By EPPU
Beginning
Fantasia Akademi merupakan tempat netral yang memiliki kekuasaan setara dengan kerajaan serta bangsa dari negeri feodal lainnya. Tidak ada yang berani mengusik wilayah teritorial akademi itu, bahkan rumor mengatakan akademi sudah memiliki hak otonom sendiri. Hal yang membuat akademi itu ditakuti ialah pemimpinnya yang telah berusia ribuan tahu, konon dia hidup abadi bahkan semenjak world war pertama ketika ragnarok itu terjadi.
Sebagai wilayah bebas tanpa adanya pengakuan dari pihak manapun, akademi ini menerima beragam murid dari berbagai bangsa. Manusia, Elf, Humanoid, hingga malaikat atau iblis. Siapa saja yang memasuki akademi tidak memiliki wewenang atas status kebangsawanan ataupun kasta lainnya, semua akan dianggap setara.
Satu-satunya akademi tertua di benua Asgardia, Akademi ini telah menorehkan banyak prestasi hingga tercatat dalam sejarah Benua. Setiap orang bermimpi untuk bisa memasuki Sekolah paling bergengsi itu. Namun, tidak sembarang orang mampu terdaftar dengan mudah. Seleksi antar calon murid yang berbanding 1:1000, belum lagi kemampuan serta bakat dan sihir yang dimiliki bergitu beragam. Sebagian sudah menyerah dan menggantung harapannya begitu berjumpa murid berbakat lain. Tidak peduli dia bangsawan atau bukan, bila tidak memenuhi kriteria jangan bermimpi agar diterima.
***
Hiruk pikuk keramaian memenuhi papan pengumuman sebuah akademi. Ribuan orang berkerumun memastikan apakah nama mereka tertera di daftar penerimaan. Asal usul mereka beragam dari berbagai ras, suku, dan bangsa di penjuru Benua Asgardia.
“Sial namaku tidak tertera!”
“Hore aku diterima! Akhirnya mimpiku terwujud bisa masuk di akademi ini.”
“Gagal lagi, huh! Sudah sepuluh kali aku mencoba. Lebih baik aku menjadi pedagang loot, daripada mencoba berulang kali.”
Beragam perasaan terpancarkan dari gerombolan itu setelah melihat hasil ujian mereka. Haru, kecewa, penyesalan hingga rasa syukur tercurahkan di raut wajah mereka.
“Tahun ini seleksinya lebih sulit dari tahun lalu. Tidak heran jika sedikit yang diterima.” seorang Elf berkomentar dari atas pohon, ia mengamati keramain di bawah nya.
“Anda benar yang mulia, Shin. Akan tetapi, terlihat banyak murid berbakat yang diterima.” gadis Elf di bawahnya turut bersuara, mengemukakan pendapatnya.
Hembusan angin menerpa hingga menerbangkan dedaunan dan debu, di atas kerumunan itu muncul cahaya terang. Muncul sebuah bola melayang dengan mata besar di tengahnya.
“Sepertinya sudah dimulai.” ujar penguasa Wilayah Elf yang dipanggil Shin begitu merasakan energi sihir.
“Selamat datang di Fantasia Akademi, saya ucapkan selamat bagi kalian yang berhasil lolos … Akan diadakan penyambutan dari kepala sekolah setelah bel ke 4, bagi yang lolos di mohon segera mempersiapkan diri.”
Zzzt.… “Permisi, daku mau menyampaikan pesan dari kepala sekolah. Sebelum upacara penyambutan kalian perlu memainkan sebuah permainan, khukhukhu.”
Tiba-tiba saja siaran diganti, seorang pria feminin terdengar mengumumkan sebuah pengumuman. Sebenarnya ini hanya ide usil yang dia buat untuk mengisi waktu luang, tentunya atas izin dari pemilik akademi.
“Permainannya mudah, kalian hanya perlu mencapai Aula sebelum waktu yang ditentukan. Bermainlah dengan sungguh-sungguh agar daku terhibur.”
“Permainan dimulai.”
Bola itu menyala merah muda, lalu segera menyebarkan energi ke seluruh murid baru. Seketika tempat itu menjadi sunyi, hanya tersisa beberapa murid yang tidak diterima. “Semoga beruntung. Khukhukhu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Storia de Terra Fantasia
Fantasy"Cintaku mungkin untukmu, tapi cintamu bukan untukku. Tidak masalah asal kau bahagia. Karena cinta itu ada tidak untuk dipaksakan." ----- "Terputus oleh mimpi tak terbatas ...." "Ilusi dan kebohongan kemudian bertanya, apa sebenarnya arti dari reali...