Chapter 11

25.3K 1.9K 84
                                    

Milan, Italia.

Pukul 14.02

Seseorang dengan postur tegap yang tubuhnya dibalut jaz mahal buatan disainer terkenal berdiri menghadap kearah kaca yang disuguhkan pemandangan kota di Milan di siang hari.

Tok
Tok
Tok

"Masuk"

Reggie, Seseorang ajudan dengan tubuh kekar yang dibalut jaz rapi serba hitam itu masuk dan ke ruangan setelah di persihlahkan oleh si bos

"Tuan ini berkas yang di kirim dari Indonesia" ujar Reggie

"Letakkan di atas meja"

"Keluar" usirnya

Bahkan setelah bekerja selama 15 tahun Reggie masih kesal dengan sikap tuannya. Sangat sangat tidak ramah.

"Keluar Reggie" tekan nya

Setelah di rasa Reggie sudah keluar dari ruangannya, orang itu berbalik dengan pandangan yang tertuju ke arah map hitam yang berada di atas mejanya.

"Akhirnya"

Ketukan sepatu pantofel itu menggema di ruangan sepi yang hanya ada dirinya sendiri. Duduk dengan angkuh di kursi kebesaran miliknya.

Pria itu membuka map dan membaca berkas yang ada di dalamnya. Setelah membaca habis senyum iblis tercetak di bibir tipisnya.

"Ah, sudah lama sekali aku tidak bertamu ke mansion Sebasta" ujarnya sembari memandangi foto seorang anak yang dikirim bersamaan dengan berkas itu.

"Apa mereka masih mengingatku?"

"Tunggu aku Lucifer, sahabatmu ini akan datang lagi dan menjadi karma nyata untukmu" ujarnya dengan mengebu-gebu

"Aku..Augusta Alexandria bersumpah untuk itu" ucapnya sungguh sungguh

"Anak yang lucu...Gemaliel" serunya di akhiri senyum iblisnya.

___

Liel sekarang tengah berbaring di antara Lucifer dan Alea. Dia menatap Lucifer yang sedari tadi menatap dirinya.

Liel tersenyum lucu saat Lucifer mengecup kilat pipinya. Liel tidak bisa menghilangkan senyumnya karna keputusan Lucifer tadi.

Iya! Lucifer mengizinkan Liel untuk bersekolah di sekolah yang sama dengan kakak dan abangnya. Ah, Liel sangat senang! Sudah di pastikan dia akan mimpi indah malam ini.

Selama hidup bersama orang tua kandungnya Liel tidak diperbolehkan untuk sekolah umum, Liel homeschooling.

"Apa hanya karna sekolah anak mommy bisa sesenang ini?" Cetus Alea setelah puas memperhatikan wajah ceria si bayi.

"Hu'um! Liel sangat senang. Dulu Liel hanya boleh sekolah di rumah" ujarnya

Sebenarnya Alea masih belum bisa menerima untuk membiarkan Liel bersekolah umum. Tapi setelah melihat senyum bahagia sang anak dia jadi tidak tega untuk melarang. Lagi pula dia tau pasti para lelaki di mansion ini tidak akan mengizinkan Liel untuk bersekolah dengan mudahnya. Pasti mereka punya niat lain.

"Sekarang tutup matanya dan tidur, besok kita akan berbelanja untuk keperluan sekolah baby Liel" ucap Alea mengelus lembut pipi gembil itu.

"Jadi kapan Liel akan bersekolah?" Tanya Liel antusias

"Minggu depan, karna mommy dan daddy ingin menghabiskan waktu bersama baby Liel" ujar Lucifer

"Liel kan tidak pergi jauh, masih pulang ke sini setelah pulang sekolah nanti, jadi kita punya banyak waktu untuk bersama daddy" balas Liel

"Pasti nanti baby nya daddy ini akan kelelahan setelah setengah hari bersekolah" Lucifer memeluk erat tubuh mungil Liel.

Alea juga ikut memeluk Liel saat melihat suaminya memeluk si bayi. Pemandangan keluarga yang bahagia.

"Besok kita akan kembali ke rumah kita sendiri" ucap Alex sembari menatap sang istri yang sekarang duduk di atas ranjang.

Sebenarnya Alex dan Lenny itu tinggal di daerah pegunungan, mereka punya rumah sederhana yang mereka tinggali di daerah itu.

Itu adalah keinginan Lenny, katanya dia mau saat masa tua tinggal di daerah pegunungan. Udara di sana masih segar dan asri, jauh dari kota dan bebas dari polusi kendaraan. Lenny ingin hidup damai di masa tuanya.

Tapi jangan pikir karna tinggal jauh dari kota mereka tidak membawa bodyguard bersama mereka. Alex takut jika dia tidak bisa melawan musuh yang tiba tiba datang, dia kan sudah tua tidak sekuat dulu lagi tenaganya.

"Tapi aku masih mau bersama cucuku" ucap Lenny

"Lagi pula anak Axel, Lucifer dan Bram itu baru datang. Aku mau masih mau melepas rindu"

"Aku juga tidak mau berjauhan dengan baby Liel" tolak Lenny halus

"Tapi kita sudah terlalu lama disini" ujar Alex

"Kamu tidak kasihan dengan tanaman dan kebun kita?" Tanya Alex

Mereka berkebun juga di sana, masa tua yang indah bukan?.

"Ada banyak orang yang menjaga rumah kita, tidak mungkin mereka akan membiarkan tumbuhan milik tuannya tidak terawat" balas Lenny

"Ck! Keras kepala"

"Sebelum berbicara berkacalah lebih dulu tuan Alex terhormat" ucap Lenny sewot

Baru saja Alex hendak menjawab tapi sudah di hentikan oleh ucapan Lenny.

"Jangan memaksaku atau aku tidak akan pulang bersamamu" ancam Lenny dan itu berhasil membuat Alex diam.

"Ah! Sekarang waktunya tidur" ujar Lenny sambil merapikan bantalnya

"Loh, kenapa masih diam di sana? Mau tidur tidak?" Tanya Lenny

Alex yang mendengar nada ucapan Lenny yang tidak bersahabat dengan cepat berdiri dari duduknya dan langsung berbaring di samping sang istri.

"Jangan marah marah sayang" ucap Alex pelan

"Sayang-sayang kepalamu!" Sewot Lenny

"Capat matikan lampu, besok pagi aku akan mengantar cucu ku untuk belanja keperluan sekolahnya" ketus Lenny

"Iya nyonya" balas Alex sekenanya.

Seseorang berjalan mengandap ngendap seperti maling, berjalan ke arah kamar Lucifer dan memutar pelan knop pintu.

Dan ya pintu terbuka.

Mungkin Lucifer atau Alea lupa mengunci pintu.

Orang itu membuka sedikit lalu mengintip ke dalam dan mendapati keluarga bahagia itu sedang tidur.

"Hidup kalian terlalu bahagia"

"Akan aku ambil sedikit kebahagian kalian!"

Orang itu mengambil ponselnya lalu,

Cekrek!

Memotret Lulifer, Alea dan Liel yang sedang tidur.



Maap yaa up nya lama. Aku yang kelas 10  masih di sibukkan sama tugas tugas sekolah. Susah banget buat atur waktunya, belum ekskul sama kerkom jadi ga punya banyak waktu buat ngetik.

Kalo ga nyambung maap maap aja nih, aku baru selese ngetik dan langsung up tanpa baca ulang.

Tbc!

Jangan lupa vote dan komen!

See u next chapter!

Bubay👁💋👁

GEMALIEL - [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang