Arsa terbangun dengan kepalanya yang terasa
berat, tubuhnya seperti mati rasa."Arsa masih di sini" lenguhnya saat menyadari dirinya masih berada di kamar mandi karna semalam ayahnya mabuk lagi dan berakhir memukulinya
Tangannya meraba dinding kamar mandi untuk merangkak menuju kamarnya
"Jam sepuluh, Arsa bolos dong" Keluh Arsa saat melihat jam di dinding kamar
"Tapi gapapa, jadi bisa kerja lebih lama" semangatnya kembali tergugah mengingat kerjaannya
Sepuluh menit Arsa bersiap, dan sekarang ia telah siap dengan pakaian santainya untuk bekerja.
Sejak kepergian sang Bunda, Arsa harus bisa menghidupi dirinya sendiri dan memberikan ayahnya uang agar tidak memukulnya terus.
Arsa bahkan tidak lagi bermain seperti anak lain seusianya, yang Arsa pikirkan dan selalu jadi prinsipnya adalah 'Arsa harus buat bunda bangga di sana, Arsa harus rajin belajar dan jadi anak soleh, Arsa harus sukses, Arsa tidak boleh terlalu sering mengeluh, Arsa tidak boleh menjadi seperti Ayah, Arsa tidak boleh jadi pengecut'
Arsa turun ke bawah mendapati ayahnya yang tengah memakan mie instan di meja makan, segera Arsa menghampiri ayahnya lalu duduk di samping
"Ayah" Arsa memeluk Dipta dari samping, ayahnya tidak membalas, tidak juga menolak, hanya diam melanjutkan makannya
"Arsa berangkat kerja dulu ya, Assalamualaikum" setelah mencium tangan ayahnya, Arsa berlari menuju samping rumahnya untuk mengambil sepeda
Dipta memperhatikan punggung sempit Arsa yang perlahan menjauh dari pandangannya
"Maafin ayah, Arsa"
🥀🥀🥀
Tring...
Terlihat sosok pemuda manis tengah berjalan ke arah meja kasir
Hanbin selaku pemilik toko menghampirinya
"Sa, tumben jam segini udah nyampe" tanya Hanbin saat Arsa mulai memakai apronnya
"Arsa bangun kesiangan, gak mungkin kan sekolah jam sepuluh, Arsa kerja aja deh" jawab Arsa masih dengan senyumannya
Hanbin tersenyum "lain kali jangan begadang" tegurnya
Arsa mengangguk "siap bos"
"Ohh iya Sa, nanti barang barang di cek lagi ya, kalo ada yang udah mau abis di catet aja terus kasih ke Fadli" titah Hanbin
Arsa mengangguk faham lalu segera mengerjakan tugasnya
Hanbin memperhatikan Arsa yang sedang bekerja, sesekali mengajaknya bicara menghilangkan gabut.
"Sa, udah sempet sarapan dulu" tanya Hanbin
"Udah tadi Arsa sarapan dulu sama Ayah" Jawab Arsa
Hanbin mengangguk "ayah juga kesiangan?" Tanya Hanbin lagi
Arsa terdiam sejenak lalu mengangguk "semalem Ayah bantuin Arsa ngejahit seragam sekolah"
"Seragam Arsa robek"
Arsa menggeleng "udah ayah benerin semalem"
Hanbin mengangguk paham
"Titip toko sebentar ya Sa, gua ke depan dulu" Arsa mengiyakan saja lanjut mencatat di buku note kecilnya
Selesai dengan kerjaannya, Arsa menghitung barang yang harus dibeli, tidak terlalu banyak fikirnya. Tinggal menunggu Fadli, temen kerja Arsa, tapi datangnya pasti setelag Fadli selesai sekolah.
Arsa yang gabut karna belum ada pelanggan memilih memainkan ponselnya
Terdapat beberapa notif Chat dari teman temannya yang menanyakan kenapa tidak masuk sekolah.
Ohh iya, Arsa juga sudah punya pacar yang pastinya menerima Arsa apa adanya.
Arsa tersenyum "setidaknya masih ada yang sayang sama Arsa, meskipun bukan Ayah, tapi Arsa yakin, suatu saat ayah juga pasti sayang sama Arsa" gumamnya pelan.
Kim Sunoo as Arsa
Jaehee as Faujiah
Tbc
Semoga Suka
Jangan Lupa Vote dan Komen Sarannya ya😉