1

416 31 8
                                    

"Aku punya voucher karaoke. 2 jam hanya perlu bayar setengah harga!" Siswi berambut pendek tadi menunjukkan voucher di tangan kanannya dengan antusias. "Bagaimana kalau pulang sekolah nanti kita karaoke bersama?" Tanyanya menatap keempat temannya.

"Maaf, aku tidak bisa kalau hari ini. Aku mau latihan voli."

Siswa dengan tindik di telinga kirinya menepuk pundak si oranye dengan keras. "Sekali-kali bolos latihan juga tidak apa-apa, Hinata!"

"Ittai—" Hinata meringis, tenaga temannya ini tidak main-main. "Tidak bisa. Masa baru awal masuk sudah bolos latihan, kau ingin aku dikeluarkan dari ekskul voli?"

"Haa?? Memangnya kalau sekali bolos langsung dikeluarkan? Kau berlebihan."

"Kalian tidak akan bisa memaksa Hinata untuk bolos latihan. Kalian sendiri tahu kan kalau dia itu tergila-gila dengan voli?" Jelas Yachi —gadis berambut pendek— diselingi tawa.

Kedua temannya yang lain ikut tertawa melihat ekspresi Hinata yang terlihat tidak terima. Tapi mau menolak juga tidak bisa, karena pada kenyataannya dia memang sudah mendedikasikan hidupnya untuk voli.

"Aku tidak akan kaget kalau suatu hari ia menikah dengan bola voli."

"Yak! Aku masih suka perempuan, baka!" Dengan buku yang digulung, ia memukul kepala temannya yang lebih tinggi dengan keras. "Aku ingin ke kantin saja!" Ucapnya lagi kemudian berdiri.

Karena berdiri sambil menggebrak meja, Hinata tidak sadar kalau ia menyenggol handphone miliknya hingga jatuh. Jatuh tepat di depan kaki jenjang teman sekelasnya.

"Hinata." Bukan hanya Hinata yang menatap ke arah suara, tapi ketiga temannya tadi juga ikut menatap ke sumber suara.

Siswa berambut raven tadi mendekat ke arah Hinata yang sudah berada di depan pintu. "Handphone-mu terjatuh."

Tangan putihnya menjulurkan handphone dengan case kuning bergambar anak ayam. Hinata sempat loading, tapi akhirnya ia sadar kalau itu memang handphone miliknya.

"Ariga—"

Tanpa berkata apa-apa lagi, ia segera melalui Hinata dengan ekspresi dinginnya setelah si oranye mengambil handphone miliknya.

"—tou." Hinata bahkan tidak sempat mengucapkan terimakasih.

Kyoji —siswa bertindik— mendekati Hinata, "Bukankah itu tadi Kageyama?"

"Hhh kenapa dia selalu terlihat muram begitu?"

"Menurutku dia terlalu suram. Aku jadi takut mengajaknya bicara."

Hinata masih diam di depan pintu, menatap punggung si raven dengan lekat.

"Sebenarnya ia tidak seseram yang kalian bayangkan."

"—mungkin." Sambung Hinata dalam hatinya.

"Haa?" Reflek ketiganya berbarengan.

"Aku satu klub dengannya, ingat?" Pernyataan Hinata sama sekali tidak menjawab pertanyaan mereka bertiga.

[•]

Seperti hari-hari biasanya, setelah jam pelajaran selesai, Kageyama akan pergi latihan voli dengan yang lainnya. Karena ia masih murid baru, maka latihan mereka dari kemarin hanya diisi dengan perkenalan dan latihan ringan saja. Kata Daichi —ketua voli mereka— itu dilakukan untuk mengakrabkan siswa baru dengan para senior.

Tapi, tentu saja semuanya tidak bisa langsung akrab dengan yang lain. Pasti ada beberapa orang yang kesusahan untuk bergaul, contohnya Kageyama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Shut up! [ Oikawa × Kageyama ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang