Huni pulang dalam keadaan babak belur, jika saja tidak ada Kura beserta dengan pegawai dicafe itu mungkin wajah Huni lebih parah dari ini.
Huni mengendarai motornya dengan pelan, sambil melamun sambil menyisiri jalan raya yang ramai oleh kendaraan; terlebih lagi ini waktunya jam pulang sekolah.
Huni tak lanjut masuk kelas sore ini, ia memilih untuk keluar dari kampus. Ia tak ingin melihat muka Jay disekitaran kampus, tapi dirinya juga tidak ingin pulang. Karena dirumah ada Karina, apalagi dirinya baru saja bertengkar hebat dengan Yongi.
Pertengakarannya dengan Yongi tadi, Huni merasa sedang mengalami dejavu. Pasalnya setiap apa yang Yongi bahkan dirinya ucapkan, kurang lebih sama dengan mimpi buruknya waktu itu. Kenapa? Kenapa mimpi itu harus menjadi nyata?.
Tak terasa air mata Huni pun kembali menetes, bahkan air mata itu juga sampai memburamkan kaca helmnya. Huni sedih melihat Yongi menangis karenanya, Huni akui ia menyesal, namun dia sama menyesalnya jika melihat Karina tak bernyawa sekarang sebab ia mengabaikan pesannya.
Haruskah Huni berkorban untuk itu?
Haruskah ia sejauh ini menyangkutkan Karina dalam hidupnya, meskioun itu dapat merusak hubungannya?Entahlah Huni bingung...
Jika dipikir-pikir tak ada yang salah dengan perbuatannya, sekalipun ia berbohong; semua itu demi kebaikan.Huni yang menyetir tak tentu arah itu akhirnya berhenti, ia berhenti tepat di depan tukang jualan es degan atau kelapa muda. Marah dan sakit hati rupanya membuatnya haus.
Huni melepas helmnya, ia menyempatkan diri untuk menyeka air matanya dulu sebelum akhirnya turun.
"Pak es degannya satu" ujar Huni yang kemudian duduk di kursi yang tersedia tepat dibelakang gerobak si penjual.
"Silahkan mas ganteng" bapak penjualnya terlihat ramah dan pekerja keras. Huni pun membalasnya dengan senyuman lebar, meskipun hatinya tengah terluka.
Huni menyendok potongan buah kelapa yang masih muda, lalu lanjut menyeruput air kelapa yang segar. Huni suka yang original, tanpa susu atau toping lainnya.
Tapi melihat ini tiba-tiba ia teringat Karina, ia ingat kalau ini salah satu minuman kesukaannya. Huni tersenyum pahit, kenapa disaat seperti ini dia malah mengingat Karina. Bukankah harusnya ia sibuk memikirkan Yongi, kekasih tercintanya. Alih-alih Karina yang secara tidak langsung menjadi penyebab pertengkaran antara Huni dan Yongi.
Huni menghela napas pendek, ia bingung. Jika saja ia tak berbohong, apa mungkin Yongi tidak semarah ini. Atau bisa saja Yongi tetap melarangnya dan Karina...
Em Huni bingung, ia akui dirinya salah telah berbohong dan tak memberikan ksempatan kepada Yongi untuk mengetahui semuanya. Kalau saja dia jujur, mungkin saja Yongi memberikannya izin. Kenapa tak terbesit dalam pikirannya, Yongi kan orang baik; masak dia bakal sejahat itu ketika tahu Karina butuh bantuan.
Tapi...
Huni lebih memilih berbohong alih-alih mempertimbangkan untuk bicara dengan Yongi terlebih dahulu.Tapi...
Ya sudahlah, nasi sudah jadi bubur dan yang penting Huni telah berhasil menyelamatkan nyawa temannya. Perihal Yongi semoga masih bisa diatasi, daripada ia harus menyesal dan membawa rasa bersalahnya sepanjang ia hidup saat tahh Karina sudah pergi."Pak bungkus satu" kata Huni, yang akhirnya membelikan untuk Karina juga.
Meski ia tadi sempat mengumpat karena ulah Karina, dimana dia sendiri bilang kalau Huni tak boleh memberitahu Yongi, tapi dirinya sendiri yang malah membuka semuanya. Meski sekesal itu pada Karina, tapi Huni bisa apa? Marah padanya pun tak merubah keadaan, tak akan membuat Yongi baik-baik saja seperti semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
3. SO, LET'S LOVE [Sunghoon x Wonyoung] END 💨
FanficBAGIAN KETIGA "CHEAT ON ME, THAT'S WORTH IT" LDR ITU KUNCINYA KOMUNIKASI, KEJUJURAN, KETERBUKAAN, DAN....? Genre: Teenfiction, love, romance, humor, family Start:21 Feb 22 Finish:16 Mar 22 Highest Ranking 💚 izoneff 💚 enhypensunghoon 💚 teenager 💚...