#3# Notifikasi

9 2 0
                                    

Nadhira POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nadhira POV

Malam hari ini lumayan terasa dingin, aku kini sedang menyelesaikan tugas sekolah ku, apalagi kalau bukan tugas kelompok dan makalah. Menurut ku semua sekolah sama aja, selalu dibebankan dengan tugas yang banyak. Aku sebenarnya bukan membenci tugas, tapi kalau banyaknya melebihi luas lautan pasti akan membuat rasa rajin ku lenyap dalam seketika.

Rencananya aku akan keluar untuk membeli makanan untuk malam ini karena ibu tidak masak hari ini, ayah sedang sakit.
Aku berencana membeli nasi goreng dan bandrek di depan komplek rumahku.

"Ra.. katanya ayahmu nasi goreng nya diganti mie aceh kuah saja" ucap ibu yang memberi tahu ku sebelum aku keluar rumah.

"Oke Bu, ngga ada yang lain kan?" Tanya ku memastikan

"Tidak ra, itu aja" jawab ibu singkat dan menuju dapur

Aku keluar rumah dengan setelan sederhana yaitu celana tidur dengan sweater dan jilbab instan milikku. Sebenarnya baju seperti ini lah yang nyaman bagiku, aku tidak terlalu suka baju yang menonjol dengan kemewahan, kesan sederhana juga bisa memberi terkesan elegan.

Aku juga suka sekali dengan pedas dan minuman apapun yang dingin, bagaimana dengan kalian?

Udara yang dingin ini sangat membuat bulu kuduk ku sedikit berdiri. Aku sedang menunggu Abang penjual nasi goreng yang sedang berjualan ini. Wangi nya sangat sangat membuat perutku bergumal untuk menyantapnya. Wangi bandrek yang ku pegang juga menusuk masuk ke Indra penciuman ku.

Karena sudah selesai dengan tujuan aku keluar rumah, saatnya aku menuju rumah untuk menyantap makanan yang aku bawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena sudah selesai dengan tujuan aku keluar rumah, saatnya aku menuju rumah untuk menyantap makanan yang aku bawa.

"Assalamualaikum" ucap ku saat memasuki rumah

"Waalaikumsalam" sahut ibu

"Ayah udah enakan Bu?" Tanya ku sebenarnya menghawatirkan keadaan ayah

"Sudah lumayan Ra" jawab ibu

Karena khawatir aku bergegas menuju kamar ayah, untuk memastikan keadaannya saat ini. Anak mana yang tidak khawatir tentang orang tuanya, aku bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana hidup ku tanpa mereka.

"Ayah kenapa sih masih bandel, obatnya harus diminum, ini kenapa masih dimeja gini? Kan Dira udah bilang ngga boleh Cape-cape kerjanya" ucap ku yang terus mengomel kepada ayahku.

"Ayah gapapa Ra" ucapnya seperti itu, padahal aku sudah mengomel cukup panjang.

"Ayah itu harus sehat terus, kan mau lihat Dira sukses, Dira ngga mau ya ayah kayak gini lagi, Dira khawatir ya" ucap ku yang menurunkan nada suaru ku lebih rendah, tetapi kata-katanya masih panjang

"Iya ra" ucapnya padaku, sembari mengajakku mendekat ke arahnya. Ternyata ayah mencium kening dan kedua pipi ku. Apalagi yang bisa ku lakukan selain menangis pada sikapnya saat ini, aku tersentuh setiap dia mencium pipi dan kening ku. Ayah mengusap tiap air mata aku yang mengalir dengan lembut.

"Bagaimana sekolah mu, Ra?" Tanya ayah

"Alhamdulillah, lancar ya" jawab ku

"Sholat nya jangan lupa" peringatnya diikuti dengan anggukan kepala ku padanya.

Ting

Notifikasi
Ragana: Dania rekomendasi buku buat gue SBMPTN

Notifikasi dari ponsel di kantung sweater ku menyadarkan diri ku pada percakapan yang sudah larut ini dengan ayah.


Notifikasi dari ponsel di kantung sweater ku menyadarkan diri ku pada percakapan yang sudah larut ini dengan ayah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Happy reading 💗
Jangan lupa vote dan coment ⭐🤩

Dilarang copy paste!!!!

 Introvert LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang