisa tenang kalau sahabat Steffi mengidap penyakit yang parah?!?!Hiks...Luna sehat!dia gak mungkin sakit parah Om!!Dia...dia selalu nyadarin Steffi kalau setiap detik hidup kita itu gaboleh di sia-sia in..Hiks...di-dia...."Steffi sudah kehabisan tenaga. Ayah Luna tidak tau harus berbuat apa,Ayah Luna hanya bisa berdoa kepada Tuhan agar penyakit Luna lekas sembuh.Papa Luna hanya bisa mengelus bahu Steffi.

Keheningan pun terjadi,Tangis Steffi sudah mulai reda.

"Om minta tolong sama kamu...Kamu harus janji satu hal sama Om...Soal penyakit Luna...cukup Saya dan kamu saja yang tau.saya tidak ingin teman-teman kamu yang lain mengetahui keadaan Luna,saya tidak ingin membuat mereka sedih."Steffi hanya bisa mengangguk pasrah. pikirannya sudah kacau seusai mendengar pembicaraan Ayah Luna dengan sang dokter.

Hate/Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang