Bab 6.

11.3K 678 7
                                    

Utamakan Follow, vote, and komen sebelum dan sesudah membaca.

Tolong Share cerita ini ke media sosial mana pun, terutama Tiktok.

Happy reading..

"Selamat pagi, Bu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Selamat pagi, Bu.." Zee mengangguk ramah pada pegawai yang berpapasan dengannya.

"Mita, saya mau File untuk meeting dengan Logo segera yah? Saya harus pelajari itu sebelum bertemu dengan mereka siang ini." Pesannya pada Asisten pribadinya.

"Siap Bu.." Ia meraih Tab berlogo apel di gigit miliknya mengirim File tersebut ke Email Bu bosnya sesuai pesan sang Bos.

Bunyi notifikasi pertanda ada pesan masuk dari salah satu Aplikasi Chating mengalihkan perhatiannya. Ia meraih benda itu lalu memeriksanya segera saat mendapati Bosnya lah yang mengirim pesan.

"Mita, beri tahu pihak Logo Kita akan bertemu mereka setelah makan siang."

Mita menghela nafas murung. Bosnya selalu bekerja sangat keras padahal sudah kaya sementara dirinya terus saja mengeluh belum kaya padahal juga bekerja sangat keras. Kadang nasib orang memang berbeda.

Ia tepis pikiran bodoh barusan kemudian menghubungi pihak Logo untuk memberitahukan waktu pertemuan mereka siang ini.

Zee memeriksa poin-poin penting dalam File kerja sama antara Gradasi dan Logo yang akan di sepakati nanti siang. Tidak ada masalah dalam setiap permintaan yang di ajukan pihak Logo sebenarnya tetapi satu hal yang menganggu pikirannya. Apakah pasangan yang akan menyewa Gradasi Resort adalah orang yang dia kenal ataukah hanya kesamaan nama saja?

Tok!

Tok!

Tok!

Kepala Zee terangkat ketika ketukan pintu terdengar? Kepala Mita menyembul di celah pintu yang di buka tidak sepenuhnya.

"Bu, ada yang nyari ibu.."

"Sudah buat janji?" Mita meringis, menggeleng pelan.

"Belum sih, tapi dia bersikeras mau ketemu ibu.. saya sudah bilang ibu sibuk tapi katanya beliau kerabat ibu."

Kerabat? Siapa? Tidak mungkin Damian karena seluruh orang kantor sudah mengenalnya. Tidak ingin menerka-nerka Zee berdiri dari kursinya.

"Suruh tunggu saya di depan.."

"Baik,"

Mita kembali ke depan menemui tamu asing yang ingin menemui bosnya. Mita sempat terpesona dengan ketampanan pria bule di depannya. Tinggi, tegap, wajah menawan sempurna. Mita bahkan ketar ketir di tatap si mas Bule yang sayangnya belum ia tahu namanya.

"Please have a seat sir, my boss will meet you in a moment. What do you want to drink?" Tanyanya dengan bahasa Inggris yang fasih.

"Coffee, please.." Sahutnya dengan suara berat yang seksi.

The Lost Love (END) Pindah Di KaryakarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang