"Yakin gak mau es krim ini?" tanyanya menyadari es krim yang disodorkan belum juga diterima Aya. Dan secepat kilat langsung disambar Aya kemudian dinikmatinya.
Sosok itu tersenyum dan memutuskan duduk di samping Aya.
"Lo ngapain ke sini?" Aya bertanya disela-sela menjilati es krim kerucut bertoping kacang tersebut.
"Samperin lo lah."
Sebelah alis Aya naik, dan acara menikmati es krimnya terhenti mendengar jawaban sosok di sampingnya. "Kalo lo mau ngajak gua bedebat, mending minggat! Hari ini gua gak mood ngeladenin lo." Aya kembali menjilati es krim seraya kepalanya kembali menghadap ke depan.
"Enggak kok."
"Terus?"
"Gua mau minta maaf." Tangan cowok itu terulur membuat Aya kembali keheranan.
"Gua tahu, gua udah banyak salah sama lo. Sering bikin lo marah-marah, sering bikin lo naik tensi, bete, pokoknya udah ganggu kesenangan sama idup lo lah. Sekarang gua mau damai sama lo, janji gak bakal ganggu lo. Sumpah!" ucapnya sungguh-sungguh.
Hal tersebut justru membuat tawa Aya meledak, sampai-sampai memukul lengan lawan bicaranya.
"Gua serius, Aya!" katanya kembali tanpa ekspresi.
Aya memperbaiki posisi duduknya. Es krimnya telah habis. "Lo kalo serius gak cocok. Asli! Tapi..."
Aya meraih uluran tangan lawan bicaranya sambil berkata, "No problem. Mulai hari ini kita damai yaaa." Senyum Aya merekah membuat sosok tersebut senyum.
"Damai beneran yaaa.."
Aya mengangguk, "IYYA DION DION!"
***
"Lo kok bisa tahu sih gua di sini?" Aya memulai pembicaraan usai acara maaf-memaafkan. Kali ini mereka bermain jungkat-jungkit di tengah teriknya matahari, tapi tidak masalah. Mereka sudah besar, bukan anak kecil lagi.
"Hmmm.." Dion tampak berpikir keras sebelum menjawab, "Feeling aja sih."
Jawaban Dion membuat bibir Aya mengerucut tak puas.
"Terus tahu es krim kesukaan Aya dari mana?"
Dion menggaruk kepalanya yang gak gatal, "Kalau itu sih, gua cuma iseng aja. Gak tahunya es krim itu ternyata kesukaan lo."
Lagi dan lagi Aya mencebik kesal. "Aneh," gumamnya yang ternyata terdengar oleh Dion.
"Dahlah, dari pada mikirin itu. Mending kita maen sepuasnya. Gua tahu hari ini lo gak mood gara-gara di kampus kan?" tebaknya.
Aya mengangguk mantap. "Yok maen yok."
Mereka pun bermain jungkat-jungkit disertai dengan canda tawa. Aya dan Dion ternyata benar-benar telah damai. Melupakan segala perdebatan yang mereka telah lalui selama ini.
Lihatlah mereka, puas bermain dengan jungkat-jungkit kini beralih bermain ayun-ayunan. Aya tampak duduk di sebuah ayunan kemudian Dion dengan senang hati mendorong Aya kencang-kencang.
"Lagi Dion! Lagi!"
"Lebih kencang Dion! Lebih kencang!"
Teriakan Aya menyuruh Dion mendorongnya memenuhi area taman bermain. Aya terlihat senang sekali. Rasanya semua yang membuat moodnya memburuk hari ini hilang seketika.
Hampir dua jam mereka bermain tanpa henti, mencoba semua jenis permainan. Hingga akhirnya mereka kembali duduk di bangku taman tadi—beristirahat.
"Thanks ya, Dion. Lo udah ngebuat mood gua baik lagi," ucap Aya usai meneguk air botol yang dibelikan Dion.
"Yoi, kita kan temen."
Aya berbalik ke samping melihat lawan bicaranya meneguk minuman seraya terkekeh. "Bisa aja loh." Aya meninju lengan Dion membuat lelaki itu melototkan mata kepadanya.
Aya lagi-lagi tertawa dibuatnya.
"AYA!! Kebiasaan deh, kalo orang minum di ganggu."
"Yaa, maap, Ion. Kita kan temen," balas Aya.
Dion mendengus.
"Jujur, tadi tuh seru banget."
"B aja."
"Seru."
"Enggak."
"Terus napa tadi ketawa-ketawa."
"Ya karena lo ketawa lah."
"Itu berarti seru."
"Enggak."
"Seru ION!!!"
"ENGGAK AYA!"
Aya bersedekap tak terima, memalingkan wajahnya dari Dion. Dion pun melakukan hal yang sama.
Pada akhirnya mereka kembali berdebat sesuatu yang tak penting. Padahal baru saja beberapa waktu lalu berbaikan dan saling mengklaim satu sama lain sebagai teman. Benar-benar dua anak manusia yang kekanak-kanakan.
"Ya, liat deh!"
Selang beberapa menit, Dion mengalah. Dia pun memanggil Aya untuk berbalik ke arahnya.
"Apaan?" Aya berbalik malas.
Dan seketika Aya histeris...
"DIONNN DEMI APAAA???"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Pak Setan! || SELESAI
Teen Fiction[AWAS NGAKAK!!] [DISARANKAN TERLEBIH DAHULU MEMFOLLOW AKUN INI SEBELUM MEMBACA!] Berawal diciduk dosen mengagumi K-POP di kelas, Aya akhirnya mendapat hukuman menjadi asisten dosen selama satu semester. Siapa sangka yang awalnya cuma asisten dosen m...