PAGI hari yang cerah untuk mengakhiri semester ganjil di SMA Negeri 3. Semua murid berbaris teratur di lapangan dalam kelompok kelas masing-masing. Suasana sedang riuh oleh gemuruh tepuk tangan saat Kepala Sekolah menyebutkan nama murid berprestasi semester ini. Diketahui Juara 3 umum untuk angkatan 11 berasal dari kelas 11 IPA 3.
Namun posisi itu bisa didapat siapa saja. Selalu berganti setiap tahunnya. Justru saat-saat yang paling mendebarkan adalah ketika mengetahui siapa yang mendapat Juara 2.
Percayalah, kami semua menantikan ini. Dan sebentar lagi akan disebutkan.
"Rita Chairina, dari 11 IPA 1..."
Aku terkaget mendengar jeritan anak-anak perempuan di dalam barisanku. Oke, kelasku 11 IPA 1, yang baru disebutkan Kepala Sekolah, namun namaku bukan Rita. Aku Lea, si murid transparan. Dan kelas kami baru saja mendapat kebanggan karena Rita berhasil meraih posisi Juara 2 umum.
"... dipersilakan maju ke depan." lanjut Kepala Sekolah.
Kami semua bertepuk tangan, mengiringi langkah gadis itu. Aku ikut menyumbangkan beberapa tepukan tangan. Bagaimanapun, ia yang terbaik.
Setelah Rita bergabung dengan si Juara 3, kami tidak lagi berdebar untuk menantikan nama siapa yang selanjutnya akan disebutkan Kepala Sekolah. Karena kami semua sudah tahu, bahkan sudah yakin kalau... lihat saja.
"Baiklah, siapa ya kira-kira yang akan menempati Juara 1? Semua pada deg-degan?" tanya Kepala Sekolah.
Sorak sorai terdengar dari kelas 11 IPS 4, yang dengan serempak meneriakkan satu nama. Sementara mereka berteriak tak sabar, murid-murid lain ikut tersenyum malu-malu melihat pemuda di barisan 11 IPS 4 tersebut.
Yah, dia memang menonjol karena cukup tinggi. Rambutnya klimis. Kulit jidatnya putih. Matanya tajam. Hidung mancung. Dan poin dari keseluruhan itu adalah dia ganteng.
Oh, yang benar saja. Bagaimana sang juara bertahan itu tetap memasang muka datar ketika ia menjadi bahan pembicaraan satu sekolah?
"Nilai yang hampir mendekati sempurna. Dengan angka rata-rata 9,5. Tetaplah menjadi bintang di SMA ini, Adam Adrian! Selamat, sang Juara!"
Setelah Kepala Sekolah berseru, tepuk tangan membahana di seluruh penjuru lapangan. Bahkan sebelum dipersilakan maju ke depan, si Adam Adrian itu melenggang dengan gayanya yang santun dan mantap. Senyum kecil menghiasi bibir tipisnya. Bukan menunjukkan bahwa ia senang, namun terkesan hanya sebagai formalitas.
Well, siapapun pasti bosan jika terus-terusan berada di posisi yang sama setiap semester bukan? Dan aku tidak peduli. Aku bahkan tidak ingat dengan wajahnya. Terlebih lagi, aku tidak tahu siapa nama si Juara 3 umum semester ini. Kesimpulan yang kudapat dari hari ini, adalah Rita yang berhasil mengharumkan nama kelas kami. Lalu kami akan libur panjang.
****
A/N: Nah, ini dia cerita pertamaku yang menggunakan bahasa tidak baku;)
Here we go~~
KAMU SEDANG MEMBACA
OLIMPIADE SMA
Teen Fiction#Drama #Teenlit #(Kinda)Romance •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Krystal Lea kaget bukan main saat seorang Guru paling menakutkan di sekolah itu memilihnya sebagai peserta Olimpiade. Padahal ia menduduki rangking 13 di...